Jumat, 07 Desember 2018

MAKALAH STRATEGI BELAJAR MENGAJAR FISIKA “MODEL INDUKTIF”


MAKALAH STRATEGI BELAJAR MENGAJAR FISIKA
“MODEL INDUKTIF”


           Dosen Pengampu:  Dwi Agus Kurniawan, S.Pd, M.Pd.
Disusun Oleh:
1.      Erika Irianti                             (A1C317015)
2.      M. Arif Rahman Hakim          (A1C317071)
3.      Ana Ferawati                          (A1C317075)




PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2018


KATA PENGANTAR


Alhamdulillah, puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah Strategi Belajar Mengajar Fisika dengan judul “Model Induktif”. Sesuai dengan batas waktu yang telah ditentukan.
Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terimakasih kepada :
1.      Bapak Dwi Agus Kurniawan S.Pd., M.Pd. sebagai Dosen Pengampu Mata Kuliah Strategi Belajar Mengajar Fisika  atas segala bimbingan dan arahan selama penyusunan makalah ini.
2.      Rekan-rekan di kelas Fisika Reguler A 2017
3.       Serta semua pihak yang telah membantu dalam  menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu dengan segala kerendahan hati penulis menerima saran dan kritikan yang membangun demi memperbaiki makalah ini.
Harapan penulis semoga makalah ini dapat bermanfaat khusunya bagi mahasiswa yang membutuhkan, Aamiin.

                                                                                   Jambi, November 2018

                                                                                  
Penulis




DAFTAR ISI





BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Belajar adalah sesuatu kegiatan yang tidak terpisahkan dalam kehidupan manusia. Kegiatan belajar dapat mengembangkan pontensi-potensi yang dibawa sejak lahir.Komponen-komponen yang ada dalam kegiatan belajar mengajar adalah guru dan siswa.Seorang guru dituntut mempunyai pengetahuan, keterampilan dan sikap yang profesional dalam membelajarkan siswa-siswanya.Perkembangan sains saat ini telah melaju dengan pesat dan erat hubungannya dengan perkembangan teknologi.
Menurut (Sirait, 2017: 37), Proses pengajaran di kelas merupakan interaksi antara guru dengan siswa.Interaksi dalam kelas dapat terselenggara dengan baik jika siswa memahami materi yang disampaikan oleh guru. Proses belajar mengajar yang dilakukan di kelas selama ini seringkali satu arah dimana siswa hanya mendengarkan apa yang disampaikan guru. Siswa diharapkan lebih dilibatkan secara aktif untuk berinteraksi dengan guru atau antar siswa.
Menurut (Sulastri, 2014: 173), Fisika salah satu cabang IPA yang merupakan suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari fenomena dan gejala alam secara empiris, logis, sistematis dan rasional yang melibatkan proses dan sikap ilmiah. Ketika belajar fisika, siswa akan dikenalkan tentang produk fisika berupa materi, konsep, teori dan hukum-hukum fisika. Siswa juga akan diajarkan untuk bereksperimen di dalam dan di luar laboratorium sebagai proses ilmiah untuk memahami lebih mendalam berbagai pokok bahasan fisika.
Dalam proses kegiatan pembelajaran terdapat berbagai jenis strategi pembelajaran yang dapat digunakan oleh guru dan ada banyak metode pembelajaran yang dapat digunakan dalam proses belajar mengajar.Dalam memilih metode mengajar guru tidak boleh memilih secara sembarang.Metode yang digunakan haruslah metode yang direncanakan berdasarkan pertimbangan perbedaan induvidu diantara siswa.
Seorang guru dituntut mempunyai pengetahuan, keterampilan dan sikap yang propesional dalam memberikan pembelajaran terhadap siswa-siswanya yang digunakan dalam proses pembelajaran. Maka seharusnya seorang guru harus mampu menyesuaikan kondisi perkembangan yang telah ada saat ini dengan lebih mengembangkan sesuatu pembelajaran atau metode yang harus dilakukan ketika melakukan pembelajaran kepada siswanya .

1.2 Tujuan

Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut:
1.      Untuk mengetahui apa itumodel pembelajaran induktif.
2.      Untuk mengetahui fungsi dari model pembelajaran induktif
3.      Untuk mengetahui tahapan dan langkah langkah dari model pembelajaran induktif.
4.      Untuk mengetahui dampak instruksional dan pengiring model pembelajaran induktif.














 

 

BAB II

PEMBAHASAN


2.1 Kajian Pustaka

2.1.1 Pengertian Model Pembelajaran dalam Pembelajaran Fisika

Menurut (Ashar, 2011: 154-155), model merupakan komponen yang paling umum dari semua istilah yang lain  model mengajar merupakan suatu pola atau rencana yang dipakai guru dalam mengorganisasikan materi pelajaran, maupun kegiatan para siswa dan dapat dijadikan petunjuk bagaimana guru mengajar di depan kelas (seperti alur yang diikutinya).
Menurut (Hamid, 2011: 5-6), Model pembelajaran dijadikan sebagai kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dan sistemik dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.Model pembelajaran berfungsi sebagai pedoman guru dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas belajar dan mengajar (pembelajaran).Model pembelajaan sangat banyak jenisnya.
Model pembelajaran memiliki enam ciri khusus, yaitu: mempunyai
a.       Sintaks, sintaks diartikan sebagai tahapan-tahapan atau fase-fase kegiatan.
b.      Sistem sosial, sistem sosial diartikan sebagai struktur organisasi interaksi dalam pembelajaran.
c.       Prinsip-prinsip rekasi, prinsip-prinsip reaksi diartikan sebagai pola kegiatan guru dalam melihat dan memperlakukan peserta didik.
d.      Sistem pendukung, sistem pendukung diartikan sebgai segala sarana yang diperlukan untuk melaksanakan pembelajaran.
e.       Dampak instruksional, dampak instruksional atau dampak pembelajaran diartikan sebagai hasil belajar yang dicapai langsung oleh murid dalam pembelajaran yang ditulis dalam tujuan pembelajaran, serta
f.       Dampak pengiring, dampak pengiring (nurturrant effect) merupakan hasil belajar lainnya yang dicapai oleh peserta didik dalam pembelajaran sebagai akibat tercapainya suasana belajar yang kondusif yang dialami peserta didik.

2.1.2 Pengertian Model Pembelajaran Induktif

Menurut (Sulastri, 2014: 174) Model pembelajaran induktif merupakan model pembelajaran yang bertumpu pada pemprosesan informasi (information processing) melalui proses berfikir secara induktif (Joyce, 2009:104), Model pembelajaran induktif ini juga dapat dilaksanakan dengan bantuan media pembelajaran yang sesuai. Penggunaan media mempunyai arti yang cukup penting karena dalam kegiatan pemberian informasi, ketidak-jelasan bahan yang disampaikan dapat dibantu dengan menghadirkan media sebagai perantara. Kerumitan bahan yang akan disampaikan kepada peserta didik dapat disederhanakan dengan bantuan media. Media dapat mewakili apa yang kurang mampu guru ucapkan melalui kata-kata atau kalimat tertentu. Bahkan keabstrakan dapat dikonkretkan dengan kehadiran media.Salah satunya dengan menggunakan animasi macromedia flash.
According to (Zarekar, 2016: 254) inductive ways of learning are fortified by different kinds of our perception and this can be realized by our experiences. So, we think these experiences and inductive ways will be led by intelligence. This fact is also confirmed by Bodéüs in 2002, while speaking about Aristotle theories. In our context regarding the teaching/learning languages, the goal is to access the operation of the target language as an authentic possible way. Therefore, we are not dealing with the establishment of the universal laws; moreover, we do not share the idea that induction is always doubtful. In the apparently opposite approach, the deductive approach, validity or truth of the findings is preserved.
Menurut (Zarekar, 2016: 254) cara belajar induktif diperkaya oleh berbagai jenis persepsi kita dan ini dapat direalisasikan oleh pengalaman kita. Jadi, kami pikir pengalaman dan cara induktif ini akan dipimpin oleh intelijen. Fakta ini juga dikonfirmasi oleh Bodéüs  pada tahun 2002, ketika berbicara tentang teori-teori Aristoteles. Dalam konteks kami mengenai bahasa pengajaran/pembelajaran, tujuannya adalah untuk mengakses pengoperasian bahasa target sebagai cara yang otentik mungkin. Karena itu, kita tidak berurusan dengan pembentukan hukum universal; Selain itu, kami tidak berbagi gagasan bahwa induksi selalu diragukan.Dalam pendekatan yang tampaknya berlawanan, pendekatan deduktif, validitas atau kebenaran temuan dipertahankan.
Menurut (Warsiman, 2017: 25-27) Model induktif pada mulanya dicetuskan oleh seorang filsof Inggris yang bernama Prancuis Bacon 1561 (Sagala, 2003: 76).Ia mengatakan bahwa sistem berpikir yang dianggap paling baik adalah berpikir yang dilandasi oleh cara induktif, yaitu proses berfikir yang berlangsung dari permasalahan-permasalahan khusus ke permasalahan-permasalahan yang bersifat umum. Proses berfikir yang demikian menuntut agar suatu kesimpulan ditarik didasarkan adanya fakta-fakta yang konkret sebanyak-banyaknya. Semakin banyak fakta yang terkumpul akan semakin mendukung suatu kesimpulan yang akurat.
Menurut Bruce Marsha dan Emily dalam jurnal Supriyatin (2017:140) Model induktif kata bergambar (Picture-Word-Inductive Model) adalah salah satu pengajaran yang berurusan dengan upaya pengembangan kosa kata, yang meliputi bagaimana menyimpan kata-kata dan bagaimana memindahkan kata-kata tersebut kedalam memori jangka panjang. Model Induktif kata bergambar (Picture-Word-Inductive Model) membantu pelajar membangun jembatan penghubung antara pengetahuan lama dan pengetahuan baru dengan mengidentifikasi untuk pertama kali apa yang mereka lihat pada gambar. Yang mengaktifkan skema yang ada (pengetahuan lama) dan dengan menambahkan kata pada chat atau bank kata sebagai tambahan pelajar berperan dalam berpikir secara induktif  dan meninjau bagan kata bergambar, meraka menjembatani pengetahuan yang dihadapi sebelumnya dan yang akan datang.
According to Hamidun,dkk,(2014:124), Inductive teaching is an instructional method which imposes the students to be an active student in their learning process as they are encouraged to organise and classify the subject knowledge or data to form the concepts according to their level of understanding. Prince and Felder (2006,02) Point out that inductive teaching method impose more responsibility on students on their own learning by fitting new information into existing cognitive structures and has connections to what they already know and believe. Inductive teaching concept is completely different with deductive teaching where deductive method underlies the concepts of instructor lectures based on the theories and principle and students apply them in the tasks being assigned. Meanwhile, inductive teaching requires the students undergo the learningmprocess and take responsibility for their own understanding which is very effective for them to learn on how to construct new knowledge. The students need to collect the information, analyse it closely and organise it into the concepts. If this method is implemented regularly in the classroom, it will develop and challenge the students’ abilities in generating new concepts efficiently. It has been highlighted by Department for Education and Skills (2004:7) that this model nurtures thinking skills and allows the students of all abilities to process theinformation at their disposal effectively. Furthermore, one of the facets in the inductive teaching model is the critical thinking skill.
Terjemahan:
Menurut Hamidun dkk, (2014:124) Pengajaran induktif adalah metode instruksional yang membebankan siswa untuk menjadi siswa yang aktif dalam proses  pembelajaran mereka karena mereka didorong untuk mengatur dan mengklasifikasikan pengetahuan atau data subjek untuk membentuk konsep sesuai dengan tingkat pemahaman mereka. Menunjukkan bahwa metode pengajaran induktif membebankan lebih banyak tanggung jawab pada siswa pada pembelajaran mereka sendiri dengan menyesuaikan informasi baru ke dalam struktur kognitif yang ada dan memiliki koneksi ke apa yang sudah mereka ketahui dan percayai. Konsep pengajaran induktif benar-benar berbeda dengan pengajaran deduktif di mana metode deduktif mendasari konsep-konsep tersebut kuliah instruktur berdasarkan teori dan prinsip dan siswa menerapkannya dalam tugas-tugas yang ditugaskan. Sementara itu, pengajaran induktif mensyaratkan siswa menjalani proses pembelajaran dan bertanggung jawab atas pemahaman mereka sendiri yang sangat efektif bagi mereka untuk belajar tentang cara membangun pengetahuan baru. Para siswa perlu mengumpulkan informasi, menganalisanya, dan mengatur konsepnya. Jika metode ini diterapkan secara teratur di kelas, itu akan mengembangkan dan menantang kemampuan siswa dalam menghasilkan konsep-konsep baru secara efisien. Ini telah disorot oleh Departemen Pendidikan dan Keterampilan (2004:07) Bahwa ini model mengasah kemampuan berpikir dan memungkinkan siswa dari semua kemampuan untuk memproses informasi yang mereka miliki secara efektif.Selanjutnya, salah satu aspek dalam model pengajaran induktif adalah keterampilan berpikir kritis.
According to Joyce and Weil in journal Billing (2013:50, Developed more than 20 Models of Teaching, which are grouped on the basis of their chief emphasis. They had organized these models into four families, which are as follows: Social Interaction Model, Personal Model, Behavioral model and Information Processing Model. Taba identifies three inductive thinking tasks and then develops three teaching strategies to induce those tasks. Each task represents a stage in the inductive thinking process as Taba describes it. The first is concept formation (the basic teaching strategy), the second is interpretation of data, and the third is the application of principles. Concept Formation involves:
a.  Dentifying and enumerating the data that are relevant to a problem;
b. Grouping those items according to some basis of similarity; and
c. Developing categories and labels for the groups.
Terjemahan:
            Menurut Joyce dan Weil dalam jurnal Billing (2014:50), Mengembangkan lebih dari 20 model pengajaran, yang dikelompokkan berdasarkan penekanan utama mereka. Mereka telah mengatur model-model ini kedalam empat keluarga adalah sebagai berikut: Model interaksi, Model pemrosesan informasi, Model induktif memberikan tulang punggung ke kurikulum ilmu sosial menurut Taba seorang  ahliteori kurikulum. Taba mengidentifikasi tiga tugas pemikiran induktif dan mengembangkan tiga strategi pengajaran untuk menginduksi tugas tersebut. Setiap tugas merupakan tahap dalam proses berpikir induktif seperti yang dijelaskan Taba. Yang pertama adalah pembentukan konsep (strategi pengajaran dasar), yang kedua adalah interpretasi data, dan yang ketiga adalah penerapan prinsip. Formasi konsepsi melibatkan :
a.       Mengidentifikasi dan menyebutkan data yang relevan dengan suatu masalah.
b.      Mengelompokkan barang-barang tersebut berdasarkan beberapa kesamaan  dan
c.       Mengemabangkan katagori dan label untuk grup.

2.1.3 Fungsi Dari Model Pembelajaran Induktif

Menurut Sakdiah (2017: 69) Model pembelajaran berpikir induktif adalah model yang berorientasi pada pemprosesan informasi (information processing). Model ini dirancang dan dikembangkan oleh Hilda Taba dengan tujuan untuk mendorong para siswa menemukan dan mengorganisasikan informasi, menciptakan nama suatu konsep, membuat siswa lebih terampil dalam menyingkap dan mengorganisasikan informasi, dan dalam melakukan pengetesan hipotesis yang melukiskan hubungan antar hal.
Menurut (Warsiman, 2017: 25-27) Model induktif benar-benar dirancang tak lain untuk tujuan mengembangkan keterampilan berpikir anak. Untuk dapat mengembangkan keterampilan berpikir anak.Proses pembelajaran dilakukan melalui pemberian pertanyaan-pertanyaan yang memungkinkan siswa terpancing melakukan aktivitas dan kreativitas berpikir. Selain itu, pertanyaan-pertanyaan tersebut juga dimaksudkan untuk memastikan penguasaan anak terhadap topik-topik yang dibicarakan.Sebagaimana ciri model pembelajaran induktif, bahwa kegiatan pembelajaran induktif dilakukan dengan memberikan kebebasan kepada anak untuk beraktualisasi diri. Bentuk aktualisasi diri dapat tercermin salah satunya melalui kegiatan anak Dalam  berdiskusi atau bertukar pendapat dengan sesama teman sekelas.
Model induktif juga dirancang untuk mengajarkan siswa berpikir kritis. Pertanyaan-pertanyaan yang disampaikan dalam proses pembelajaran ini dalam memancing siswa mengeluarkan ide-idenya. Kebiasaan yang kooperatif tersebut memungkinkan anak terlatih berpikir secara sistematis dan bekerja secara terformat.
According to Raivo,dkk (2014:14-15) The Inductive Model, often described as guided discovery, is a straightforward but powerful model designed tohelp students acquire deep and thorough understanding of well-defined topics. Grounded in the view that learners construct their own understanding, the model requires teachers to be skilled in questioning and guiding students thinking and making on-the-spot decisions. This is sophis-ticated and demanding instruction. The model is effectivefor promoting students involvement and motivation withina safe and supportive learning environment in remote labs. Introduced teaching strategies and models are designed tocapacitate deep understanding and critical thinking in teaching engineering. Accordingly students will be able toexplain, find evidence and examples, generalize, apply,analogies and represent a topic in a new way.
Terjemahan:
Menurut Raivo,dkk (2014:14-15), Model Induktif sering digambarkan sebagai penemuan terbimbing, adalah model yang sederhana tetapi kuat yang dirancang untuk membantu siswa memperoleh pemahaman mendalam dan menyeluruh tentang topik yang terdefinisi dengan baik. Beralas dalam pandangan bahwa peserta didik membangun pemahaman mereka sendiri, model ini membutuhkan guru untuk terampil dalam mengajukan pertanyaan dan membimbing siswa berpikir dan membuat keputusan di tempat.Ini adalah instruksi yang rumit dan menuntut.Model ini efektif untuk mempromosikan keterlibatan dan motivasi siswa dengan lingkungan belajar yang aman dan mendukung di laboratorium terpencil.Strategi dan model pengajaran yang diperkenalkan dirancang untuk meningkatkan pemahaman yang mendalam dan pemikiran kritis teknik mengajar. Dengan demikian siswa akan dapat menjelaskan, menemukan bukti dan contoh, menggeneralisasi, menerapkan,analogi dan mewakili suatu topik dengan cara baru.
According to (Michael, 2007: 14), What inductive methods have in common is that students are presented with a challenge and then learn what they need to know to address the challenge. The methods differ in the nature and scope of the challenge and in the amount of guidance students receive from their instructor as they attempt to meet the challenge.
Terjemahan:
Menurut (Michael, 2007: 14), Apa kesamaan metode induktif adalah bahwa siswa disajikan dengan tantangan dan kemudian belajar apa yang perlu mereka ketahui untuk mengatasi tantangan. Metode berbeda dalam sifat dan ruang lingkup tantangan dan dalam jumlah bimbingan yang diterima siswa dari instruktur mereka saat mereka berusaha untuk memenuhi tantangan.

2.1.4  Sintaks Model Induktif

Menurut Swistoro (2015:2) Model berpikir induktif digunakan untuk meningkatkan efektivitas siswa dalam membangun konsep, dan mengembangkan keterampilan untuk menyelesaikan tugas. Adapun langkah-langkah model pembelajaran induktif  Taba adalah:
1) Pembentukan konsep,
2) Interpretasi data, dan
3) Aplikasi prinsip.
Kegiatan pada tahap pembentukan kosep adalah mengidentifikasi dan menyebutkan satu persatu data yang relevan pada suatu topik atau masalah serta mengelompokkan objek- objek menjadi kategori-kategori yang anggotanya memiliki sifat yang umum. Kegiatan pada tahap interpretasi data, siswa mengidentifikasi/menafsirkan data dan mengembangkan label untuk kategori- kategori tadi sehingga data tersebut bisa dimanipulasi secara simbolis. Sedangkan untuk langkah apikasi prinsip adalah mengubah kategori-kategori tadi menjadi keterampilan atau hipotesis-hipotesis.Oleh karena itu berdasarkan langkah-langkah tersebut penulis melaksanakan pembelajaran model induktif dengan metode eksperimen.
Karakteristik yang dimiliki model pembelajaran induktif adalah:
1) Digunakan untuk mengajarkan konsep dengan menggeneralisasi;
2) Efektif untuk memotivasi siswa dalam pembelajaran;
3) Menumbuhkan minat dan sikap siswa dalam melakukan observasi dan siswa     diberi kesempatan untuk aktif; dan
4) mengembangkan keterampilan proses siswa dalam belajar. Untuk itulah model induktif  ini dipilih dalam pembelajaran materi listrik magnet.
Menurut Lefudin (2017:176) Taba membedakan tiga strategi berpikir induktif yaitu pembentukan konsep, interpretasi data, dan aplikasi prinsip. Ketiga strategi tersebut dapat digunakan secara terpisah, tetapi dapat juga digunakan secara berkelanjutan sehingga membentuk satu keutuhan langkah-langkah:
a.       Strategi pertama: Pembentukan konsep
1)      Mengidentifikasi dan mencatat fakta, data, informasi.
2)      Mengelompokkan: melihat persamaan dan perbedaan karakterinsik (ciri,sifat).
3)      Memberi label, mengurutkan mana konsep utama dan mana bagian.
b.      Strategi kedua: Interpretasi data
1)      Mengidentifikasi hubungan penting: mencatat macam-macam hubungan.
2)      Mengkaji hubungan: hubungan antar bagian, hubungan fungsi, hubungan sebab akibat.
3)      Menyimpulkan memberi penafsiran, menarik kesimpulan, implikasi, ekstrapolasi.
c.       Strategi ketiga: Mengaplikasikan prinsip-prinsip
1)      Memperkirakan akibat, menjelaskan fenomena, merumuskan hipotesis, menganalisis masalah atau situasi, menghimpun pengetahuan yang relevan.
2)      Menegaskan dan atau menjelaskan prediksi dan hipotesis, menjelaskan hubungan sebab akibat yang mengarah pada prediksi dan hipotesis.
3)      Memverifikasi prediksi, menggunakan fakta atau prinsip prinsip untuk membuktikan prediksi dan hipotesis.
Menurut Hasriani (2004:218) Dalam pelaksanaan  model induktif secara garis besarnya terdiri dari empat tahap yaitu:
1.         Prainstruksional
Tahap prainstruksional ini dalam mengajar induktif pada dasarnya sama dengan model-model mengajar yang lainnya. Tujuan tahap ini adalah menumbuhkan atau mengkondisikan kesiapan atau motivasi belajar peserta didik.
2. Instruksional: Ada empat kegiatan yang harus di tempuh dalam proses pembelajaran induktif,  yaitu:
a. Informasi bahan pengajaran yakni apa yang dipelajari peserta didikberkenaan dengan bahan pengajaran secara umum. Bahan pengajaran secara umum terdiri dari fakta, konsep dan prinsip.
b. Setelah dilakukan informasi umum, kelas atau peserta didik dibawa keluar kelas atau laboratorium untuk  mengamati fakta, gejala dan peristiwa  yang berkenaan dengan konsep bahan pengajaran. Peserta didik diminta mencatat apa yang dilihatnya. Pendidik menentukan hal-hal apa saja yang harus diamati dan dicatat oleh peserta didik yang mengamatinya.
c. Diskusi kelas membahas pengamatan lapangan. Dalam tahap ini setiap peserta didik mengemukakan pendapatnya berdasarkan apa yang telah diamati dan dicatat pada waktu melakukan kunjungan ke luar kelas atau laboratorium dan hasil bacaannya. Pendidik dalam hal ini memperkaya hasil pengamatan dengan cara merumuskan konsep dan prinsip berdasarkan bahan pengajaran dihubungkan dengan hasil pengamatan peserta didik.
d. Menarik kesimpulan berupa perumusan konsep dan prinsip bahan pengajaran untuk dicatat oleh para peserta didik. Rumusan konsep dalam konsep tersebut berdasarkan materi pokok atau materi esensial, pelajaran yang telah dipelajari di lapangan dan didiskusikan oleh para peserta didik di kelas.
3. Evaluasi
Penilaian proses pembelajaran dalam model mengajar ini meliputi proses belajar dan hasil belajar yang diperoleh peserta didik. Penilaian proses dilaksanakan para peserta didik yang mengamati fakta, peristiwa atau gejala di lapangan dan di laboratorium, pada saat peserta didik mendiskusikan hasil pengamatan lapangan atau laboratorium melalui pedoman observasi. Setelah evaluasi dilakukan, pendidik dan peserta didik sama-sama menyimpulkan hasil-hasil pembelajaran kemudian peserta didik mencatatnya.
4.Tindak Lanjut
Tindak lanjut proses pembelajaran adalah memberikan tugas untuk mengamati fakta, peristiwa, gejala dan proses sejenis di lingkungan pengamatan tersebut dicatat dan dilaporkan pada pertemuan berikutnya.Tugas ini diberikan secara invidual.
Menurut Aprillianti (2014: 248) Terdapat empat tahapan dalam model pembelajaran induktif, yaitu : Tahap Tahap Terbuka (Open-Ended Phase), Tahap Konvergen (Convergent Phase), Tahap Penutupan (Closure), dan Aplikasi (Penerapan atau Application) Didalam tahap-tahap model pembelajaran induktif terdapat tahapan yang mencerminkan aspek keterampilan metakognitif, yaitu : Fase 1 Tahap Terbuka (Open-Ended Phase), dalam Induktif dapat dipadukan dengan tahap perencanaan (planning). Pada strategi metakognitif yang ditandai dengan observasi dan deskripsi. Dimulai dengan menunjukkan contoh-contoh kepada siswa sehingga siswa berpikir dan menulis apa yang diketahui dan apa yang tidak diketahui. Fase 2 Tahap Konvergen (Convergent Phase), dalam Induktif dapat dipadukan dengan tahap pemonitoran (monitoring) pada strategi metakognitif  yakni untuk mencapai tujuan belajar guru membimbing siswa untuk mengidentifikasi atau mengenal pola-pola dalam contoh menggunakan beberapa pertanyaan dengan mengecek proses pemecahan masalah dengan tujuan belajar. Fase 3 dan Fase 4, Tahap Penutupan (Closure) dan Aplikasi (Application), dalam Induktif dapat dipadukan dengan tahap pengevaluasian (Evaluation) pada strategi metakognitif yakni Mengecek tujuan belajar apakah sudah tercapai semua dengan guru membimbing siswa secara jelas dan tegas pola-pola dalam suatu definisi dan Melakukan penilaian apakah strategi belajar yang digunakan dapat diterapkan dalam konteks lain dengan guru memberikan tugas pekerjaan rumah dalam bentuk soal lain berhubungan dengan materi yang diajarkan. Hal ini menunjukkan bahwa Model pembelajaran induktif dapat membangun kemampuan siswa mengkonstruksi pengetahuannya sendiri sehingga pembelajaran akan lebih bermakna dan mampu mengembangkan keterampilan metakognitif siswa.Keterampilan metakognitif diyakini dapat memegang peranan penting pada banyak tipe aktivitas kognitif termasuk pemahaman, komunikasi, perhatian (Attention), ingatan (memory) dan pemecahan masalah, sejumlah peneliti yakin bahwa penggunaan strategi yang tidak efektif adalah salah satu penyebab ketidakmampuan belajar.
Menurut Sani (2015:107-108), Model pembelajaran berfikir induktif yang dideskripsikan oleh Joyce and Weil (2003) merupakan variasi dari model pembelajaran induktif, yang hanya memperkenalkan tiga tahapan, yakni: a) pembentukan konsep; b) interpretasi data; dan c) aplikasi prinsip. Sintaks pembelajaran berpikir induktif menurut Joyce and Weil (2003) adalah sebagai berikut:
Strategi satu    : pembentukan konsep
Fase 1        : membilang dan membuat daftar
Fase 2        : membuat kelompok
Fase 3        : membuat label  dan kategori
Strategi dua     : menginterpretasi data
Fase 4        : mengidentifikasi hubungan
Fase 5        : mengeksplorasi hubungan
Fase 6        : membuat inferensi 
Strategi tiga     : mengaplikasikan prinsip
Fase 7         : mengaplikasikankonsekuensi, menjelaskan fenomena, membuat  hipotesis
Fase 8        : menjelaskan dan mendukung prediksi dan hipotesis
Fase 9        : membuktikan prediksi
Menurut (Afrizon, 2012: 5-6) sintaks model pembelajaran induktif
No
Fase atau Tahap
Tingkah Laku Guru
1
Mengorientasikan siswa kepada masalah
Guru menginformasikan tujuan-tujuan pembelajaran, mendeskripsikan kebutuhan logistik penting, dam memotivasi siswa agar terlibat dalam kegiatan pemecahan masalah yang mereka pilih sendiri.
2
Mengorganisasikan siswa untuk belajar
Guru membantu siswa menentukan dan mengatur tugas-tugas belajar yang berhubungan dengan masalah itu.
3
Membantu penyelidikan mandiri dan kelompok
Guru mendorong siswa mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen, mencari penjelasan dan solusi.
4
Mengembangkan dan menyajikan hasil karya serta memamerkannya
Guru membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan hasil karya yang sesuai seperti laporan, poster, rekaman video, dan model, serta membantu mereka berbagi karya mereka.
5
Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah
Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atas penyelidikan dan proses-proses yang mereka gunakan.

2.1.5 Sistem Sosial

Model pengajaran induktif memiliki keunggulan untuk struktur yang moderat. Model ini bersifat kooperatif, tetapi guru sangat aktif, terus menerus mengajarkan keterampilan yang diperlukan dan menenangkan pembahasan ketika diperlukan.Ketika instruktur mengembangkan perangkat data dan menampilkannya kepada para siswa, diperlukan kontrol tingkat tinggi (Bruce, 2009:105).

2.1.6 Prinsip-Prinsip Reaksi

Guru mengatur tugas-tugas dengan mempertimbangkan level konseptual apakah siswa siap untuk melaksanakan fase-fase tertentu, dan yang terpenting menggunakan proses ketika diperlukan (Bruce, 2009:105).
Menurut (Joyce,2015: 78-80), model induktif dapat digunakan untuk mendesain unit-unit yang ekstensif dan luas atau pelajaran-palajaran singkat yang terkonsentrasi atau berbagai pelajaran pendek. Tetapi beberapa tujuan jangka panjang penting selalu hadir untuk memandu proses:
·         Berfikir secara induktif. Setiap pengalaman induktif sebaiknya membantu siswa belajar untuk bejerja secara lebih efektif mengumpulkan dan mengorganisasikan informasi, membentuk kategori-kategori dan hipotesis, mengembangkan keterampilan, dan menggunakan pengetahuan serta keterampilan dengan tepat melalui pengalaman-pengalaman ini, mereka mempelajari bagaimana untuk mengkonstruk dan menggunakan informasi sambil secara sadar memperbaiki keterampilan mereka dalam melakukannya. Dengan demikian, model memberikan sarana yang berguna kepada siswa untuk pembelajaran, model yang dapat mereka gunakan dari saat mereka masuk sekolah dan yang akan berperan diseluruh kehidupan mereka, ketika kita mengajar, kita menginginkan para siswa agar lebih baik dalam pembelajaran dengan berpikir. Pada intinya, kita ingin membantu para siswa meningkatkan kecerdasan mereka.
·         Meneliti secara kolaboratif. Ketika kategori-kategori berkembang, mereka adalah produk dari pemikiran individual. Kita memikirkan tentang data dan membentuk kategori-kategori didalam kepala kita. Namun, pemikiran kita tidak berada dalam kevakuman sosial. Lingkungan pembelajaran perlu bekerja sehingga para siswa belajar untuk membangun dan menguji gagasan-gagasan dengan yang lainnya, saling membantu dan menguji pikiran mereka terhadap gagasan-gagasan orang lain. Dengan demikian, kita ingin membangun sebuah komunitas pembelajaran dikelas dimana para individu belajar untuk berbagi produk penelitian mereka dan dimana kelompok-kelompok dan seluruh rencana siswa belajar bersama.
·         Menggunakan gagasan-gagasan dalam mempelajari sumber daya. Buku-buku dan media elektronika menghubungkan pembelajar ke seluruh sumber daya untuk informasi dan gagasan-gagasan. Para siswa perlu belajar untuk menggali sumber daya untuk informasi tersebut dan menggunakan isi-isinya untuk menguji gagasan-gagasan dan untuk menemukan gagasan untuk diuji. Penelitian adalah peminjaman dan web adalah pemberi pinjaman yang berhasrat.
·         Membangun control konseptual seputar wilayah penelitian. Proses induktif meminta siswa untuk membentuk konsep-konsep dengan mongorganisasikan, mengelompokkan kembali informasi sehingga wilayah penelitian menjadi jelas dan hipotesis serta keterampilan dapat dikembangkan dan diuji. Tujuan menguasai domain perlu diingat- pembentukan kategori yang tidak mendalam dan cepat bukanlah merupakan proses yang memberikan hasil.
·         Memperoleh dan memelihara informasi serta ketemapilan. Induksi dibangun diatas pengumpulan dan pengorganisasian informasi serta pembentukan struktur konseptual yang memberikan daya ingat informasi jangka panjang. Proses mengorganisasikan data membentuk hipotesis dan mengkonversi informasi menjadi keterampilan- keterampilan dirancang untuk meningkatkan kemungkinan bahwa apa yang dipelajari “tetap dipelajari.”
As the student learn to build an extend categories (concept), they take on increased responsibility for the process. For example, they learn to build datasets that are relevant to the domains being studied. Our kinderganten/ first grade students use their word charts to develop dataset, at first with explicits guidance (‘here are there words that begin the same can you add to my list’) and later by looking at the list and sorting the words independently according to they begin and end. Our young scholars on Latin America learn to add variables to the database using statistial soursce and expository sours like encyclopedias
The indictive model leads students to collect information and examine it closely, to organized the information into concept and to learn to manipulate those concept use regulary, this strategy increased studens abilities to form concept efficiently and increases the range of presfektives from which they can view information (Joyce, 2009: 27).
Terjemahan:
Sebagai seorang siswa belajar untuk membentuk dan memperluas konsep. Mereka bertanggung jawab untuk meningkatkan dari segi proses. Sebagai contoh, mereka belajar untuk membuat kumpulan data terstruktur yang sesuai dengan bidang kegiatan proses belajarnya. Tingkatan pertama siswa menggunakan grafik untuk mengembangkan mengembangkan kumpulan data terstrukturnya.Pertama sangat jelas dengan adanya petunjuk (disini ada beberapa kata yang dapat ditambahkan ke daftar saya) dan nanti dengan melihat dan memilih kata yang menurut kita bisa secara mandiri mereka mulai dan akhiri. Para sarjana di Amerika Latin belajar bagaimana cara menambahkan variabel pada data terstruktur menggunakan sumber statistic seperti ensiklopedia.
Model induktif membentuk peserta didik untuk mengumpulkan informasi dan memeriksa dengan seksama, untuk mengorganisasikan informasi kedalam konsep dan belajar untuk memanipulasi konsep secara teratur.Strategi ini bisa meningkatkan kemampuan siswa untuk memahami konsep secara efisien dan meningkatkan perspektif mereka saat melihat informasi.
According to (Amherst, 1993: 49 and 50), this paper present a method for using qualificative models to guide inductive learning from examples. Our objectives are to induce rules which are not only accurate but also explainable using this qualitative background knowledge, a requirement both for practical application of machine learning back into a wider body of existing knowlwdge. The research can be viewed as developing and evaluating a special case of the general theory-guided learning paradigm. In which a theory is a qualitative model and the learning technique is rule induction from data. Our method is based on defining a nation of consistency of a rule with a qualitative model, and the restricting the specialization operator in a induction system.
The complete process is this interactive, involving substantial domain expertise in addition to use of an inductive tool. In this process, statistically justified rules are being compared against domain knowledge can be view as a compiled version of many training examples, above and beyond the data set immediately available. Ideally this knowledge will prune, our rules which by chance perform well on the training data, but in general have poor performance.
Terjemahan:
Tulisan ini menghadirkan metode yang digunakan untuk model kualitatif sebagai panduan pembelajaran induktif dari contoh.Tujuan kami adalah untuk menginduksi aturan yang tidak hanya akurat tetapi juga dapat dijelaskan dengan latar belakang pendidikan.Sebuah persyaratan keduanya untuk mengaplikasikan praktek dari pendidikan kembali kepada pengetahuan yang lebih luas.Penelitian menunjukkan pengembangan dan evaluasi kasus khusus dari paradigma pembelajaran yang dipandu secara umum. Dimana model teori kualitatif dan teknik diinduksi dari data.Metode ini mendefinisikan kekonsistenan dari model kualitatif membatasi dan mengklasifikasikan dalam sistem.
Proses lengkap ini interaktif, melibatkan keahlian domain substansisal yang digunakan dalam metode induktif. Dalam proses ini, secara statistik aturan berbeda jika dibandingkan dengan domain pengetahuan dapat dilihat sebagai fungsi terkompilasi dari banyak contoh pelatihan dan diluar kumpulan atau yang akan segara tersedia. Idealnya  pengetahuan akan memangkas, aturan yang dengan kesempatan menampilkan yang terbaik pada data pelatihan. Namun pada umumnya menghasilkan kinerja yang buruk.
According to (Hopkins, 2012: 36-37) The inductive teaching model is a powerfull way of helping students to learn how to construct knowledge. The model focus directly upon intellectual capability and is intented to assist student in the process of mastering large amounts of information. Within teaching there are numerous occasions when student are require to safe and classify data. However in many cases the sorting process is viewed as an end in itself. Student are usually require to understand the ‘one correct one of classifying.’ Teachers know that there are many ways of classifying but often they choose just one for simplicity. The inductive method allows student to understand a variety of teaching techniques within one method. Without opportunity for reclassification or hypothessing, learning potensial is limited and the development of higher order thinking is restricted.
The inductive model of teaching consist of a number of this create phases that cannot be rushed or omitted. Inductive inquires are rarely brief because the very nature of the inquiry requires students to think deeply. The inductive models in synthesis is the collecting and sifting of information on order to construct categories, or labels. This process requires students to engage with the data and seek to produce categories in which to allocate the data. It requires them to generate hypothesis based upon this allocated and to test our these hypothesis by using them to guide subsequent work.
inductive teaching increases ability to from concept and to create lingkages between different concept. It also enables student to have a wider perspective on the topic in question and to think more broudly about the subject matter. Another, important aspect of the inductive model is the collective nature of the inquiry and the group responsibility to contribute to the compilation of categories. By allowing individuals to share their ideas with the whole-class, different perspectives on the same data and challenge to think are inevitable. There are many other advantage to the use of the model:
·         It engages student in higher order thinking;
·         It involves variety in that the stages are taught in different ways so it support a variety of learning styles;
·         Once the data has been prepared, it is easy to share among members of staff and across different schools;
·         Providing teachers keep to the stage of the model, it provides a varied and stimulating way to learn;
Terjemahan:
Model pengajaran induktif adalah cara yang sangat baik untuk membantu siswa belajar bagaimana cara mengkonstruk pengetahuan. Model ini fokus langsung pada kemampuan intelektual dan sangat membantu siswa dalam proses untuk mengetahui informasi secara luas. Dengan pembelajaran ini siswa mendapat banyak kesempatan ketika mengamankan dan mengklasifikasikan data. Bagaimanapun dalam beberapa kasus dalam proses pemilihan dipandang sebagai tujuan itu sendiri. Sebanarnya siswa memerlukan pemahaman ‘satu yang benar dari satu pengklasifikasian.’ Guru mengetahui banyak cara yang bisa dilakukan untuk melakukan pengklasifikasian tetapi mereka sering memilih satu agar lebih sederhana. Metode induktif mengizinkan siswa untuk memehami berbagai variasi dalam teknik pengajaran dengan satu metode. Tanpa peluang untuk mengulang pengklasifikasian atau dugaan sementara, potensi belajar terbatas  dan pengembangan belajar dengan kegiatan berpikir tingkat tinggi juga terbatas.
Metode pembelajaran induktif konsisten dari sejumlah fase membuat metode ini tidak bisa dilakukan secara tergesa-gesa. Bertanya secara induktif jarang disampaikan secara singkat karena sifat inquiry yang membutuhkan siswa untuk  berpikir mendalam. Model induktif adalah perpaduan antara mengumpulkan dan memilah informasi yang diberikan untuk dikonstruksi dan dikategorikan atau memberikan label. Proses bertanya ini melibatkan siswa dengan data dan berusaha untuk mengkategorikan yang akan dialokasikan pada data. Mereka bertanya untuk menghasilkan dugaan sementara berdasarkan alokasi dan membuktikan dugaan semantara atau hipotesis dan menggunakan panduan selanjutnya untuk mengerjakannya.
Pembelajaran induktif meningkatkan kemampuan untuk mengaitkan antara konsep yang satu dengan konsep yang lainnya.Itu juga memungkinkan siswa untuk memiliki prespektif yang lebih luas dalam bertanya dalam pada suatu pembahasan dan agar berpikir lebih luas tentang materi pelajaran.Aspek penting lainnya dari metode induktif adalah sikap mengumpulkan dari penyelidikan dan bertanggung jawab terhadap kelompok kontribusi untuk berkompilasi dari kategrori.Dengan mengizinkan setiap individu saling bertukar pemikiran pada seluruh anggota kelas. Perspektif yang berbeda terhadap data yang sama dan menantang mereka untuk berpikir. Berikut beberapa kelebihan menggunakan metode infuktif :
·         Mengikutsertakan siswa dalam berpikir tingkat tinggi.
·         Melibatkan variasi dalam tahap diajarkan dengan cara berbeda yang sangat mendukung variasi dari gaya pembelajaran.
·         Sejak data disiapkan, itu sangat mudah untuk dibagikan kepada setiap anggota dan staf saling bertukar dengan sekolah lain.
·         Guru menyajikan tetap berada di tahap model dan menyediakan variasi dan stimulasi cara belajar.

2.1.7 Dampak Instruksional dan Pengiringnya

Menurut Sani (2015:110), Dampak instruksional dan dampak pengiringan dari model pembelajaran ini dideskripsikan dalam gambar berikut.

      Dampak Instruksional                                                       Dampak Pengiringan
MODEL BERFIKIR INDUKTIF
Proses Pembentukan Konsep
Perhatian Terhadap Logika
  Sensitif Terhadap Bahasa
Kesadaran akan Karakterinstik Pengetahuan
Konsep Tertentu

 







Menurut Taba dan Joice dalam jurnal Sakdiah (2009:79) Guna memahami konsep model mengajar berpikir induktif dapat diuraikan dengan memperhatikan sintaks, sistem sosial, prinsip reaksi, sistem pendukung bagi keterlaksanannya, dan keterlaksanasan model tersebut dalam mengajar. Model tersebut meggunakan tiga strategi yang satu sama lain berurutan dan saling berketergantungan satu sama lainnya. Dampak instruksional dari model pembelajaran berpikir induktif adalah proses melatih siswa dalam membentuk konsep, dan sekaligus mengajarkan konsep-konsep. Sedangkan,dampak pengiringnya adalah membentuk perhatian siswa untuk fokus pada logika, bahasa dan arti kata-kata dan sifat pengetahuan.
According to (Calhoun, 1999: 56) the instructional goals under the surface of every lessons taught using the victure word inductive model. Remembering these goals as we observe students participate and respond shapes the use of the model with each group of student. Our cognition about language, learning, teacing and students peerformanceguide our decision making within and throught our implementation of the model. The information from this contonous scanning also supports other curriculums objectives we have for students and ones they have for themselves. Success with these instructional goals helps student to attaintheir goals-often stated simply and accurately.
Terjemahan:
Menurut (Calhoun, 1999: 56) tujuan instruksional di bawah permukaan setiap pelajaran yang diajarkan menggunakan model induktif kata menang.Mengingat tujuan-tujuan ini saat kami mengamati siswa berpartisipasi dan merespon bentuk penggunaan model dengan setiap kelompok siswa. Kognisi kami tentang bahasa, pembelajaran, semangat, dan siswa dalam bentuk yang sama membantu pengambilan keputusan kami di dalam dan melalui implementasi model kami. Informasi dari pemindaian kontroversial ini juga mendukung tujuan kurikulum lain yang kami miliki untuk siswa dan yang mereka miliki untuk diri mereka sendiri. Sukses dengan tujuan instruksional ini membantu siswa mencapai tujuan mereka  sering dinyatakan secara sederhana dan akurat.

2.2 Kajian Kritis

Model berpikir induktif adalah sistem berpikir yang mengajak siswa untuk menarik kesimpulan untuk sebuah permasalahan dari yang bersifat khusus ke umum. Artinya untuk mendapatkan pemahaman ini seorang siswa harus mengumpulkan sebayak-banyaknya fakta yang menunjukkan ke khasan untuk kemudian mampu menyebutkan gagasan suatu konsop secara umum.
Misalnnya, konsep belajar induktif diterapkan ketika belajar induktif, dari materi listrik magnet ini peserta didik harus mengetahui terlebih dahulu apa yang menjadi fakta khusus dari materi listrik magnet ini selanjutnya menyimpulkan megenai materi listrik magnet ini. Pengidentifikasian fakta bebas tergantung seberapa luas cakupan materi yang akan dipelajari. Semakin banyak fakta khusus mengenai suatu meteri maka akan semakin baik kesimpulan yang akan ditarik secara umum berdasarkan konsep berfikir induktif.
Model induktif kata bergambar ( Picture-Word-Inductive Model ) adalah salah satu pengajaran yang berurusan dengan upaya pengembangan kosa kata, yang meliputi bagaimana menyimpan kata-kata dan bagaimana memindahkan kata-kata tersebut kedalam memori jangka panjang. Artinya model induktif  ini akan membimbing peserta didik untuk mampu mengembangkan kemampuannya dalam hal kosa kata yang digunakannya, mulai dari kemampuan memilih kosa kata yang baik yang akan digunakan hingga bagaimana mmenyimpan dan memindahkan kata itu dalam memori jangka panjang supaya sewaktu-waktu peserta didik tersebut memerlukannya mereka dapat menggunakannya kembali dimasa yang akan datang.
Model Induktif digambarkan sebagai penemuan terbimbing, yang sederhana tetapi kuat yang dirancang untuk membantu siswa memperoleh pemahaman mendalam dan menyeluruh tentang topik yang terdefinisi dengan baik. Yang berpandangan bahwa peserta didik membangun pemahaman mereka sendiri, model ini membutuhkan guru untuk terampil dalam mengajukan pertanyaan dan membimbing siswa berpikir dan membuat keputusan di tempat.
Adapun langkah - langkah model pembelajaran induktif  dilakukan dengan beberapa strategi yaitu Pembentukan konsep, Interpretasi data, Mengaplikasikan prinsip-prinsip.  Artinya, dalam menggunakan model induktif ini ada strategi yang bisa kita gunakan agar mampu mencapai tujuan dari pembelajaran itu sendiri membuat siswa memiliki pemahaman mendalam mengenai suatu konsep.
Dampak instruksional dari model pembelajaran induktif adalah prosespembentukan konsep dan konsep tertentu. Jadi dampak dari kegiatan belajar menggunakan model induktif ini peserta didik mampu membentuk suatu konsep dalam artian memahami secara mendalam suatu topik pemasalahan yang dibahas untuk kemudian bisa menerapkan prinsip-prinsip yang telah dipahami dari konsep tersebut. Sedangkan dampak yang mengiringi kegiatan dengan  model induktif ini adalah perhatian terhadap logika dalam artian dengan model ini akan lebih membimbing peserta didik untuk memfungsikan kemampuan berlogika yang mereka miliki. Kemudian juga sensitif terhadap bahasa sebagaimana yang telah dijelaskan diawal bahwa kemampuan berfikir induktif adalah kemampuan pengembangan kosa kata.  Jadi model induktif adalah model yang sangat baik diterapkan dalam sistem pembelajaran karena dapat dianggap efektif dan mampu memberikan banyak dampak positif bagi perkembangan pemahaman yang diperoleh oleh peserta didik .

2.3 Materi Simulasi tentang Pengukuran

Macam Alat Ukur panjang
-          Mistar
Skala terkecil dari mistar adalah 1 mm (0,1 cm) dan ketelitiannya setengah skala terkecil 0, 5 mm (0,05 cm).
 




Gambar 1
-           JangkaSorong
Alat ukur yang mampu membaca hasil ukur sampai ketelitian 0,1 mm (0,01 cm). Cara Membaca Jangka Sorong



 



                                                           Gambar 2
Perhatikan hasil pengukuran diatas. Cara membaca jangka sorong untuk melihat hasil pengukurannya hanya dibutuhkan dua langkah pembacaan:
a.       Membaca skala utama: Lihat gambar diatas, 21 mm atau 2,1 cm (garis merah) merupakan angka yang paling dekat dengan garis nol pada skala vernier persis di sebelah kanannya. Jadi, skala utama yang terukur adalah 21mm atau 2,1 cm.
b.      Membaca skal vernier: Lihat gambar diatas dengan seksama, terdapat satu garis skala utama yang yang tepat bertemu dengan satu garis pada skala vernier. Pada gambar diatas, garis lurus tersebut merupakan angka 3 pada skala vernier. Jadi, skala vernier yang terukur adalah 0,3 mm atau 0,03 cm.
Untuk mendapatkan hasil pengukuran akhir, tambahkan kedua nilai pengukuran diatas. Sehingga hasil pengukuran diatas sebesar 21 mm + 0,3 mm = 21,3 mm atau 2,13 cm.

-          Mikrometer Sekrup
Alat ukur panjang yang paling teliti adalah mikrometer sekrup yang memiliki ketelitian 0,001 mm
 





                                    c.gambar micrometer sekrup                         
Cara membaca mikrometer sekrup
§  Yang pertama silahkan letakkan mikrometer sekrup satu arah sehingga bisa dilihat dengan jelas.
§  Baca skala utama dari mikrometer sekrup tersebut, dibagian atas garis menunjukkan angka bulat mm seperti 1 mm dan seterusnya, sedangkan pada garis skala bawah menunjukkan bilangan 0.5 mm. Dari gambar diatas, garis skala atas menunjukan angka 5 mm dan garis skala bagian bawah menunjukan 0,5 mm, Jumlahkan kedua hasil diatas maka skala utama pada mikrometer diatas menunjukan angka 5,5 mm.
§  Selanjutnya baca skala nonius atau skala putarnya yaitu garis yang berada tepat segaris dengan garis pembagi pada skala utama. Pada gambar di atas, skala nonius menunjukan angka 30 dikalikan dengan 0,01 mm sehingga skala noniusnya menunjukan 0,30 mm.
§  Kemudian jumlahkan hasil pengukuran dari skala utama dengan hasil pengukuran dari skala nonius misalnya 5,5 mm + 0,3 mm = 5,8 mm.










 




BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Model induktif kata bergambar ( Picture-Word-Inductive Model ) adalah salah satu pengajaran yang berurusan dengan upaya pengembangan kosa kata, yang meliputi bagaimana menyimpan kata-kata dan bagaimana memindahkan kata-kata tersebut kedalam memori jangka panjang.
Tujuan model induktif adalah untuk mendorong para siswa menemukan dan mengorganisasikan informasi, menciptakan nama suatu konsep, membuat siswa lebih terampil dalam menyingkap dan mengorganisasikan informasi, dan dalam melakukan pengetesan hipotesis yang melukiskan hubungan antar hal dan mengembangkan keterampilan berpikir anak.
Untuk dapat mengembangkan keterampilan berpikir anak, proses pembelajaran dilakukan melalui pemberian pertanyaan-pertanyaan yang memungkinkan siswa terpancing melakukan aktivitas dan kreativitas berpikir.Selain itu, pertanyaan-pertanyaan tersebut juga dimaksudkan untuk memastikan penguasaan anak terhadap topik-topik yang dibicarakan.
Model berpikir induktif digunakan untuk meningkatkan efektivitas siswa dalam membangun konsep, dan mengembangkan keterampilan untuk menyelesaikan tugas. Adapun langkah - langkah model pembelajaran induktif  Taba adalah:
1) Pembentukan konsep,
2) Interpretasi data, dan
3) Aplikasi prinsip.
Dampak instruksional dari model pembelajaran berpikir induktif adalah proses melatih siswa dalam membentuk konsep, dan sekaligus mengajarkan konsep-konsep. Sedangkan,dampak pengiringnya adalah membentuk perhatian siswa untuk fokus pada logika, bahasa dan arti kata-kata dan sifat pengetahuan.

3.2  Saran

Selain siswa sendiri yang menjadi penenutu keberhasilah dalam proses belajarnya, sebagaimana dia yakin bahwa hasil tidak akan pernah mengkhianati usaha yang telah dilalukan. Guru adalah ujung tombak dari penentu keberhasilah peserta didik dalam memahami konsep pelajaran yang mereka terima. Untuk itu sebagai salah satu sumber bagi siswa untuk mendapatkan ilmu pengetahuan, guru harus kreatif dalam menentukan model yang harus digunakan. Guru selalu ditintut untuk bijak dalam memilih model mana yang harus ia gunakan agar siswanya mampu memahami konsep-konsep yang diajarkannya. Agar tujuan pendidikan yang sesungguhnya bisa tercapai dengan aspek keberhasilan peserta didik dalam proses belajar dan guru juga mencapai keberhasilannya dalam proses mengajar yang guru lakukan karena segala informasi yang hendak disampaikan benar-benar mampu diterima oleh peserta didik secara keseluruhan.




 

DAFTAR PUSTAKA

Afrizon, Renol. 2012. Peningkatan Perilaku Berkarakter dan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Kelas IX MTsN Model Padang pada Mata Pelajaran IPA_Fisika Menggunakan Problem Based Instruction. Jurnal Penelitian Pembelajaran Fisika. ISSN: 2252-3014.
Ashar Hasbullahair, 2011. Aplikasi Model Pembelajaran untuk Mendukung Kegiatan Belajar Mengajar.Vol.14 No. 2.
Aprilianti dan Sugiarto,2014.Penerapan Model Pembelajaran Induktif Untuk Melatih Keterampilan Metakognitif Siswa Pada Materi Larutan Penyangga.Universitas Negeri Surabaya: Surabaya.
Amherst, 1993.Machine Learning Proceedings og the tenth international conference. Massachusets.University Of Massachusets.
Billing Harneet,2013.Effect of Inductive Thinking Model on Achievement Motivation           of Students in Relation to their Learning Approach: IJEPR.
Calhoun Emily, F. 1999. Teaching Beginning, Reading and Writing With The Picture Word Inductive Model. USA. Association for Supervision and Curriculum Development Alexandria Virginia USA.
HalimatusSakdiah,2017.PengaruhModel Pembelajaran Berfikir Induktif (Inductive Thinking Model)Terhadap Aktivitas Belajar Siswa Sma.STKIP: Muhammadiyah.
Hamid, Abu Ahmad. 2011. Pembelajaran Fisika Di Sekolah. Yogyakarta: ISBN: 978-602-99834-0-1.
Hamidun dkk,2014.Implementation of Inductive Model in English Language Teaching To Empower Students Writing in Tertiary Education.Frontiers of Language and Teaching: FLT.
Hasriani,2004. Peranan Model Pembelajaran Berpikir Induktif  Terhadap Hasil Belajar Fisika Peserta Didik Kelas ViiA Smp Aksara Bajeng.Pendidikan Fisika FKIP Universitas Muhammadiyah: Makassar.
Hopkins dan Harris.1988.Creating the condlting for teaching and learning.New York : Routledge
Joyce, Bruce dkk, 2009. Models Of Learning,Toools For Teaching: Open Universitiy Press.
Joyce, Bruce, dkk. 2015.Models Of Teaching. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Lefudin,2017. Belajar dan Pembelajaran, Deepulish:Yogyakarta
Michael, Prince and Richard Felder. 2017. The Many Faces Of Inductive Teaching and Learning. National Science Teachers Association (NSTA). Reprinted with permission from Journal of College  Science TeachingVol. 36 No. 5
Raivo Sell dkk,2014.Inductive Teaching and Learning in Engineering Pedagogy on the Example of Remote Labs.Volume 04: Ijepr.
Sani, AbdullahR. 2015. Inovasi Pembelajaran. Jakarta : PT Bumi Aksara
Sirait, Makmur dan  Anju Efreddi Sihombing. 2017. Pengaruh Model Pembelajaran berpikir Induktif Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Meteri Pokop Optika geometris. Vol. 23(1) No. 37-46. ISSN. 0852-0151.
Supriyatin,2017.Model induktif  kata bergambar berbasis Hypnoteaching untuk mengatasi kesulitan membaca nyaring,Volume 03.Universitas pendidikan indonesia.
Swistoro dan Murwaningsah.2015.Model Pembelajaran Induktif untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep dan Keterampilan Generik Fisika Siswa SMA.Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Unib: Bandung.
Sulastri,Lumbantoruan dan Eva Marlina Ginting. 2014. Pengaruh Model Pembelajaran Induktif dengan Menggunakan Animasi Macromedia Flash Terhadap Hasil Belajar pada Materi Kalor Siswa Kelas VII SMP NEGERI 1 PAGARAN T.A 2013/2014.Jurnal Inpafi Vol. 2 NO. 3.
Warisman,2017.Pengantar Pembelajaran Sastra,Malang : UB Press
Warisman,2016. Membumikan Pembelajaran Sastra yang Humanis.Malang : UB Press.
Zarekar, Fatemah and Rouhollah Rahmatian. 2016. Inductive/Deductive Learning by Considering the Role of Gender—A Case Study of Iranian French-Learners. International Education Studies; Vol. 9, No. 12; 2016 ISSN 1913-9020 E-ISSN 1913-9039.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Makalah Global Warming (Pemanasan Global)

Makalah Global Warming (Pemanasan Global) BAB 1 Pendahuluan A.      Latar Belakang Makalah Dalam beberapa tahun terakhir, isu pe...