Jumat, 07 Desember 2018

MAKALAH PENGELOLAAN PENDIDIKAN “Pengetahuan dan Teknik tentang Pengelolaan Hubungan Masyarakat Sekolah”


“Pengetahuan dan Teknik tentang Pengelolaan Hubungan Masyarakat Sekolah”

 
1.      Vega Ramadhani                          (A1C317019)
2.      Priska Deboranita Nababan          (A1C317045)
3.      Novri Elisabeth Hutauruk             (A1C317047)
4.      Riko Firmansyah                           (A1C317055)
5.      Rachel Risda Sitanggang              (A1C317067)

DOSEN PENGAMPU:  Dwi Agus Kurniawan, S.Pd, M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2018

KATA PENGANTAR


Alhamdulillah, puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah Pengelolaan Pendidikan ini.
Pada kesempatan ini penulis juga mengucapkan terimakasih kepada Dosen Pengampu Bapak Dwi Agus Kurniawan, S.Pd.,M.Pd atas segala bimbingan dan arahan selama penyusunan makalah ini. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu dengan segala kerendahan hati penulis menerima saran dan kritikan yang membangun demi memperbaiki makalah ini.
Harapan penulis semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi mahasiswa yang membutuhkan. Aamiin

Jambi, November 2018


Penulis


DAFTAR ISI



BAB I

PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

Hubungan masyarakat (Humas) atau Public Relations (PR) adalah sebuah seni berkomunikasi dengan publik untuk membangun saling pengertian, menghindari kesalahpahaman dan mispersepsi, sekaligus membangun citra positif lembaga. Sebagai sebuah profesi seorang Humas bertanggung jawab untuk memberikan informasi, mendidik, meyakinkan, meraih simpati, dan membangkitkan ketertarikan masyarakat akan sesuatu atau membuat masyarakat mengerti dan menerima sebuah situasi. Bagian penting dari pekerjaan petugas humas dalam suatu organisasi adalah Membuat kesan (image) –kesan baik, citra positif, Pengetahuan dan pengertian –informasi, penerangan, penjelasan, Menciptakan ketertarikan, Penerimaan –pengertian, pemahaman, Membangun/menciptakan simpati publik. Kegiatan Humas adalah melobi, berbicara di depan publik atau melakukan pembicaraan publik (public speaking), menyelenggarakan acara, dan membuat pernyataan tertulis seperti rilis berita.
PR dalam definisinya dikatakan bahwa PR itu melekat pada manajemen. Manajemen tak akan  dapat berjalan sebagimana seharusnya tanpa adanya PR. Manajemen sangat berperan dalam kehidupan sehari-hari, apalagi dalam kehidupan masyarakat modern seperti sekarang ini. Tak ada kegiatan yang dilakukan dalam dan oleh masyarakat yang tidak memerlukan manajemen. Dalam pengertian PR dinyatakan bahwa PR akan sukses dalam fungsinya apabila mampu menciptakan, membangun, dan mengembangkan relasi kita.
Kedudukan, peranan dan tugas Public Relations dalam sebuah organisasi (perusahaan/pemerintahan), jelas sengatlah penting. Sehingga pelaksanaan aktivitasnya harus dikemas seefektivas mungkin. Dan ini di antaranya bisa diraih dengan cara mempesiapkan dan mengaplikasikan program kerja Public Relations dengan baik dan tepat. PR harus diposisikan secara langsung berdekatan dengan manajemen. Hal ini sesuai dengan fungsi manajemen di dalam organisasi. PR harus terletak pada lini garis staf manajemen puncak. Dengan begitu PR dapat mengorganisasi seluruh kegiatan komunikasi organisasi baik secara internal maupun eksternal. PR merupakan salah satu pendukung dalam mengatur organisasi atau perusahaan. Disini PR dalam kegiatannya merupakan profesi dalam melayani publiknya, dan ikut menentukan tujuan organisasi atau perusahaan dengan membuat rencana kerja, menciptakan strategi, melaksanakan rencana kerja, dan menilai hasil kerja.

1.2  Tujuan

Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah:
1.      Untuk mengetahui Pengertian Hubungan Sekolah dan Masyarakat
2.      Untuk mengetahui Unsur-unsur Hubungan Sekolah dan Masyrakat
3.      Untuk mengetahui Tujuan dan Fungsi Hubungan Sekolah dan Masyarakat
4.      Untuk mengetahui Prinsip-prinsip Hubungan Sekolah dan Masyarakat
5.      Untuk mengetahui Teknik-teknik Hubungan Sekolah dan Masyarakat












BAB II

PEMBAHASAN


2.1  Kajian Teoritik

2.1.1        Pengertian Hubungan Sekolah dan Masyarakat

Menurut Sunaengsih (2017:157), sekolah sebagai lembaga sosial yang diselenggarakan dan dimiliki oleh masyarakat, harus memenuhi kebutuhan masyarakatnya. Sekolah mempunyai kewajiban secara legal dan moral untuk selalu memberikan penerangan kepada masyarakat tentang tujuan-tujuan, program-program, kebutuhan dan keadaannya, dan sebaliknya sekolah harus mengetahui dengan jelas apa kebutuhan, harapan dan tuntutan masyarakatnya. Secara etimologis “hubungan masyarakat” diterjemahkan dari perkataan bahasa Inggris “public relation”, yang berarti hubungan sekolah dengan masyarakat ialah sebagai hubungan timbal balik antara suatu organisasi (sekolah) dengan masyarakatnya.
            According to Christine (2006:2) The British Institute of Public relations (BIPR) defines public relations as ‘the deliberate planned and sustained effort to establish and maintain mutual understanding between an organization and its publics.” This definition suggests that public relations is the creation or establishment of mutual understanding between an organisation and its publics. It also suggests that public relations is not a haphazard process. It must be consciously designed. Planning calls for attention, deliberation, research, anticipation, analysis and consequences.
            Public relations efforts must ensure that not only does the organisation understand its publics, the publics must equally understand the organisation. It must understand its reasons for whatever actions it takes. As a public relations officer or manager of your firm, for instance, it is your duty to ensure that mutual understanding is achieved between your firm and its several publics. More often than not, the publics are passive at performing this role. Therefore, your organisation must take proactive steps towards achieving it.
Terjemahan :
The British Institute of Public relations (BIPR) mendefinisikan public relations sebagai 'upaya yang direncanakan dan berkelanjutan yang disengaja untuk membangun dan mempertahankan saling pengertian antara organisasi dan publiknya.' Definisi ini menunjukkan bahwa hubungan masyarakat adalah penciptaan atau pembentukan saling pengertian antara organisasi dan publiknya. Ini juga menunjukkan bahwa PR bukanlah proses yang sembarangan. Itu harus dirancang secara sadar. Perencanaan membutuhkan perhatian, pertimbangan, penelitian, antisipasi, analisis, dan konsekuensi.
            Upaya hubungan masyarakat harus memastikan bahwa organisasi tidak hanya memahami publiknya, publik juga harus memahami organisasi. Itu harus memahami alasannya untuk tindakan apa pun yang diperlukan. Sebagai pegawai humas atau manajer perusahaan Anda, misalnya, adalah tugas Anda untuk memastikan bahwa saling pengertian tercapai antara perusahaan Anda dan beberapa publiknya. Lebih sering daripada tidak, publik pasif dalam melakukan peran ini. Oleh karena itu, organisasi Anda harus mengambil langkah proaktif untuk mencapainya.
According to Taylor and Carl (2004:645) public relations is both a professional practice and  subfield of communication with its owm research and theory base. Public relations is relatively young as an ademic field, however, having developed identifiable theory in only about the last 25 years. The field of public relations is developing into a theoretically based area of applied communication that has the potential to inform several areas of communication/mass communication and to offer theoretic and conceptual tools useful in bealth, risk, and political communication, among others. Because many readers are unfamiliar with public relations theory and research, this article first reviews and summarizes theory-related scholarship in public relations, then categorizes and explains the theoretic trends in the field. The article concludes by demonstrating how one of public relations' theoretic  / conceptual tools, issues management, can apply across all areas of applied communication.
            Terjemahan :
Hubungan masyarakat  adalah praktik profesional dan subbidang komunikasi dengan riset dan landasan teorinya. Hubungan masyarakat relatif masih muda sebagai bidang ademik, namun, setelah mengembangkan teori yang dapat diidentifikasi hanya dalam 25 tahun terakhir. Bidang hubungan masyarakat berkembang menjadi bidang komunikasi terapan yang berbasis teoritis yang memiliki potensi untuk menginformasikan beberapa bidang komunikasi / komunikasi massa dan untuk menawarkan alat teoritis dan konseptual yang berguna dalam komunikasi, risiko, dan politik, antara lain. Karena banyak pembaca yang tidak akrab dengan teori dan penelitian relasi publik, artikel ini pertama kali mengulas dan merangkum teori-teori yang terkait dengan teori dalam hubungan masyarakat, kemudian mengkategorikan dan menjelaskan tren teoritis di lapangan. Artikel ini menyimpulkan dengan menunjukkan bagaimana salah satu alat teoritis / konseptual public relations, manajemen masalah, dapat diterapkan di semua bidang komunikasi terapan.
Menurut Rahmat (2016:119), hubungan sekolah dengan masyarakat merupakan jalinan interaksi yang diupayakan oleh sekolah agar dapat diterima di tengah-tengah masyarakat untuk mendapatkan aspirasi, dan simpati dari masyarakat, serta mengupayakan terjadinya kerjasama yang baik antar sekolah dengan masyarakat untuk kebaikan bersama, atau secara khusus bagi sekolah penjalinan hubungan tersebut adalah untuk mensuksekan program-program sekolah yang bersangkutan sehingga sekolah tersebut bisa tetap eksis.
            Menurut Mulyasa (2014:50), hubungan sekolah dengan masyarakat pada hakikatnya merupakan suatu sarana yang sangat berperan dalam membina dan mengembangkan pertumbuhan pribadi peserta didik disekolah. Dalam hal ini sekolah sebagai sistem sosial merupakan bagian integral dari sistem sosial yang lebih besar, yaitu masyarakat. Sekolah dan masyarakat memiliki hubungan yang sangat erat dalam mencapai tujuan sekolah atau pendidikan secara efektif dan efisien. Jika hubungan sekolah dengan masyarakat berjalan dengan baik, rasa tanggung jawab dan partisipasi masyarakat untuk memajukan sekolah juga akan baik dan tinggi. Agar tercipta hubungan dan kerja sama yang baik antara sekolah dan masyarakat, masyarakat perlu mengetahui dan memiliki gambaran yang jelas tentang sekolah yang bersangkutan.   
Hubungan sekolah dan masyarakat(husemas) adalah suatu proses komunikasi antara sekolah dan masyarakat tentang kebutuhan dan kegiatan pendidikan serta mendorong minat dan kerja sama dalam peningkatan dan pengembangan sekolah. Husemas ini merupakan usaha kooperatif untuk menjaga dan mengembangkan saluran informasi dua arah yang efesien serta saling pengertian antara sekolah, personel sekolah dan masyarakat (Zainal,2016:273).
School public relations refers to the application of PR in the context of organization having the primary missions of delivering educational services. This includes public and private institutions at both the precllegiate and the cllegiate levels. The largest subcategory within this organizational family includes public elementry and secondary schools. Schools PR is examined here with respect to meaning, goals, persistent barriers, and current importance(Theodore,2011:13).        
Terjemahan :
Hubungan masyarakat sekolah mengacu pada penerapan PR dalam konteks organisasi yang memiliki misi utama memberikan layanan pendidikan. Ini termasuk lembaga publik dan swasta baik pada tingkat precllegiate dan cllegiate. Subkategori terbesar dalam keluarga organisasi ini termasuk elemen publik dan sekolah menengah. Sekolah-sekolah PR diperiksa di sini berkenaan dengan makna, tujuan, hambatan gigih, dan kepentingan saat ini, hal ini terdapat pada:
            According to Tata (2014:1) That school community relationship is very relevant in the development of primary education in Azare metropolis of Bauchi state. This is clearly evident due to the fact that the community provides many things to the school such as land for building schools, funds, facilities, supervisions, discipline and classrooms. This helps greatly in sustaining and strengthening school community relationship which ultimately leads to the development of primary education in Azare metropolis. That the primary schools in Azare metropolis have a lot of resources which encourage school community relationship and assist in the development of education. Primary school resources like classrooms, play grounds, halls, school compound, giving necessary consultations and clarifications as well as information provision to community are always available to the people around. This helps greatly in maintaining and strengthening school community relationship in primary schools of Azare metropolis.
Terjemahan :
Menurut Tata (2014:1)  menyatakan bahwa Hubungan komunitas sekolah itu sangat relevan dalam pengembangan pendidikan dasar di metropolis Azare negara bagian Bauchi. Hal ini jelas nyata karena fakta bahwa masyarakat memberikan banyak hal kepada sekolah seperti tanah untuk membangun sekolah, dana, fasilitas, supervisi, disiplin dan ruang kelas. Ini sangat membantu dalam mempertahankan dan memperkuat hubungan komunitas sekolah yang pada akhirnya mengarah pada pengembangan pendidikan dasar di metropolis Azare. Bahwa sekolah dasar di metropolis Azare memiliki banyak sumber daya yang mendorong hubungan komunitas sekolah dan membantu dalam pengembangan pendidikan. Sumber daya sekolah dasar seperti ruang kelas, tempat bermain, balai sekolah, kompleks sekolah, memberikan konsultasi dan klarifikasi yang diperlukan serta penyediaan informasi kepada masyarakat selalu tersedia bagi orang-orang di sekitar. Ini sangat membantu dalam mempertahankan dan memperkuat hubungan komunitas sekolah di sekolah dasar di kota Azare.
2.1.2Fungsi dan Tujuan Hubungan Masyarakat dengan Sekolah
A. Fungsi Hubungan Sekolah Dengan Masyarakat
Menurut Atiyah (2007:29) Fungsi humas bersifat melekat pada menajemen organisasi/perusahaan, yaitu bagaimana humas menyelenggarakan komunikasi dua arah atau timbal balik antara organisasi /lembaga yang diwakilinya dengan publik, yang artinya peranan ini turut menentukan sukses atau tidaknya misi, visi, dan tujuan bersama dari organisasi/lembaga tersebut.
Menurut Qoiman ( 2018:199-200) menyatakan bahwa fungsi humas dalam pendidikan adalah sebagai berikut :
1. Mengembangkan pengertian masyarakat tentang semua aspek pelaksanaan program pendidikan di sekolah.
2. Untuk dapat menetapkan apa harapan-harapannya mengenai tujuan pendidikan di sekolah dan bagaimana harapan para masyarakat terhadap lembaga/sekolah.
3. Untuk mendapatkan bantuan secukupnya dari para masyarakat kepada lembaganya, baik material, finansial maupun moril. 
4. Menimbulkan rasa tanggung jawab yang lebih besar terhadap kualitas pendidikan.
5. Mengikut sertakan masyarakat luas secara kooperatif dalam usaha mengatasi persoalan pendidikan dan meningkatkan kerjasama antara sekolah dengan masyarakat. 
6. Memperkuat sebuah peningkatan serta tujuan kualitas hidup dan penghidupan masyarakat. 
7. Meningkatkan gairah masyarakat untuk menjalinsebuah hubungan dengan sekolah
Menurut Musanna ( 2017:122)tujuan pendidikan mengarah pada pendampingan anak dalam proses penyermpurnaan ketertiban tingkah lakunya. Di dalam artikel berjudul “sifat dan maksud pendidikan” yang di publikasikan pada tahun 1942 ki hajar dewan tara mengemukakan bahwa tujuan pendidikan ialah kesempurnaan hidup manusia sehingga dapat memenuhi segala keperluan lahir dan batin yang di perolah dari kodrat alam.
Marzano (2003:15) Said anyone familiar with the Iast 35 years of reseach on school effectiveness is aware that there have been many proposed lists of school-level factors. in this chapther. collapse those previous lists into these five factor
1. guaranteed and viable curricullum
2. challenging goals and effective
3. parent and community involvement
4. safe and orderly environment
5. collegiality and professionalism
Terjemahan:
Marzano (2003:15) mengatakan bahwa setelah melakukan penelitian selama 35 tahun tentang efektivitas sekolah ia menyadari bahwa ada banyak daftar factor yang mempegaruhi  tingkatan sekolah yang bisa di perlihatkan. Kali ini ia hanya menuliskanya ke dalam lima factor, yaitu :
1.      kurikulum yang terjamin dan layak
2.      tujuan yang menantang dan efektif
3.      keterlibatan orang tua dan masyarakat
4.      lingkungan yang aman dan teratur
5.      kolegialitas dan profesionalisme

Umar and abdullahi said (2014:24),  The function of community towards maintaining and supporting its relationship with school and which ultimately lead to the development of education cannot be overemphasized. It is a known fact that there can never be a school where there is no community. The communities normally provide lands in which the schools are build as well as providing children enrolment. Nasiru, (2008) and Gital, (2009) were of the view that community provides school with the land to be established, fund it, provide facilities to it and help greatly in the improvement of the performance of pupils and general development of education. Generally, the school utilizes the community resources for teaching and learning purposes and at the same time derives its curriculum from the community (Mahuta, 2007). Agbaje, (1990), Adeboyeje, (1994) and Cohen, (1998) in Ogundele, Oparinde and Oyewale, (2012) were of the opinion that school community relationship have significant impact on the provision and maintenance of school facilities, school discipline, teachers job performance, academic achievement of students and overall success of the schools. This clearly shows that school community relationship exists and helps greatly in the development of education.
Terjemahan :
Menurut Umar and abdullahi (2014:24)Fungsi masyarakat untuk mempertahankan dan mendukung hubungannya dengan sekolah dan yang pada akhirnya mengarah pada pengembangan pendidikan tidak dapat terlalu ditekankan. Sudah diketahui fakta bahwa tidak akan pernah ada sekolah di mana tidak ada komunitas. Masyarakat biasanya menyediakan lahan di mana sekolah dibangun serta menyediakan pendaftaran anak-anak. Nasiru, (2008) dan Gital, (2009) berpandangan bahwa masyarakat menyediakan sekolah dengan tanah untuk didirikan, mendanainya, menyediakan fasilitas untuk itu dan sangat membantu dalam peningkatan kinerja murid dan perkembangan umum pendidikan. Umumnya, sekolah menggunakan sumber daya komunitas untuk tujuan pengajaran dan pembelajaran dan pada saat yang sama mengambil kurikulumnya dari masyarakat (Mahuta, 2007). Agbaje, (1990), Adeboyeje, (1994) dan Cohen, (1998) di Ogundele, Oparinde dan Oyewale, (2012) berpendapat bahwa hubungan komunitas sekolah memiliki dampak signifikan pada penyediaan dan pemeliharaan fasilitas sekolah, disiplin sekolah, kinerja guru, prestasi akademik siswa dan keberhasilan sekolah secara keseluruhan. Ini jelas menunjukkan bahwa hubungan komunitas sekolah ada dan sangat membantu dalam pengembangan pendidikan.
            Menurut Frida dalam buku karangan abdullah (2016: 19 – 20)  menyatakan bahwa ada dua fungsi Public Relations / humas, yakni Fungsi Konstruktif‖ dan Fungsi Korektif‖.
a.       Fungsi Konstruktif, menganalogikan fungsi ini sebagi perata jalan. Jadi humas merupakan garda terdepan yang dibelakangnya terdiri dari tujuan-tujuan perusahaan. Ada tujuan marketing, tujuan produksi, tujuan personalia dan sebaginya, peranan humas dalam hal ini mempersiapkan mental publik untuk menerima kebijakan organisasi/lembaga, humas menyiapkan mental organisasi/ lembaga untuk memahami kepentingan publik, humas mengevaluasi perilaku, publik maupun organisasi untuk direkomandasikan kepada manajemen, humas menyiapkan prakondisi untuk mencapai saling pengertian , salingpercaya, dan saling membantu terhadap tujuan-tujuan publik organisasi/lembaga yang di wakilinya. Fungsi Konstriktif ini mendorong humas membuat aktifitas ataupun kegiatankegiatan yang terencana, berkesinambungan yang cenderung bersifat proaktif, termasuk disini humas bertindak secara prefentif (mencegah).

b.      Fungsi Korektif, apabila kita mengibaratkan fungsi konstruktif sebagai perata jalan, maka fungsi korektif berperan sebagai pemadam kebakaran yakni apabila api sudah terlanjur menjalar dan membakar organisasi/lembaga, maka peranan yang dapat dimainkan oleh humas adalah memadamkan api tersebut. Artinya apabila sebuah organisasi/lembaga terjadi masalah-masalah krisis dengan publik, maka humas harus berperan dalam mangatasi terselesaikanya masalah tersebut.


B. TUJUAN HUBUNGAN MASYARAKAT DENGAN SEKOLAH
             Tujuan utama program humas dalam suatu lembaga pendidikan adalah untuk membangun dan memelihara kerja sama yang positif antara lembaga lembaga pendidikan dengan masyarakat yang terkait. Pelaksanaan program humas diarahkan untuk membangun kegiatan humas secara internal dan secara eksternal . dengan demikian tujuan dari program humas juga dapat dilihat baik secara internal maupun eksternal ( Maskur, 2015:31).
Menurut Nurhasah(2017:65-66)tujuan bidang humas dilihat dari kepentingan kedua belah pihak yaitu lembaga pendidikan dan masyarakat bahwa dilihat dari kepentingan lembaga pendidikan tujuan bidang Humas yaitu: 
1. Memelihara kelangsungan hidup lembaga pendidikan, meningkatkan mutu di lembaga pendidikan
2. Memperlancar proses belajar mengajar 
3. Memperoleh dukungan dan bantuan dari masyarakat dalam pengembangan dan pelaksanaan program pendidikan. 
Sedangkan dari kepentingan masyarakat tujuannya, yaitu:
1. Memajukan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat terutama dalam moral dan spiritual
2. Memperoleh batuan lembaga pendidikan untuk memecahkan berbagai masalah yang dihadapi masyarakat
3. Menjamin relevansi program lembaga pendidikan dengan kebutuhan masyarakat
4. Memperoleh anggota masyarakat yang meningkat kemampuannya
            Menurut mulyasa dalam buku karangan Darmadi  (2018:55) menyatakan bahwa tujuan hubungan sekolah dengan masyarakat dapat di tinjau dari dua dimensi yaitu kepentiansekolah dan kebutuhan masyarakat. Tujuan hubungan masyarakat berdasarkan dimensi kepentingan sekolah anatara lain :
1.      Memelihara kelansungan hidup sekolah
2.      Meningkatkan mutu pendidikan di sekolah
3.      Memperlancar kegiatan belajar dan mengajar
4.      Memperoleh bantuan dan dukungan dari masyarakat dalam rangka pengembangan dan pelaksanaan program – program yang telah di tetapkan oleh sekolah.
Tujuan hubungan berdasarkan kebutuhan masyarakat antara lain
1.      Memajukan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat
2.      Memperolah kemajuan sekolah dalam memecahkan berbagai masalah yang di hadapi masyarakat
3.      Menjamin relevansi program sekolah dengan kebutuhan dan perkembangan masyarakat
4.      Memperoleh kembali anggota – anggota masyarakat yang trampil dan makin meningkatkan kemampuan 
Menurut Harini (2014:9)Hubungan masyarakat pada dasarnya bertujuan menciptakan dan mengembangkan persepsi citra positif sekolah di masyarakat. Menurut Abdurrahman (Suryosubroto, 2012:13) bahwa hubungan masyarakat adalah kegiatan untuk menanamkan dan memperoleh pengertian, dukungan, kepercayaan, serta penghargaan pada dan dari publik suatu badan pada khususnya dan masyarakat pada umumnya. Pentingnya pendidikan menjadikan kerjasama sekolah dengan masyarakat sebagai kebutuhan dasar. Kerjasama tersebut dimaksudkan demi kelancaran pendidikan di sekolah pada umumnya dan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa pada khususnya.
2.1.3Unsur-unsur dan Jenis jenis Hubungan Sekolah dan Masyarakat
Menurut Agustinus (2013:187-188), Unsur unsur yang terlibat dalam hubungan sekolah dan masyarakat antara lain :
A)    Sekolah
Sebagai pusat pendidikan formal, sekolah lahir dan berkembang dari pemikiran efisiensi dan efektivitas pemberian pendidikan bagi masyarakat. Artinya bahwa sekolah sebagai pusat pendidikan formal merupakan perangkat masyarakat yang diserahi kewajiban memberikan pendidikan. Sekolah merupakan lembaga sosial yang tumbuh yang berkembang dari dan untuk masyarakat, karena itu segala bentuk dan tujuan sekolah harus diarahkan kepada pembentukan corak pribadi dan kemampuan warga masyarakat sesuai target atau sasaran pendidikan dalam masyarakat yang bersangkutan.
B)    Orangtua murid
Hubungan sekolah dengan orangtua murid hendaknya dibawa ke dalam hubungan yang konstruktif dengan program di sekolah. Karena itu, hubungan antara keduanya hendaknya dibimbing ke arah positif, dan itu adalah tugas kepala sekolah
C)    Murid dan Guru
Murid merupakan unsur sekolah yang sangat penting, begitu juga guru. Tanpa murid, sekolah tidak akan ada. Murid berasal dari lingkungan masyarakat, yaitu keluarga yang memperoleh ilmu pengetahuan dan pendidikan dari persekolahan dengan perantara guru
Menurut Sunaengsih (2017:159-161), beberapa pihak yang turut andil dalam pembentukan hubungan sekolah dan masyarakat,antara lain :
A)    Orangtua
Peranan orangtua dalaam pelaksanaan hubungan sekolah dengan masyarakat ,antara lain:
1.      Mendukung pelaksanaan belajar mengajar di sekolah
2.      Berpartisipasi aktif dalam mensosialisaasikan kegiatan sekolah di berbagai komunitas
3.      Bersedia menjadi narasumber sesuai keahlian dan profesi yang dimiliki
4.      Menginformasikan nilai-nilai positif dari pelaksanaan kegiatan disekolah kepada masyarakat secara luas
5.      Bekerjasama dengan anggota komite sekolah ataau pihak lain dalam pengadaaan sumber belajar
6.      Aktif bekerjasama dengan guru dalam proses pembelajaran untuk anak yang berkebutuhn khusus
7.      Aktif dalam memberikan ide/gagasan dalam rangka peningkatan kualitas pembelajaran
B)    Guru
Peranan guru dalam hubungan antara sekolah dengan masyarakat, antara lain:
1.      Berkomunikasi secara berkala dengan keluarga, yaitu:orangtua atau wali tentang kemajuan anak mereka dalam belajar dan berprestasi
2.      Bekerjasma dengan masyarakat untuk menjaring anak yang tidak bersekolah, mengajak dan memaukkannya ke sekolah
3.      Menjelaskan manfaat dan tujuan sekolah kepada orangtua peserta didik
4.      Mempersiapkan anak agar berani berinteraksi dengan masyarakat sebagai bagian dari kurikulum, seperti mengunjungi museum,memperingati hari-hari besar keagamaan dan nasional
5.      Mengajak orangtua dan anggota masyarakat terlibat di kelas
 C)  Komite Sekolah
Komite sekolah merupakan nama baru pengganti badan pembantu penyelenggara pendidikan (BP3). Komite sekolah adalah badan mandiri yang mewadahi peran serta masyarakat dalam rangka meningkatkan mutu, pemerataan, dan efisiensi pengelolaan pendidikan disatuan pendidikan , baik pada pendidikan prasekolah, jalur pendidikan sekolah maupun jalur pendidikan diluar sekolah(kepmendiknas nomor:044/U/2002).
Secara kontekstual peran komite sekolah sebagai:
1. Pemberi pertimbangan( advisory agency) dalam penentuan dab pelaksanaan kebijakan pendidikan di satuan pendidikan
2. Pendukung (supporting agency), baik yang berwujud finansial, pemikiran,maupun tenaga dalam penyelenggaraan pendidikan di satuan pendidikan
3. Pengontrol (controlling agency) dalam rangka transparansi dan akuntabilitas penyelenggaraan dan keluaran pendidikan di satuan pendidikan
4. Mediator antara pemerintah (eksekutif) dengan masyarakat disatuan pendidikan
Menurut Rosmalah (2016:68-71), peranan kepala sekolah, komite sekolah, guru dan masyarakat adalah:
1. Peran Kepala Sekolah
Pada tingkat sekolah, kepala sekolah merupakan figure kunci dalam mendorong perkembangan dan kemaajuan sekolah. Dalam konteks manajemen berbasis sekolah, kepala sekolah tidak hanya meningkat tanggung jawab dan otoritasnya dalam program-program sekolah, tetapi juga memiliki tanggung jawab untuk meningkatkan akuntabilitas keberhasilan siswa dan programnya.
2. Peran Komite Sekolah
Pembentukan komite sekolah sebagai badan yang mandiriyang memiliki kewajiban membantu sekolah, terutama dalam hal pembiayaan, pada hakikatnya telah mengurangi beban kepala sekolah dalam memenuhi kebutuhannya.Eksistensi komite sekolah bukan hanya sebagai pelengkap organisasi sekolah.
3. Peran Guru Sebagai Pengajar
a. Merencanakan dan melaksanakan kegiatan pembelajaran
b. Menilai proses dan hasil pembelajaran
c. Meningkatkan penilaian bagi peningkatan layanan pembelajaran
d Memberikan umpan balik secaraa tepat, teratur dan terus menerus kepada peserta didik
e. Memberikan bimbingan kepada pesrta didik yang mengalami kesulitan belajar
f. Menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan
g. Mengembangkan dan memanfaatkan alat bantu dan media pengajaran
3. Peran Orangtua dan Masyarakat
Orangtua dan masyarakat diharapkan partisipasinya dalam menentukan dan membuat program sekolah.Orangtua berperan sebagai partner yang harus berusaha mendidik anak secara kooperatif, dan berusaha membantu perkembangan yang sehat terhadap sekolah sedangkan sebagai pendukung , orangtua melindungi dan memberi dukungan berupa sumberdaya dan informasi kepada sekolah pada saat mengalami kesulitan.
MenurutSri Sundari dan Sholikin ( 2015:159)Jenis-jenis hubungan sekolah dan masyarakat, apabila sekolah dipandang sebagai suatu organisasi sosial maka organisasi tersebut mempunyai lingkungan di mana ia memperoleh pengaruh dan membutuhkan hubungan.
a. Hubungan masyarakat internal adalah hubungan masyarakat yang dijalin oleh dan di antara unsur-unsur yang ada di dalam sekolah.
b. Humas eksternal adalah humas yang di jalin oleh dan diantara sekolah dengan lembaga negri, lembaga swasta dan perseorangan di luar organisasi sekolah yang bersangkutan.
Menurut Kompri (2017:257-258), Jenis hubungan sekolah dan masyarakat itu dapat digolongkan menjadi tiga jenis,yaitu:
1.Hubungan Edukatif
Ialah hubungan kerjasama dalam hal mendidik murid, antara guru di sekolah dan orangtua di dalam keluaraaga. Adnya hubungan ini dimaksudkan agar tidak terjadi perbedaan prinsip atau bahkan pertentangan yang dapat mengakibatkan keragu-raguan pendirian dan sikap pada diri anak
2. Hubungan Kultural
Yaitu usaha kerja sama antara sekolah dan masyarakat yang memungkinkan adanya sling membina dan mengembangkan kebudayaan masyarakat tempat sekolah itu berada. Untuk itu diperlukan hubungan kerjasama antara kehidupan di sekolah dan kehidupan dalam masyarakat. Kegiatan kurikulum sekolah disesuaikan dengan kebutuhan dan tuntutan perkembangan masyarakat. Demikian pula tentang pemilihan bahan pembelajaraan dan metode-metode pembelajarannya.
3.Hubungan Institusional
Yaitu hubungan kerjasama antara sekolah dengan lembagaa-lembaga atau instansi resmi lain, baik swasta maupun pemerintah, seperti hubungan kerjasama antara sekolah satu dengan sekolah-sekolah lainnya, kepalaa pemerinta setempat  ateupun perusahaan-perusahaan negara, yang berkaitan dengan perbaikan dan perkembangan pendidikan pada umumnya.
            Model tipe hubungan komunitas sekolah menggambarkan hubungan di mana sekolah atau komunitas mendapat manfaat. Yaitu, sekolah atau komunitas memberikan kontribusi dengan mengorbankan yang lain. Di sini Anda memiliki hubungan penerima-donor di mana satu pihak menyumbang dan yang lain menerima, tanpa memberikan imbalan apa pun (Ibiam, 2015). Ini bukan tipe hubungan yang sehat dan karena hal itu tidak seimbang, ini dapat menghasilkan perselisihan antara sekolah dan komunitas tuan rumah seperti yang biasa terjadi di beberapa komunitas Nigeria (Duru,2017: 39).
2.1.4Prinsip-Prinsip Hubungan Sekolah dan Masyarakat
Menurut Rahmat (2016:125-129) bahwa program sekolah tentunya tidak dapat berjalan dengan lancar apabila tidak mendapat dukungan masyarakat. Oleh karena itu, pemimpin sekolah perlu terus membina hubungan yang baik antara sekolah dan masyarakat. Sekolah perlu banyak memberi informasi kepada masyarakat tentang problem-problem yang di hadapi, agar masyarakat mengetahui dan memahami masalah-masalah yang di hadapi sekolah. Harapannya yaitu tumbuhnya rasa simpati dan partisipasi masyarakat.
Beberapa prinsip yang perlu di perhatikan dan di petimbangkan dalam pelaksanaan hubungan sekolah dan masyarakat adalah sebgai berikut :
1. Integrity
Prinsip ini mengandung makna bahwa semua kegiatan hubungan sekolah dan masyarakat harus terpadu, dalam arti apa yang di jelaskan, di sampaikan dan disuguhkan kepada masyarakat harus informasi yang terpadu antara informasi kegiatan akademik maupun informasi kegiatan yang bersifat non akademik. Hindarkan sejauh mungkin upaya menyembunyikan (hidden activity) kegiatan yang telah, sedang dan akan dijalankan oleh sekolah, untuk menghindari salah persepsi serta kecurigaan terhadap sekolah. Biasanya sering terjadi sekolah tidak menginformasikan atau menutupi sesuatu yang sebenarnya menjadi masalah sekolah dan perlu bantuan atau dukungan orang tua murid. Oleh sebab itu sekolah harus sedini mungkin mengantisipasi kemungkinan adanya salah persepsi, salah interpretasi tentang informasi yang disajikan dengan melengkapi informasi yang akurat dan data yang lengkap, sehingga dapat diterima secara rasional oleh masyarakat. Hal ini sangat penting untuk meningkatkan penilaian dan kepercayaan masyarakat/orang tua murid terhadap sekolah, atau dengan kata lain transparansi sekolah sangat diperlukan, lebih-lebih dalam era reformasi dan abad informasi ini, masyarakat akan semakin kritis dan berani memberikan penilaian secara langsung tentang sekolah. Bahkan tidak jarang penilaian dan persepsi yang disampaikan masyarakatan tentang sekolah sering tidak memiliki dasar dan data yang akurat dan valid. Persepsi yang demikian apabila tidak dihindari akan menyebabkan hal yang negatif bagi sekolah, akibatnya sekolah tidak akan mendapat dukungan bahkan mungkin sekolah hanya akan menunggu waktu kematiannya. Karena dia tidak dibutuhkan keberadaannya oleh masyarakatnya sendiri
2. Continuity
Prinsip ini berarti bahwa pelaksanaan hubungan sekolah dengan masyarakat, harus dilakukan secara terus menerus. Jadi pelaksanaan hubungan sekolah dengan masyarakat jangan hanya dilakukan secara insedental atau sewaktu-waktu, misalnya hanya 1 kali dalam satu tahun atau sekali dalam satu semester/caturwulan, atau hanya dilakukan oleh sekolah pada saat akan meminta bantuan keuangan kepada orang tua/masyarakat. Hal inilah yang menyebabkan masyarakat selalu beranggapan bahwa apabila ada panggilan sekolah untuk datang ke sekolah selalu dikaitkan dengan minta bantuan uang. Akibatnya mereka cenderung untuk tidak datang atau sekedar mewakilkan kepada orang lain untuk menghadiri undangan sekolah. Kenyataan selama ini menunjukkan bahwa undangan kepada orang tua murid dari sekolah sering diwakilkan kehadirannya kepada orang lain, sehingga kehadiran mereka hanya berkisar antara 60% – 70% bahkan tidak jarang kurang dari 30%. Apabila ini terkondisi, maka sekolah akan sulit mendapat dukungan yang kuat dari semua orang tua murid dan masyarakat. Perkembangan informasi, perkembangan kemajuan sekolah, permasalahan-permasalahan sekolah bahkan permasalahan belajar siswa selalu muncul dan tumbuh setiap saat, karena itu maka diperlukan penjelasan informasi yang terus menerus dari sekolah untuk masyarakat/orang tua murid, sehingga mereka sadar akan pentingnya keikutsertaan mereka dalam meningkatkan mutu pendidikan putra-putrinya. Oleh sebab itu maka informasi tentang sekolah yang akan disampaikan kepada masyarakat juga harus di updating setiap saat. Informasi yang sudah out update akan memberikan kesan kurang baik oleh masyarakat kepada sekolah.
3. Simplicity
Prinsip ini menghendaki agar dalam proses hubungan sekolah dengan masyarakat yang dilakukan baik komunikasi personal maupun komunikasi kelompok pihak pemberi informasi (sekolah) dapat menyederhanakan berbagai informasi yang disajikan kepada masyarakat. Informasi yang disajikan kepada masyarakat melalui pertemuan langsung maupun melalui media hendaknya disajikan dalam bentuk sederhana sesuai dengan kondisi dan karakteristik pendengar (masyarakat setempat). Prinsip kesederhanaan ini juga mengandung makna bahwa:
·      Informasi yang disajikan dinyatakan dengan kata-kata yang penuh persahabatan dan mudah dimengerti. Banyak masyarakat yang tidak memahami istilah-istilah yang sangat ilmiah, oleh sebab itu penggunaan istilah sedapat mungkin disesuaikan dengan tingkat pemahaman masyarakat yang menjadi audience.
·      Penggunaan kata-kata yang jelas, disukai oleh masyarakat atau akrab bagi pendengar
·       Informasi yang disajikan menggunakan pendekatan budaya setempat.

4. Coverage
Kegiatan pemberian informasi hendaknya menyeluruh dan mencakup semua aspek, factor atau substansi yang perlu disampaikan dan diketahui oleh masyarakat, misalnya program ekstra kurikuler, kegiatan kurikuler, remedial teaching dan lain-lain kegiatan. Prinsip ini juga mengandung makna bahwa segala informasi hendaknya lengkap, akurat dan up to date. Lengkap artinya tidak satu informasipun yang harus ditutupi atau disimpan, padahal masyarakat/orang tua murid mempunyai hak untuk mengetahui keberadaan dan kemajuan (progress) sekolah dimana anaknya belajar. Oleh sebab itu informasi kemajuan sekolah, kegagalan/masalah yang dihadapi sekolah serta prestasi yang dapat dicapai sekolah harus dinformasikan kepada masyarakat. Akurat artinya informasi yang diberikan memang tepat dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat, dalam kaitannya ini juga berarti bahwa informasi yang diberikan jangan dibuat-buat atau informasi yang obyektif. Sedangkan up to date berarti informasi yang diberikan adalah informasi perkembangan, kemajuan, masalah dan prestasi sekolah terakhir. Dengan demikian masyarakat dapat memberikan penilaian sejauh mana sekolah dapat mencapai misi dan visi yang disusunnya.
5. Constructiveness
Program hubungan sekolah dengan masyarakat hendaknya konstruktif dalam arti sekolah memberikan informasi yang konstruktif kepada masyarakat. Dengan demikian masyarakat akan memberi-kan respon hal-hal positif tentang sekolah serta mengerti dan memahami secara detail berbagai masalah (problem dan constrain) yang dihadapi sekolah. Apabila hal tersebut dapat mereka mengerti, akan merupakan salah satu faktor yang dapat mendorong mereka untuk memberikan bantuan kepada sekolah sesuai dengan perma-salahan sekolah yang perlu mendapat perhatian dan pemecahan bersama. Hal ini menuntut sekolah untuk membuat daftar masalah (list of problems) yang perlu dikomunikasikan secara terus menerus kepada sasaran masyarakat tertentu.
Prinsip ini juga berarti dalam penyajian informasi hendaknya obyektif tanpa emosi dan rekayasa tertentu, termasuk dalam hal ini memberitahukan kelemahan-kelemahan sekolah dalam memacu peningkatan mutu pendidikan di sekolah. Prinsip ini juga berarti bahwa informasi yang disajikan kepada khalayak sasaran harus dapat membangun kemauan dan merangsang untuk berpikir bagi penerima informasi.
Penjelasan yang konstruktif akan menarik bagi masyarakat dan akan diterima oleh masyarakat tanpa prasangka tertentu, hal ini akan mengarahkan mereka untuk berbuat sesuatu sesuai dengan keinginan sekolah. Untuk itu informasi yang ramah, obyektif berdasarkan data-data yang ada pada sekolah.
6. Adaptability
Program hubungan sekolah dengan masyarakat hendaknya disesuaikan dengan keadaan di dalam lingkungan masyarakat tersebut. Penyesuaian dalam hal ini termasuk penyesuaian terhadap aktivitas, kebiasaan, budaya (culture) dan bahan informasi yang ada dan berlaku di dalam kehidupan masyarakat. Bahkan pelaksanaan kegiatan hubungan dengan masyarakat pun harus disesuaikan dengan kondisi masyarakat. Misalnya saja masyarakat daerah pertanian yang setiap pagi bekerja di sawah, tidak mungkin sekolah mengadakan kunjungan (home visit) pada pagi hari.
Pengertian-pengertian yang benar dan valid tentang opini serta faktor-faktor yang mendukung akan dapat menumbuhkan kemauan bagi masyarakat untuk berpartisipasi ke dalam pemeca-han persoalan-persoalan yang dihadapi sekolah.
Dalam pelaksanaan kegiatan hubungan sekolah dan masyarakat perlu memperhatikan beberapa prinsip, sebagai berikut:
a. Prinsip otoritas, yaitu bahwa husemas harus di lakukan oleh orang yang memiliki otoritas, karena pengetahuan dan tanggung jawabnya dalam penyelenggaraan sekolah.
b. Prinsip kesederhanaan, bahwa program-programyang di rencanakan dan kan di laksanakan harus sederhana dan jelas.
c. Prinsip sensitivitas, yaitu bahwa dalam menangani masalah-masalah yang berhubungan dengan masyarakat harus di sesuaikan dengan keadaan masyarakatmya.
d. Prinsip kejujuran, bahwa apa yang di sampaikan kepada masyarakat haruslah sesuatu yang apa adanya dan di sampaikan secara jujur.
Prinsip ketepatan, bahwa apa yang di sampaikan sebagai berikut:
1. Aspek normatif kependidikan, yaitu untuk menjadi guru yang baik tidak cukup di gantingkan pada hakikat, kecerdasan, kecakapan saja tetapi juga harus beritikad baik sehingga hal ini menyatu dengan norma yang di jadikan landasan dalam melaksanakan tugasnya.
2. Pertimbangan sebelum memilih jabatan guru;
3. Memiliki program peningkatan kemajuan masyarakat dan kemajuan pendidikan (Samsul, 2018 : 274-275).
Heppy (2011: 60), menyatakan bahwa prinsip komunikasi dua arah dan timbal balik merupakan proses penyampaian suatu pesan seseorang atau kelompok( komunikator) untuk memberi tahu atau mengubah sikap opini dan perilaku kepada perseorangan atau kelompok ( komunikan), baik berhadapan langsung maupun tidak langsung, melalui media massa sebagai alat atau saluran penyampaian pesan untuk mencapai tujuan atau target dalam proses komunikasi dua arah yang hendak di capai. 
Munirwan (2016: 24), menyatakan bahwa pada prinsipnya tokoh masyarakat memainkan peran yang sangat besar dalam menciptakan hubungan sekolah dan masyarakat. Oleh karena itu, sekolah harus menjalin kerja sama yang erat dengan tokoh masyarakat termasuk denagn pemimpin formal masyarakat dalam rangka membina pendidikan di sekolah,. Walaupun kerja sama itu tidak begitu mudah di wujudkan di karenakan banyak hal yang lain yang mesti di perhatikan.
2.1.5Teknik – teknik Hubungan Masyarakat
Menururt Kompri (2017:258-263), kenyataan membuktikan, hubungan sekolah dengan masyarakat tidak selalu berjalan dengan baik. Berbagai kendala yang sering ditemukan antara lain: komunikasi yang terhambat dan tidak profesional, tindak lanjut program yang tidak lancar dan pengawasan yang tidak terstruktur. Untuk mengatasi berbagai kendala tersebut beberapa hal bisa menjadi alternatif, adanya laporan berkala mengenai berbagai kegiatan sekolah serta keuangannya, diadakannya berbagai kegiatan yang mengakrabkan seperti open house kunjungan timbal balik dan program kegiatan bersama seperti pentas seni, perpisahan. Ada sejumlah teknik yang kiranya dapat diterapkan lembaga pendidikan, teknik-teknik tersebut dapat dikelompokkan menjadi empat yaitu, teknik tertulis, teknik lisan, teknik peragaan, dan teknik elektronik.
1.    Teknik tertulis
Hubungan antara sekolah dan masyarakat dapat dilakukan secara tertulis, cara tertulis dapat digunakan meliputi:
a. Buku kecil pada pemulaan tahun ajaran.
Buku kecil pda permulaan tahun ajaran baru ini isinya dijelaskan tentang tata teetib, syarat-syarat masuk, hari-hari libur dan hari-hari efektif. Kemudian buku kecil ini dibagikan kepada orangtua murid. Hal ini biasanya dilaksanakan di taman kanak-kanak (TK).


b. Pamflet.
Pamflet merupakan selebaran yang biasanya berisi tentang sejarah lembaga pendidikan tersebut, staf pengajar, fasilitas yang tersedia dan kegiatan belajar. Pamflet ini selain dibagikan ke wali murid juga bisa disebarkan kepada masyarakat umum, selain untuk menumbuhkan pengertian masyarakat juga sekaligus untuk promosi lembaga.
c. Berita kegiatan murid.
Berita ini dapat dibuat sesederhana mungkin pada selebaran kertas yang berisi informasi singkat tentang kegiatan-kegiatan yang dilakukan disekolah atau pesantren. Dengan membacaya orangtua murid dapat mengetauhi apa yang terjadi di lembaga pendidikan tersebut, khususnya kegiatan yang dilakukan oleh murid.
d. Catatan berita gembira.
Teknik ini sebenarnya mirip dengan berita kegiatan murid, keduanya sama-sama ditulis dan disebarkan kepada orangtua murid. Hanya saja catatan berita gembira ini berisi tentang keberhasilan seorang murid. Berita tersebut ditulis diselebaran kertas dan disampaikan kepada wali murid atau bahkan disebarkan ke masyarakat.
e. Buku kecil tentang cara membimbing anak.
Dalam rangka menciptakan hubungan yang harmonis dengan orangtua, kepala sekolah atau guru dapat membuat sebuah buku kecil yang sederhana yang berisi tentang cara membimbing anak yang efektif, kemudian buku tersebut diberikan kepada orangtua murid.

2.    Teknik lisan
Hubungan sekolah dengan masyarakat dapat dilakukan secara lisan meliputi:
a. Kunjungan rumah.
Dalam rangka mengadakan hubungan dengan mayarakat, pihak sekolah dapat mengadakan kunjungan ke rumah  wali murid, warga ataupun tokoh masyarakat. Melalui kunjungan rumah ini guru akan mengetahui masalah anak dirumahnya. Apabila setiap anak diketahui problemnya secara totalitas, maka program pendidikan akan lebih mudah direncanakan untuk disesuaikan dengan minatnya.
b. Panggilan orangtua.
Selain mengadakan kunjungan ke rumah, pihak sekolah sesekali juga memanggil orangtua murid datang ke sekolah. Setelah datang, mereka diberi penjelasan tentang perkembangan pendidikan di lembaga tersebut.

3.    Teknik peragaan
Teknik hubungan sekolah dengan masyarakat dapat dilakukan dengan menggunakan teknik peragaan yang meliputi:
a. Kunjungan ke sekolah
Kunjungan orangtua murid ke sekolah pada saat pelajaran berlangsung yak dimaksudkan agar para orangtua murid berkesempatan melihat anak-anaknya pada waktu mengikuti pelajaran. Kunjungan ke sekolah ini dapat dilaksanakan sewaktu-waktu, sehingga mereka dapat melihat kewajaran yang terjadi di sekolah tersebut.
b. Open house.
Open house merupakan suatu metode mempersilakan masyarakat yang berminat untuk meninjau sekolah serta mengobservasi kegiatan dan hasil kerja murid dan guru yang diadakan pada waktu yang telah terjadwal . pada saat itulah masyarakat dapat melihat secara langsung proses pembelajaran yang berlangsung di sekolah itu. Dari gambaran ini masyarakat dapat memberikan penilaian atas pelaksanaan pendidikan di sekolah tersebut.

4.    Teknik elektronik
Teknik hubungan sekolah dengan masyarakat dapat dilakukan dengan menggunakan media elektronik yang meliputi:
a. Melalui radio dan televisi
Radio dan televisi memiliki daya yang kuat untuk menyebarkan pengaruh melalui informasi yang disiarkannya. Radio dan televisi sangat cepat sekali membentuk “public opinion” yang sangat dibutuhkan dalam program hubungan sekolah dengan masyarakat ini. Melalui radio dan televisi, masyarakat akkan lebih mengenal situasi dan perkembangan sekolah serta dapat menyampaikan berita-berita dan pengumuman-pengumuman yang berkaitan dengan penyelenggaraan pendidikan, termauk apabila ada permohonan sumbangan dari pihak sekolah. Hal ini untuk menghindari tipuan yang sering dilakukan oleh anak kepada orangtua, bahwa anak mintak uang iuran yang sebenarnya tidak di tarik/tagih oleh sekolah.
b. Laporan tahunan
Laporan tahunan disusun oleh kepala sekolah untuk diberikan kepada  pemilik sekolah atau kepada kantor kementrian pendidikan atau kepada atasannnya langsung. Kepala sekolah dapat menugaskan kepada stafnya atau langsung dia sendiri yang memberikan informasi tersebut yang berkenaan dengan isi laporan tahunannya. Isi laporan tahunan tersebut antara lain mencakup: kegiatan yang telah dilakukan, kurikulum, personalia, anggaran dan situasi murid.
            Menurut Efni (2015: 661-662) untuk mensukseskan program husemas sekolah SDN 01 Bermani Ulu ada beberapa teknik yang dilakukan. Teknik yang di pilih adalah teknik yang dianggap efektif dan efisien disesuaikan dengan kondisi masyarakat sekitar, dan keuangan sekolah antara lain:
a. Teknik Pertemuan Tatap Muka Kelompok
Contoh penerapan teknik pertemuan kelompok lainnya yang di lakukan SD 01 Bermani Ulu adalah setiap akhir tahun sekolah melaksanakan acara perpisahan atau pelepasan siswa kelas enam yang sudah lulus ujian. Pada acara tersebut sekolah membentuk kepanitiaan yang di dalamnya ada unsur komite, wali siswa, dan pihak sekolah sehingga terbentuk kerjasama dan rasa kebersamaan. Kegiatan ini dimeriahkan juga dengan menampilkan berbagai pentas seni antara lain tarian siswa, puisi, rebana, sehingga para orangtua siswa dapat menyaksikan prestasi putra-putrinya berkat bimbingan guru-guru pembinanya., sehingga ajang seperti ini digunakan oleh sekolah sebagai strategi mengenalkan keberhasilan sekolah dalam membina siswa-siswinya, yang selanjutnya dapat memberikan citra yang baik dari masyarakat kepada sekolah.
b. Teknik Pertemuan Tatap Muka Individu
Teknik pertemuan tatap muka individu juga digunakan oleh sekolah dibidang hubungan sekolah dengan masyarakat. Kegiatan yang dilakukan dengan teknik ini antara lain guru mengundang wali siswa ke sekolah untuk membicarakan siswa yang sering membolos dan prestasinya yang rendah, atau ada siswa yang cukup pandai tapi ekonomi orangtuanya rendah sehingga sekolah membantu mencari solusi pemecahannya.
Selain guru, kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan juga aktif melakukan komunikasi dan kerjasama dengan komite sekolah dan tokoh masyarakat. Jika sekolah mengalami hambatan mengundang komite untuk membicarakan dan meminta masukan cara mengatasinya contohnya pada saat sekolah menghadapi kesulitn dalam hal keamanan sekolah mengingat batas tanah sekolah dengan rumah masyarakat yang  berdekatan dan sekolah belum bisa membuat pagar karena terkendala keuangan.
Kegiatan pertemuan individu juga dilakukan oleh kepala sekolah dengan tokoh masyarakat setempat, baik ulama, kepala desa, ataupun bapak lurah. Kepala sekolah sekali-sekali mengunjungi tokoh masyarakat tersebut dirumahnya untuk bersilaturahmi dan berbincang-bincang tentang program sekolah. Di sela-sela pembicaraan meminta pendapat tentang memajukan pendidikan di sekolah. Menurut kepala sekolah cara ini sangat efektif karena dilakukan secara informal dengan cara kekeluargaan.
c. Teknik Publikasi Sekolah
Kegiatan yang dilakukan sekolah jika sekolah mengikuti perlombaan di tingkat kecamatan atau kabupaten diinformasikan kepada siswa, jika sekolah mendapatkan kejuaraan dalam lomba disampaikan kepada siswa pada saat upacara bendera di hari senin, sekolah mengisi acara di tingkat kecamatan diinformasikan kepada seluruh warga sekolah. Dengan menginformasikan semua kegiatan dan prestasi sekolah kepada seluruh siswa diharapkan siswa di rumah akan bercerita kepada orangtuanya, sehingga orangtua tahu kegiatan-kegiatan yang ada di sekolah. Hal ini dilakukan karena kebanyakan orangtua siswa berlatar petani yang jarang datang ke sekolah, bahkan kadang diundang rapat tidak datang. Jadi teknik ini efektif memberikan informasi dari orang ke orang, dari siswa ke orang tua.


2.2  Kajian Kritis
Menurut kelompok kami Hubungan Masyarakat adalah praktik profesional dan subbidang komunikasi dengan riset dan landasan teorinya. Sedangkan hubungan sekolah dan masyarakat(husemas) adalah suatu proses komunikasi antara sekolah dan masyarakat tentang kebutuhan dan kegiatan pendidikan serta mendorong minat dan kerja sama dalam peningkatan dan pengembangan sekolah. Husemas ini merupakan usaha kooperatif untuk menjaga dan mengembangkan saluran informasi dua arah yang efesien serta saling pengertian antara sekolah, personel sekolah dan masyarakat.
Hubungan masyarakat atau yang dikenal dengan humas memiliki Fungsi yang  bersifat melekat pada menajemen organisasi/perusahaan, begitu juga dalam bidang pendidikan dimana humas memiliki fungsi yang sangat penting bagi suatu sekolah dalam bidang pendidikan, hal ini dikarenakan humas memiliki peran yang sangat penting dalam sebuah organisasi.
Berikut adalah beberapa fungsi humas terhadap sekolah menurut para ahli
1.      Mengembangkan pengertian masyarakat tentang semua aspek pelaksanaan program pendidikan di sekolah.
2.      Untuk dapat menetapkan apa harapan-harapannya mengenai tujuan pendidikan di sekolah dan bagaimana harapan para masyarakat terhadap lembaga/sekolah.
3.      Untuk mendapatkan bantuan secukupnya dari para masyarakat kepada lembaganya, baik material, finansial maupun moril. 
4.       Menimbulkan rasa tanggung jawab yang lebih besar terhadap kualitas pendidikan.
5.      Mengikut sertakan masyarakat luas secara kooperatif dalam usaha mengatasi persoalan pendidikan dan meningkatkan kerjasama antara sekolah dengan masyarakat. 
Selain dari fungsi humas yang disebutkan diatas terdapat juga beberapa Tujuan hubungan masyarakat berdasarkan dimensi kepentingan sekolah anatara lain :
1.      Memelihara kelansungan hidup sekolah
2.      Meningkatkan mutu pendidikan di sekolah
3.      Memperlancar kegiatan belajar dan mengajar
Tujuan hubungan berdasarkan kebutuhan masyarakat antara lain
1.      Memajukan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat
2.      Memperolah kemajuan sekolah dalam memecahkan berbagai masalah yang di hadapi masyarakat
3.      Menjamin relevansi program sekolah dengan kebutuhan dan perkembangan masyarakat
Teknik-teknik hubungan sekolah dengan masyarakat terbagi menjadi 4 kelompok yaitu: teknik tertulis, teknik lisan, teknik peragaan dan teknik elektronik.
1.      Teknik tertulis
Teknik tertulis meliputi:
a.       Buku kecil permulaan tahun ajaran.
Buku ini berisi tentang tata tertib, syarat-syarat masuk sekolah, hari-hari libur, serta hari efektif belajar. Buku ini diberikan kepada orangtua/wali murid, dan ini biasanya dapat kita temukan di taman kanak-kanak (TK).
b.      Pamflet.
Pamflet ini berisi tentang sejarah lembaga pendidikan, staf pengajar, fasilitas yang tersedia serta seluruh kegiatan belajar yang ada di sekolah.
c.       Berita kegiatan murid.
Berita ini dapat dibuat sesederhana mungkin dan dituliskan diselebaran kertas yang isinya tentang informasi singkat dari kegiatan-kegiatan yang ada di sekolah. Dengan begitu orangtua murid dapat mengetahui dengan mudah apa saja yang dilakukan oleh anaknya di sekolah.
d.      Catatan berita gembira.
Catatan ini hampir sma dengan berita kegiatan murid, hanya saja catatan ini berisi tentang hasil pencapaian atau prestasi yang diperoleh oleh murid/siswa yang kemudian dituliskan diselebaran kertas dan diberikan kepada orangtua murid .
e.       Buku kecil tentang cara membimbing anak.
Untuk menciptakan hubungan yang harmonis antara sekolah dengan orangtua maka kepala sekolah dan guru berkerjasama untuk membuat buku kecil yang sederha yang isinya tentang cara membimbing anak dirumah.
2.      Teknik lisan
Teknik lisan meliputi:
a.       Kunjungan ke rumah
Pihak sekolah berkunjung langsung kerumah orangtua/wali siswa. Dalam kunjungan ini bertujuan agar guru dapat mengetahui masalah yang dialami oleh murid/ siswa.
b.      Panggilan orangtua.
Selain dari junjungan rumah sesekali juga sekolah mengundang orangtua/wali siswa secara langsung datng ke sekolah untuk diberi penjelasan tentang perkembangan pendidikan serta perkembangan belajar dari anaknya.
3.      Teknik peragaan.
Tekni peragaan ini meliputi:
a.       Kunjungan ke sekolah
Artinya orangtua/wali siswa datang secara langsung kesekolah untuk melihat/menyaksikan langsung anaknya dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar dalam kelas. Biasanya kunjungan ini dilakukan secara tiba-tiba atau tidak terjadwal, sehingga orangtua dapat melihat secara langsung kewajaran yang terjadi dilingkungan sekolah baik yang di dalam kelas maupun yang diluar kelas.
b.      Open house
Mempersilahkan masyarakat datang kesekolah untuk melihat dan melakukan observasi tentang keadaan sekolah. Dengan begitu masyarakat juga dapat memberikan penilaian tentang apa yang ada di dalam sekolah tersebut baik yang ada di ruangan kelas maupun yang diluar kelas.
4.      Teknik elektronik
Teknik elektronik meliputi:
a.       Radio dan televisi
Dimana kita mengetahui bahwa radio dan televisi memiliki daya yang sangat kuat untuk menyebarkan informasi. Dengan begitu masyarakat juga dapat dengan cepat mengetahui informasi tentang sekolah tersebut. Informasi ini biasanya yang berkaitan dengan perkembangan sekolah, prestasi dan berbagai pembiayaan (administrasi) sekolah.
b.      Laporan tahunan
Laporan ini berisi tentang seluruh kegiatan yang telah dilaksanakan oleh sekolah, kurikulum, personalia, anggaran dan situasi siswa/murid. Laporan ini langsung dibuat oleh kepala sekolah dan diberikan kepada pemilik sekolah atau langsung kepada kantor kementrian pendidikan.















BAB III
PENUTUP
1.1    Kesimpulan
Dari pembahsan di atas dapat disimpulkan bahwa:
1.    Hubungan sekolah dan masyarakat merupakan jalinan interaksi yang di upayakan oleh sekolah agar dapat diterima di tengah-tengah masyarakat untuk mendapatkan aspirasi, simpati dari masyarakat.
2.    Fungsi dan tugas pokok Hubungan sekolah dan masyarakat adalah menarik simpati masyarakat umumnya serta publik khususnya, sehingga dapat meningkatkan pendidikan di lingkungannya.
3.    Prinsip-prinsip Hubungan sekolah dan masyarakat ada 6, yaitu: integriry, continuity, slimplicity, coverage, constructiveness, dan adaptability.
4.    Jenis-jenis Hubungan sekolah dan masyarakat yaitu, hungan edukatif, kultural dan i institusional.
5.    Teknik-teknik hubungan sekolah dan masyarakat yaitu, teknik lisan, tulisan, elektronik dan peragaan.
3.2 Saran
Penulis menyadari bahwa masih jauh dari kata sempurna. Kedepannya penulis akan lebih fkus dan details dalam menjelaskan tentang materi di atas dengan sumber-sumber yang lebih banyak dan tentunya dapat dipertanggungjwabkan. Untuk saran bisaa berisi kritik atau saran terhadap penulisan juga bisa untuk menanggapi terhadap kesimpulan dan bahasan makalah yang telah di jelaskan


.

DAFTAR PUSTAKA


Atiyah Oemi .2007. Profesionalisme Kehumasan. Komunika Majalah Ilmiah Komunikasi dalam pembangunan. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. ISSN 0126-2491. Vo  l.10 No,1
Cucun,dkk.2011.Pengelolaan Pendidikan.Sumedang: UPI Sumedang Press.
Darmadi.2018. Membangun Paradigma Baru Kinerja Guru.Lampung Tengah: Guepedia
Duru dan Uremadu,2017.School and Community Relations in Nigeria: an Exploratory Review of Literature Approach.International Journal of Economics,Business and Management Research. Vol. 1, No. 04; 2017 ISSN: 2456-7760.
Harini Ira Nur.2014.Manajemen hubungan masyarakat dalam upaya peningkatan pencitraan sekolah (studi kasus di smp al hikmah surabaya).Jurnal Inspirasi Manajemen Pendidikan. Vol. 4 No. 4.
Hermino,Agustinus.2013.Asesmen Kebutuhan Organisasi Persekolahan.Jakarta: PT.Gramedia.
Kompri.2017.Standardisasi Kompetensi Kepala Sekolah. Jakarta: Kencana
Kowalski, theodore J. 2011. Publics Relations in schools. Taipe : University Of Daston.
Marzano Robert J.2003. What Works in Schools: Translating Research Into Action. Amerika:United States
Maskur.2015. Manajemen Humas Pendidikan Islam,Teori dan Aplikasi. Yogyakarta : Deepublish
Mulyasa, E. 2014. Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Musanna.2017.Indiigenisasi pendidikan : rasionalitas revitalisasi praksis pendidikan Ki Hajar Dewantara. Jurnal pendidikan dan kebudayaan, Vol.2 No1.
Nizar, Samsul dan Zainal Efendi Hasibuan.2018. Pendidik ideal. Depok : Prenadamedia group.
Ofule, Chirstine I.2006. Principalsand practice of public Relation.Victoria island : university of Nigeria.
Pratiwi, Heppy Atma. Peranan Humas dalam membentuk citra positif perguruan tinggi. Vol. 2. No. 1 tahun 2011. Hal : 60).
Qoimah, 2018.Membangun pelayanan publik yang prima: strategi manajemen humas dalam penyampaian program unggulan di lembaga pendidikan.Jurnal Manajemen Pendidikan Islam, Vol. I, No.2. E-ISSN 2614-4018
Rahmad, Abdullah, 2016. Manajemen Humas Sekolah. Yogyakarta : Media Akademi
Rosmalah.2016.Hakikat Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah. Jurnal Publikasi Pendidikan.Volume VI Nomor 1 Januari 2016. ISSN 2088-2092
Sa’ad, Tata Umar dan Abdullahi M.  Sadiq. 2004. The Relevance of School Community Relationship on the Development of Primary Education in Azare Metropolis of Bauchi State, Nigeria. IOSR Journal of Research & Method in Education (IOSR-JRME). E-ISSN: 2320–7388,p-ISSN: 2320–737X Volume 4, Issue 6 Ver. II
Sri Sundari dan Sholikin.Hubungan Sekolah Dengan Masyarakat Terhadap Peningkatan Prilaku Peserta Didik Di SMP Negeri I Bangilan . Jurnal Ilmiah Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
Taylor,M and Carl H.Botan.public relations:state of the field. Journal of communication.VOL. 4 . tahun 2004 . ISSN:0021-9916.
Umar, munirwan. Manajemen hubungan sekolah masyarakat dalam pendidikan. Jurnal edukasi. Vol. 2. No. 1. Tahun 2016. Hal : 24.
Wati, Efni. 2015. Manajemen Hubungan Sekolah Dan Masyarakat. Jurnal Manajer Pendidikan. Vol. 9. No. 5. Tahun 2015. Hal: 661-662.
Zainal, Rivai veitzhal,dkk. 2017. Islamic Quality Education. Management.Jakarta: PT.Gramedia Building.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Makalah Global Warming (Pemanasan Global)

Makalah Global Warming (Pemanasan Global) BAB 1 Pendahuluan A.      Latar Belakang Makalah Dalam beberapa tahun terakhir, isu pe...