Selasa, 27 November 2018

PERENCANAAN LABORATORIUM


RESUME PENGELOLAAN LABORATORIUM
“PERENCANAAN LABORATORIUM”




Nama : Melisa Murzanita
Nim : A1C317037
Kelas : Fisika Reguler A 2017

Dosen Pengampu : Neneng Lestari,S.Pd,.M.Pd





PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATERMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2018


A.    Fungsi Laboratorium
Secara etimologi kata “laboratorium” berasal dari kata Latin yang berarti “tempat bekerja” dan dalam perkembangannya kata “laboratorium” mempertahankan kata aslinya yaitu “tempat bekerja”, akan tetapi khusus untuk keperluan penelitian ilmiah (Kertiasa, 2006: 1).
Di bawah ini dikutip pengertian laboratorium menurut beberapa ahli di antaranya:
Menurut Poerwadarminta (2014: 643), dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia mengatakan bahwa: Laboratorium adalah tempat untuk mengadakan percobaan (penyelidikan dan sebagainya) segala sesuatu yang berhubungan dengan ilmu fisika, kimia, dan sebagainya. Sedangkan laboran adalah orang (ahli ilmu kimia dan sebagainya) yang bekerja di laboratorium.
Menurut Assidiq (2008: 391), dalam kamus Biologi, laboratorium adalah ruang kerja khusus untuk percobaan-percobaan ilmiah yang dilengkapi dengan peralatan tertentu. Menurut Rustaman (2005: 137), Laboratorium adalah suatu tempat percobaan dan penyelidikan dilakukan. Dalam pengertian sempit, laboratorium sering diartikan sebagai ruang atau tempat yang berupa gedung yang dibatasi oleh dinding dan atap yang di dalamnya terdapat sejumlah alat dan bahan praktikum.

B.     Fungsi Laboratorium IPA
Menurut Jauhar & Hamiyah (2015: 278), menjelaskan secara umum fungsi laboratorium sekolah yaitu sebagai sumber belajar dan mengajar, sebagai metode pengamatan dan metode percobaan, sebagai prasarana pendidikan atau sebagai wadah dalam proses belajar mengajar. Sedangkan fungsi laboratorium secara khusus sebagai berikut: Alat atau tempat untuk menguatkan atau memberikan kepastian informasi; Alat atau tempat untuk menentukan hubungan sebab akibat; Alat atau tempat untuk membuktikan benar tidaknya (verifikasi) faktor-faktor atau gejala-gejala tertentu; Alat atau tempat untuk mempraktekkan sesuatu yang diketahui; Alat atau tempat untuk mengembangkan keterampilan; Alat atau tempat untuk memberikan latihan; Alat atau tempat untuk membentuk siswa belajar menggunakan metode ilmiah dalam memecahkan masalah; dan Alat atau tempat untuk melanjutkan atau melaksanakan penelitian perseorangan atau kelompok.

C.     Perecanaan Laboratorium IPA
Planning atau perencanaan merupakan proses memutuskan kegiatan apa, bagaimana melaksanakannya, kapan, dan oleh siapa. Perencanaan perlu dilakukan untuk menghindari kesalahan dalam melakukan tindakan sehingga menyebabkan kerugian bagi organisasi (Arifin & Barnawi, 2012: 21).
Perencanaan pengadaan peralatan laboratorium
Menurut Jauhar & Hamiyah( 2015: 152) Perencanaan alat laboratorium harus sesuai dengan jumlah dan kondisi siswa, peralatan laboratorium dapat dibagi menjadi 2 kelompok yaitu:
a.       Peralatan umum
Peralatan umum adalah perangkat yang dikelompokan menurut segi pemakaiannya.
1.      Perkakas seperti obeng, tang, pisau, catut, palu, gunting, pemotong kaca dan pelubang gabus.
2.      Instrument seperti: basicmeter, stop watch, jangka sorong, neraca, dan meteran.
3.      Alat gelas seperti tabung reaksi, gelas kimia.
4.      Bagan, seperti penampang melintang batang, daun.
5.      Model, seperti model atom, model mesin uap, model tata surya, model ginjal.
b.      Peralatan khusus
Peralatan khusus adalah perangkat alat yang dikelompokan berdasarkan keterkaitan dengan mata pelajaran dan perlakuan perawatannya, seperti: 1) Mikroskop, 2) Komporator lingkungan, 3) Osiloskop, 4) Audio generator, 5) Neraca, 6) Slinki, dan lain-lain. Kebutuhan alat-alat ini agar disesuaikan dengan jumlah kelompok siswa, sehingga semua kelompok siswa dapat melakukan praktik dengan baik
Perencanaan inventarisasi perawatan biaya operasional dan bahan habis pakai.
Dalam satu tahun pelajaran semua kebutuhan perawatan biaya operasioanal dan dana untuk belajar bahan habis pakai harus didata, diinventariskan dan direncanakan secara tepat sehingga dalam pelaksanaan kegiatan praktikum tidak terjadi kehabisan bahan.
Desain ruang laboratorium
Bentuk ruang laboratorium siswa sebaiknya bujur sangkar. Bentuk bujur sangkar memungkinkan jarak antara guru dan siswa dapat lebih dekat sehingga memudahkan kontak guru dan siswa (Kertiasa, 2006: 11).
Ketentuan ruang laboratorium IPA menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 24 tahun 2007 yaitu rasio minimum ruang laboratorium IPA 2,4 m2/peserta didik, untuk rombongan belajar kurang dari 20 orang, luas minimum ruang laboratorium 48 m2 termasuk luas ruang penyimpanan dan persiapan 18 m2. Lebar minimum ruang laboratorium IPA 5 m2. (Arifin & Barnawi, 2012: 125)
Menurut Koesmadji, dkk (2004: 40-45) sebuah laboratorium dengan ukuran lantai seluas 100 m2 dapat digunakan oleh sekitar 40 siswa, dengan rasio setiap siswa menggunakan tempat seluas 2,5 m2 dari keseluruhan luas laboratorium. Apabila kita lihat desain laboratorium menurut Koesmadji dan desain laboratorium menurut Permendiknas, persamaan dari keduanya adalah rasio setiap siswa dalam menggunakan tempat di laboratorium ± sekitar 2,5 m2.
Berikut contoh denah ruang laboratorium sekolah

Pemakai laboratorium hendaknya memiliki tata letak atau layout bangunan laboratorium. Bangunan laboratorium tidak sama dengan bangunan kelas. Dalam pembangunan laboratorium membutuhkan perencanaan dan pertimbangan yang matang terutama dalam kesesuaian letaknya terhadap ruangan lain. Sebagai tempat pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam, laboratorium membutuhkan beberapa fasilitas antara lain: (a) Fasilitas umum: fasilitas umum merupakan fasilitas yang dapat digunakan oleh semua pemakai laboratorium, contohnya: penerangan, ventilasi, air, bak cuci, aliran listrik, gas, dan (b) fasilitas khusus: fasilitas khusus berupa peralatan mebelair, contohnya meja siswa, meja guru, kursi, papan tulis, lemari alat, lemari bahan, dan ruang timbang, lemari asam, perlengkapan PPPK, pemadam kebakaran dan lain-lain.
Perencanaan kegiatan laboratorium dapat dilakukan salah satunya melalui penyusunan program kerja tahunan. Program kerja ini dibuat pada awal tahun dan disusun dalam jangka 1 tahun. Program kerja tahunan ini digunakan sebagai pedoman kegiatan laboratorium, yang meliputi :



1.      Pengelolaan anggaran
Penyusunan anggaran kegiatan laboratorium didasarkan pada evaluasi program tahun sebelumnya, sehingga berapa jumlah anggaran yang dibutuhkan pada tahun sekarang dapat ditentukan dengan baik. Pengelolaan anggaran perlu dilakukan disesuaikan dengan tujuan awal laboratorium. Anggaran dapat dipergunakan untuk merancang penggunaan dana untuk kegiatan pelatihan dan pengajaran, maintenance/perawatan laboratorium, maupun untuk meng-cover biaya-biaya lainnya.
Langkah-langkah berikut ini sangat bermanfaat untuk dipertimbangkan dalam penyusunan anggaran:
1.      Cek semua persediaan alat/bahan
2.      Dengan bantuan guru senior dan asisten laboratorium, mintakan informasi mengenai
a.       Barang habis tahunan
b.      Periode mana dari tahun ajaran, bahan habis tertentu dibutuhkan untuk digunakan
c.       Alat-alat yang mengalami kerusakan akut
d.      Alat-alat baru yang dibutuhkan pada tahun ajaran yang akan datang
e.       Alat/bahan yang rusak atau hilang
3.      Mencari informasi proyeksi penerimaan siswa pada tahun ajaran yang akan datang
4.      Pengecekan fasilitas laboratorium mencakup suplai air, listrik, gas dan lain-lain
5.      Mengecek harga-harga alat/bahan pada saat ini dan memprediksi harga-harga tersebut pada tahun mendatang
6.      Berdasarkan informasi di atas (1-5) dan hasil konsultasi menyiapkan daftar kebutuhan untuk tahun yang akan datang. Daftar yang dibuat harus mencakup tipe alat, model dan jumlah yang dibutuhkan. Secara umum daftar kebutuhan meliputi:
a.       Bahan habis
b.      Alat-alat gelas, plastik dan logam
c.       Specimen untuk biologi dan preparat mikro (microslide)
d.      ATK
e.       Dan lain-lain
7.      Mendiskusikan hal-hal yang penting dan kritis untuk penyelesaian kebutuhan alat/bahan tersebut dengan melibatkan Kepala Sekolah dan guru senior

2.      Pengelolaan kegiatan (regular maupun non regular)
Kegiatan apa yang akan dilakukan untuk 1 tahun ke depan harus sudah direncanakan secara matang. Sebagai contoh, dalam 1 tahun ada berapa kali praktikum, berapa kali kegiatan pelatihan dan lain sebagainya; harus sudah ditetapkan dahulu. Hal ini terkait dengan kebutuhan bahan dan alat yang akan digunakan oleh laboratorium.

3.      Pengelolaan peralatan dan bahan
Pengelolaan alat dan bahan praktikum meliputi kegiatan inventarisasi dan pengadaan. Rancangan pengadaan alat dan bahan untuk satu tahun ke depan harus dilakukan berdasarkan analisis kebutuhan dan ketersediaan. Ada tidaknya alat atau bahan praktikum dapat dimonitor atau dilihat dari daftar inventarisasi yang dibuat. Dari daftar itu akan jelas terlihat bahan atau alat apa yang kurang, yang rusak, atau yang memerlukan perbaikan dan sebagainya.

4.      Pengelolaan SDM
Pengelolaan SDM ini meliputi rekuitmen dan program peningkatan kompetensi tenaga laboran dan teknisi. Jika memang tidak ada tenaga laboran atau teknisi, perlu direncanakan kebutuhan tenaga tersebut. Tetapi jika ada, harus pula direncanakan program peningkatan kompetensi tenaga laboran tersebut dengan mengikutsertakan pada kegiatan pelatihan atau workshop pengelolaan laboratorium. Selain itu, perlu ditentukan juga darimana gaji untuk tenaga laboran dan teknisi diambil.



























Daftar Pustaka
Arifin, M. & Barnawi. 2012. Manajemen Sarana & Prasarana Sekolah. Yogyakarta : Ar-Ruzz Media.
Assidiq, A. K. 2008. Kamus Biologi. Yogyakarta: Panji Pustaka.
Cambridge University Press. 2008. Cambridge Advanced Leaner’s Dictionary. Singapore: Green Gian Press
Jauhar, M & Hamiyah, N. 2015. Pengantar Manajemen Pendidikan di Sekolah. Jakarta: Prestasi Pustakarya.
Kertiasa, N. 2006. Laboratorium Sekolah dan Pengelolaannya. Bandung: Pudak Scientific.
Koesmadji, W. dkk, 2004. Teknik Laboratorium. Bandung: Jurusan Pendidikan Biologi FMIPA UPI.
Poerwadarminta, W.J.S, 2014. Kamus Umum Bahasa Indonesia Edisi Ketiga Cetakan XII. Jakarta : Balai Pustaka.
Rustaman, N. 2005. Strategi Belajar Mengajar Biologi. Malang: Penerbit Universitas Negeri Malang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Makalah Global Warming (Pemanasan Global)

Makalah Global Warming (Pemanasan Global) BAB 1 Pendahuluan A.      Latar Belakang Makalah Dalam beberapa tahun terakhir, isu pe...