Jumat, 21 September 2018

Strategi Pembelajaran Induktif dan Deduktif


A.    Definisi dan Sejarah  Strategi Induktif dan Deduktif
Pada dasarnya strategi pembelajaran dapat dilihat melalui dua sudut pandang yaitu pertama siswa dipandang sebagai objek belajar dalam hal ini pembelajaran menuntut keaktifan guru. Kedua siswa sebagai subjek dan obyek belajar, siswa dituntut keaktifannya dalam proses belajar .Strategi Induktif dan Deduktif ini dikembangkan oleh filosof Perancis Bacon yang menghendaki penarikan kesimpulan didasarkan atas fakta-fakta yang kongkrit sebanyak mungkin.Semakin banyak fakta semakin mendukung hasil simpulan.
Model berfikir induktif dirancang dan dikembangkan oleh Hilda Toba dengan tujuanuntuk mendorong para pelajar menemukan dan mengorganisasikan informasi, menciptakannama suatu konsep dan menjajagi berbagai cara yang dapat menjadikan para pelajar lebihterampil dalam menyingkap dan mengoraganisasikan informasi dan dalam melakukan pengetesan hipotesis yang melukiskan antar hal. Pada pendekatan induktif dimulai denganmemberikan bermacam-macam contoh. Dari contoh-contoh tersebut siswa mengerti keteraturandan kemudian mengambil keputusan yang bersifat umum.
Strategi induktif dinamakan juga strategi pembelajaran dari khusus ke umum. Pada strategi induktif  bahan yang dipelajari dimulai dari hal-hal yang konkrit atau contoh-contoh yang kemudian secara perlahan siswa dihadapkan pada materi yang kompleks dan sukar.
Strategi  pembelajaran induktif adalah sebuah pembelajaran yang bersifat langsung tapi sangat efektif untuk membantu siswa mengembangkan keterampilan berpikir tingkat tinggi dan keterampilan berpikir kritis. Pada  pembelajaran induktif guru langsung memberikan presentasi informasi-informasi yang akan memberikan ilustrasi-ilustrasi tentang topik yang akan dipelajari siswa, selanjutnya guru membimbing siswa untuk menemukan pola-pola tertentu dari ilustrasi-ilustrasi yang diberikan tadi. Biasanya pembelajaran dilakukan dengan cara eksperimen, diskusi, dan demonstrasi.
Deduktif berasal dari bahasa Inggris “deduction” yang berarti penarikan kesimpulan dari keadaan – keadaan yang umum, kemudian menemukan yang khusus, dari hal abstrak kepada hal yang nyata, dari konsep-konsep yang astrak kepada contoh-contoh yang konkrit, dari sebuah premis menuju ke kesimpulan yang logis.
Pembelajaran deduktif merupakan imbangan yang sangat dekat bagi strategi pembelajaran induktif.Keduanya dirancang untuk mengajarkan konsep dan generalisasi, mengandalkan contoh dan bergantung pada keterlibatan guru secara aktif dalam membimbing siswa. Perbedaan terletak pada urutan kejadian selama pembelajaran, keterampilan berpikir, cara memotivasi dan waktu yang diperlukan serta biasanya pada pembelajaran pendekatan deduktif seorang guru harus lebih aktif daripada siswanya.
Pembelajaran deduktif disebut pula pembelajaran langsung (direct Instruction). Strategi berfikir deduktif adalah strategi berfikir yang menerapkan hal-hal yang umum terlebih dahulu untuk seterusnya dihubungkan dalam bagian-bagiannya yang khusus.Strategi deduktif ini merupakan pemberian penjelasan tentang prinsip-prinsip isi pelajaran, kemudian dijelaskan dalam bentuk penerapannya atau contoh-contohnya dalam situasi tertentu.Strategi ini menjelaskan teori ke bentuk realitas atau menjelaskan hal-hal yang bersifat umum ke yang bersifat khusus.
A.    Ciri Strategi Induktif dan Deduktif
Ciri-ciri dari strategi pembelajaran induktif adalah :
1.      Penekanan pada keterampilan berpikir dan tujuan-tujuan afektif
2.      Berstruktur rendah
3.      Penggunaan waktu yang kurang efisien
4.      Memberi kesempatan yang banyak untuk belajar sewaktu-waktu.
Dari ciri-ciri strategi induktif diatas dapat dikembangkan atas dasar beberapa karakteristik sebagai berikut :
  1. Kemampuan berpikir dapat diajarkan.
2.      Berpikir merupakan suatu transaksi aktif antara individu dengan data.Artinya, dalam seting kelas, bahan-bahan ajar merupakan sarana bagi siswa untuk mengembangkan operasi kognitif tertentu.
3.      Proses berpikir merupakan suatu urutan tahapan yang beraturan (lawful). Artinya, agar dapat menguasai keterampilan berpikir tertentu, prasyarat tertentu harus dikuasai terlebih dahulu, dan urutan tahapan ini tidak bisa dibalik. Oleh karenanya, konsep tahapan beraturan ini memerlukan strategi pembelajaran tertentu agar dapat mengendalikan tahapan-tahapan tersebut.
Ciri-ciri pembelajaran deduktif adalah sebagai berikut :
  1. Berorientasi pada siswa dan materi
  2. Berstruktur tinggi
  3. Penggunaan waktu yang lebih efisien.
4.      Kurang memberi kesempatan untuk belajar sewaktu-waktu

B.     Implementasi Strategi Induktif dan Deduktif Dalam Pembelajaran
Langkah-langkah yang harus  Anda tempuh dalam model pembelajaran dengan pendekatan induktif  yaitu : (1)  guru memilih konsep, prinsip, aturan yang akan disajikan dengan pendekatan induktif, (2) guru menyajikan contoh-contoh khusus, prinsip, atau aturan yang memungkinkan siswa memperkirakan sifat umum yang terkandung dalam contoh, (3) guru menyajikan bukti yang berupa contoh tambahan untuk menunjang atau mengangkat perkiraan, dan (4)  menyimpulkan, memberi penegasan dari beberapa contoh kemudian disimpulkan dari contoh tersebut serta tindak lanjut.
Langkah-langkah yang dapat tempuh dalam model pembelajaran dengan pendekatan deduktif dijelaskan sebagai berikut :
  1. Guru memilih konsep, prinsip, Inisiasi atau  aturan yang akan disajikan,
  2. Guru menyajikan aturan, prinsip yang berifat umum, lengkap dengan definisi dan contoh-contohnya,
  3. Guru menyajikan contoh-contoh khusus agar siswa dapatmenyusun hubungan antara keadaan khusus dengan aturan prinsip umum yangdidukung oleh media yang cocok,
  4. Guru menyajikan bukti-bukti untuk menunjang atau menolak kesimpulan bahwa keadaan umum itu merupakan gambaran darikeadaan khusus.
Pembelajaran deduktif terdiri dari empat tahap:
  1. guru mulai dengan kaidah-kaidah konsep (conceot rule) atau pernyataan yang mana  dalam pembelajaran diupayakan untuk pembuktiannya,
  2. guru memberikan contoh-contoh yang menunjukkan pembuktian dari konsep,
  3. guru memberikan pertanyaan kepada siswa untuk mendapatkan atribut/ciri dan bukan esensi dari konsep-konsep, dan
  4.  siswa memberikan beberapa kategori dari contoh yang diberikan oleh guru.

C.    Kelebihan dan Kelemahan Strategi Induktif dan Deduktif
Kelebihan Strategi Pembelajaran Induktif  adalah sebagai berikut:
1.      Pada strategi pembelajaran induktif guru langsung memberikan presentasi informasi-informasi yang akan memberikan ilustrasi-ilustrasi tentang topik yang akan dipelajari siswa, sehingga siswa mempunyai parameter dalam pencapaian tujuan pembelajaran.
2.      Ketika siswa telah mempunyai gambaran umum tentang materi pembelajaran, guru membimbing siswa untuk menemukan pola-pola tertentu dari ilustrasi-ilustrasi yang diberikan tersebut sehingga pemerataan pemahaman siswa lebih luas dengan adanya pertanyaan-pertanyaan antara siswa dengan guru.
3.      Strategi pembelajaran induktif menjadi sangat efektif untuk memicuketerlibatan yang lebih mendalam dalam hal proses belajar karena proses Tanya jawab tersebut.
Kelemahan Model Pembelajaran Induktif adalah sebagai berikut:
1.      Model ini membutuhkan guru yang terampil dalam bertanya (questioning) sehingga kesuksesan pembelajaran hampir sepenuhnya ditentukan kemampuan guru dalam memberikan ilustrasi-ilustrasi.
2.      Tingkat keefektifan model pembelajaran induktif ini, jadinya-sangat tergantung pada keterampilan guru dalam bertanya dan mengarahkan pembelajaran, dimana guru harus menjadi pembimbing yang akan untuk membuat siswa berpikir.
3.      Model pembelajaran ini sangat tergantung pada lingkungan eksternal, guru harus bisa menciptakan kondisi dan situasi belajar yang kondusif agar siswa merasa aman dan tak malu/takut mengeluarkan pendapatnya. Jika syarat-syarat ini tidak terpenuhi, maka tujuan pembelajaran tidak akan tercapai secara sempurna.
4.      Saat pembelajaran berlangsung dengan menggunakan model pembelajaran induktif, guru harus telah menyiapkan perangkat-perangkat yang akan membuat siswa beraktivitas dan mengobarkan semangat siswa untuk melakukan observasi terhadap ilustrasi-ilustrasi yang diberikan, melalui pertanyaan-pertanyaan yang diberikan oleh guru. Dengan metode ini maka kemandirian siswa tidak dapat berkembang optimal.
5.      Guru harus menjaga siswa agar perhatian mereka tetap pada tugas belajar yang diberikan, sehingga peran guru sangat vital dalam mengontrol proses belajar siswa.
6.      Kesuksesan proses belajar mengajar dengan menggunakan model pembelajaran induktif bergantung pada contoh-contoh atau ilustrasi yang digunakan oleh guru.
7.      Pembelajaran tidak dapat berjalan bila guru dan muridnya tidak suka membaca, sehingga tidak mempunyai pilihan dalam proses induktif.

D.    Syarat Penggunaan Strategi Induktif dan Deduktif
Kelebihan Pembelajaran Deduktif menurut Heman Hudoyo (1990) adalah sebagai berikut:
1.      Waktu yang dibutuhkan singkat.
2.      Kombinasi metode pada pendekatan deduktif akan mengurangi kelemahan pendekatan deduktif.
3.      Pada kelas yang kuat pendekatan deduktif akan lebih memudahkan peserta didik menangkap konsep yang diajarkan.
4.      Cara mudah untuk menyampaikan isi – isi pelajaran, amat sesuai untuk peserta didik bertahap kognitif tinggi dan mudah menyempurnakan pengajaran.
Kekurangan pembelajaran Deduktif menurut Heman Hudoyo (1990) adalah :
1.      Biasanya dirasakan sangat sulit bagi peserta didik untuk memahami suatu konsep yang abstrak, bila tidak didahului dengan contoh – contoh yang kongkrit. Bahkan bila anak masih di dalam tahap operasi kongkrit tentang konsep konsep yang abstrak tidak bermakna bagi peserta didik.
2.      Pendekatan deduktif di khawatirkan menyebabkan ingatan lebih penting daripada pengertian
3.      Peserta didik menjadi pasif hanya menurut pola pengerjaan yang disajikan oleh pendidiknya.
4.      Kurang bermanfaat untuk peserta didik yang lemah, strategi ini lebih berpusatkan pendidik dan kurang meningkatkan kemahiran berfikir.
Strategi pembelajaran yang dipilih oleh guru selayaknya didasari pada berbagai pertimbangan sesuai dengan situasi, kondisi dan lingkungan yang akan dihadapinya.  Pemilihan strategi pembelajaran umumnya bertolak dari:  
  1. Rumusan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan, 
  2. Analisis kebutuhan dan karakteristik peserta didik yang dihasilkan, dan 
  3. Jenis materi pelajaran yang akan dikomunikasikan. 
Dengan Strategi Induktif materi atau bahan pelajaran diolah mulai dari yang khusus (sifat, ciri atau atribut) ke yang umum, generalisasi atau rumusan.Strategi Induktif dapat digunakan dalam mengajarkan konsep, baik konsep konkret maupun konsep terdefinisi.
Dengan Strategi Deduktif materi atau bahan pelajaran diolah dari mulai yang umum, generalisasi atau rumusan, ke yang bersifat khusus atau bagian-bagian.Bagian itu dapat berupa sifat, atribut atau ciri-ciri.Strategi Deduktif dapat digunakan dalam mengajarkan konsep, baik konsep konkret maupun konsep terdefinisi.


Strategi Pembelajaran Ekspositori dan Heuristik


STRATEGI PEMBELAJARAN EKSPOSITORI
A.        Konsep Pembelajaran Ekspositori
Istilah ekspositori berasal dari konsep eksposisi yang berarti memberi penjelasan. Dalam konteks pembelajran, eksposisi merupakan strategi yang dilakukan guru untuk mengatakan atau menjelaskan fakta-fakta, gagasan-gagasan dan informasi-informasi penting lainnya kepada para pembelajar.
Jadi, strategi pembelajaran ekspoditori adalah strategi pembelajran yang menekankan kepada proses penyampaian materi secara verbal dari seseorang guru kepada sekelompok siswa dengan maksud agar siswa dapat menguasai materi pembelajaran secara optimal. Menurut Roy Killen (1998), menanamkan strategi ini sebagai istilah strategi pembelajaran langsung (Direct Introduction) karena materi pembelajaran tersebut langsung disampaikan kepada siswa.
Karakteristik strategi ekspositori yaitu:
1.      dilakuakan dengan cara penyampaian materi pembelajaran secara verbal artinya bertutur secra lisan yang merupakan alat utama dalam melakukan strategi ini.
2.       materi yang disampaikan adalah materi pembelajaran yang sudah jadi, seperti data atau fakta, konsep-konsep tertentu yang harus dihafal sehingga tidak menuntut siswa untuk berpikir ulang
3.      Tujuan utama pembelajaran adalah penguasaan materi sendiri artinya setelah proses pembelajaran berakhir siswa diharapkan dapat memahami yang benar yaitu mengingat kembali materi yang telah diuraikan
Strategi pembelajaran ekspositori dapat dikatakan efektif manakala:
1.      Guru yang menyampaikan bahan-bahan baru serta kaitannya dengan yang harus  dipelajari siswa
2.      Apabila guru menginginkan siswa mempunyia model intelektual tertentu misalnya agar siswa dapat mengingat bahan pelajaran dapat mengungkapkan bila diperlukan kembali.
3.      Jika ingin membangkitkan pengetahuan siswa tentang topic tertentu jadi materi pelajaran bersifat pancingan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa.
4.      Guru menginginkan untuk mendemontrasikan suatu teknik atau prosedur tertentu untuk kegiatan praktik
5.      Apabila seluruh siswa memilki tingkat kesulitan yang sama sehingga guru perlu menjelaskna untuk seluruh siswa.
6.      Jika lingkungan tidak mendukung untuk menggunakan strategi yang berpusat pada siswa misalnya tidak ada sarana dan prasarana yang dibutuhkan.
7.      Jika guru tidak memilki waktu yang cukup untuk menggunakan pendekatan yang berpusat pada siswa.
B.     Prinsip-Prinsip Strategi Pembelajaran Ekspositori
1.      Berorientasi pada tujuan
Walaupun penyampaian materi pelajaran merupakan cirri utama dalam strategi pembelajaran ekspositori melalui metode ceramah, namun tidak berarti proses penyampaian materi tanpa tujuan pembelajaran. Sebelum strategi diterapkan oleh guru maka guru harus merumuskan tujuan pembelajaran secara jelas dan terukur. Seperti criteria pada umumnya tujuan pembelajaran harus dirumuskan dalam bentuk tingkah laku yang dapat diukur atau berorientasi pada kompetensi yang harus dicapai siswa. Strategi pembelaran ekspositori tidak akan mungkin mengejar tujuan kemampuan berpikir tingkat tinggi misalnya kemampuan untuk menganalisis, mengintesis, mengevaluasi sesuatu namun tidak berarti tujuan kemampuan taraf rendah. Justru tujuan itulah yang harus dijadikan ukuran dalam menggunakan strategi ekspositori.
2.      Prinsip Komunikasi
Proses pembelajran dapat dikatakan sebagai proses komunikasi yang merujuk pada proses penyampaian pesan dari seseorang kepada seseorang atau sekelompok orang. Pesan yang disampaikan  adalah materi pembelajaran yang diorganisisr dan disusun sesuai dengan tujuan tertentu yang ingin dicapai. Dalam proses komunikasi guru berfungsi sebagai sumber pesan dan siswa sebagai penerima pesan. Dalam komunikasi selalu terjadi pemindahan pesan informasi dari sumber pesan ke penerima pesan. System komunikasi dikatakan efekrif jika pesan dapat ditangkap oleh penerima pesan secra utuh. Dan jika pesan tersebut tidak diterima dengan baik maka system komunikasi tersebut idak efektif. Kesulitan menangkap pesan disebabkan oleh gangguan yang menghambat kelancaran komunikasi sehingga siswa tidak dapat menerima pesan yang ingin disampaikan. Strategi ekspositori menekankan pada proses penyampaian, maka prinsip komunikasi sangat penting untuk diperhatikan.
3.      Prinsip Kesiapan
Kesiapan merupakan salah satu hukum belajar. Inti dari hukum belajara adalah setiap individu akan merespon dengan cepat dari setiap stimulus manakala dalam dirinya sudah memiliki kesiapan dan tidak mungkin merespon jika tidak memiliki kesiapan. Agar siswa dapat menerima pesan informasi sebagai stimulus yang kita berikan, kita harus memposisikan mereka dalam keadaan siap baik secara fisik maupun psikis untuk menerima pelajaran. Oleh karena itu sebelum menyampaikan informasi apakah dalam otak anak sudah tersedia file yang sesuai dengan jenis informasi yang akan kita sampaikan atau belum. Jika belum kita sediakan dahulu agar dapat menampung setiap informasi yang kita berikan
4.      Prinsip Berkelanjutan
Proses pembelajaran ekspositori harus  dapat mendorong siswa untuk mau mempelajari meteri pelajaran lebih lanjut. Pembelajaran bukan berlangsung pada saat itu saja tetapi juga untuk waktu selanjutnya. Ekspositori berhasil jika melalui proses penyampaian dapat membawa siswa pada situasi ketidakseimbangan sehingga mendorong untuk mencari dan menemukan semdiri melalui proses belajar mandiri.
C.    Keunggulan dan Kelemahan Strategi Ekspositori
1.      Keunggulan
·         Guru bisa mengontrol urutan dan keluasan materi pelajaran dengan demikian ia dapat mengetahui sampai sejauh mana siswa mneguasai bahan pelajaran yang disampikan
·         Merupakan strategi pembelajaran yang sangat efektif apabila materi pelajaran yang harus dikuasai siswa cukup luas, sementara itu waktu yang dimiliki belajar sangat terbatas
·         Bisa digunakan untuk jumlah siswa dan ukuran kelas yang besar.
2.      Kelemahan
·         Hanya bisa digunakan untuk siswa yang memiliki kemampuan mendengar dan menyimak secara baik.
·         Tidak bisa melayani perbedaan individu baik perbedaan kemampuan, pengetahuan, minat bakat serta perbedaan gaya belajar.
·         Sulit mnegembangkan kemampuan siswa dalam hal kemampuan sosialisasi, hubungan interpersonal, serta kemampuan berpikir klinis
·         Keberhasilan strategi ini tergantung dengan guru
·         Gaya komunikasi yang satu arah menyebabkan kesempatan untuk mengontrol pemahaman siswa akan materi pembelajaran terbatas dan juga bisa mengakibatkan pengetahuan yang dimiliki siswa terbatas dengan apa yang diberikan olah guru

STRATEGI PEMBELAJARAN HEURISTIK
Pembelajaran pada hakikatnya sangat terkait dengan bagaimana membangun interaksi yang baik antara dua komponen penting, yaitu guru dan anak didik. Interaksi yang baik dapat digambarkan dengan suatu kondisi di mana guru dapat membuat anak didik belajar dengan mudah dan terdorong oleh kemauannya sendiri untuk mempelajari apa yang ada dalam kurikulum sebagai kebutuhan mereka.
Jika dihubungkan dengan belajar mengajar, strategi dapat diartikan sebagai pola-pola umum kegiatan guru dan anak didik dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah digariskan. salah satu strategi pembelajaran ialah strategi heuristik (Pupuh Fathurrohman).
Heuristik berasal dari bahasa Yunani, yaitu heuriskein, yang berarti “Saya Menemukan” strategi ini berkembang menjadi sebuah strategi pembelajaran yang menekankan pada aktivitas siswa dalam memahami materi pembelajaran dengan menjadikan “heuriskein (saya menemukan)sebagai acuan.  Strategi ini berasumsi bahwa kegiatan pembelajaran haruslah dapat menstimulus siswa agar aktif dalam proses pembelajaran, seperti memahami materi pelajaran, bisa merumuskan masalah, menetapkan hipotesis, mencari data/fakta, memecahkan masalah dan mempresentasikannya(Dimyati & Mudjiono).
Tekanan utama pembelajaran dalam strategi Heuristik adalah:
1.      pengembangan kemampuan berpikir,
2.      latihan keterampilan khusus(pemahaman), dan
3.      latihan menemukan sesuatu.

Macam-macam strategi Pembelajaran Heuristik
a.       Discovery
Metode discovery (penemuan) diartikan sebagai suatu prosedur mengajar yang mementingkan pengajaran perseorangan, sebelum sampai pada generalisasi (Suryosubroto).
b.      Inquiry
Metode inquiry adalah metode pembelajaran yang menekankan pada aktifitas siswa pada proses berpikir secaa kritis dan analitis (Wina Sanjaya).

Langkah-langkah Penerapan strategi Pembelajaran Heuristik :
a.       Merencanakan pembelajaran sesuai dengan kewajaran perkembangan mental (developmentally appropriate) siswa.
b.      Membentuk kelompok belajar yang saling tergantung (independent learning group).
c.       Menyediakan lingkungan yang mendukung pembelajaran mandiri (self regulated learning).
d.      Mempertimbangkan keragaman siswa (diversity of students).
e.       Memperhatikan multi intelegensi (multiple intelligences) siswa.
f.       Menggunakan teknik-teknik bertanya (questioning) untuk meningkatkan pembelajaran siswa, perkembangan pemecahan masalah, dan keterampilan berpikir tingkat tinggi.
g.      Menerapkan penilaian autentik (authentic assessment).

Kelebihan dari strategi Heuristik
Pendekatan heuristik ini mempunyai kelebihan antara lain adalah sebagai berikut:
1.      Siswa dapat berpartisipasi aktif dalam pembelajaran.
2.      Menumbuhkan sekaligus menanamkan sikap inquiry (mencari-temukan).
3.      Mendukung kemampuan problem solving (pemecahan masalah) siswa.
4.      Materi yang dipelajari dapat mencapai tingkat kemampuan yang tinggi dan lebih lama membekas karena siswa dilibatkan dalam proses penemuannya.

Kelemahan dari strategi Heuristik
strategi heuristik ini mempunyai kelemahan antara lain adalah sebagai berikut:
1.      Untuk materi tertentu waktu yang tersita lebih lama.
2.      Tidak semua siswa dapat mengikuti pelajaran dengan cara ini. Di lapangan, beberapa siswa masih terbiasa dan mudah mengerti dengan model ceramah.
3.      Pendekatan ini kurang cocok bagi peserta didik yang lamban.
4.      Tidak semua topik cocok disampaikan dengan pendekatan ini.

Makalah Global Warming (Pemanasan Global)

Makalah Global Warming (Pemanasan Global) BAB 1 Pendahuluan A.      Latar Belakang Makalah Dalam beberapa tahun terakhir, isu pe...