RESUME PENGELOLAAN
LABORATORIUM FISIKA
Dosen Pengampu :
Neneng Lestari, S.Pd, M.Pd
Disusun oleh : Melisa Murzanita
NIM : A1C317037
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2018
PERAWATAN LABORATORIUM
1.
Pengertian
Perawatan
Perawatan/pemeliharaan
adalah suatu bentuk tindakan yang dilakukan dengan sadar untuk menjaga agar
suatu alat selalu dalam keadaan siap pakai, atau tindakan melakukan perbaikan
sampai pada kondisi alat dapat berfungsi kembali. Perawatan adalah kegiatan
yang dilakukan untuk meningkatkan, mempertahankan, dan mengembalikan peralatan
dalam kondisi yang baik dan siap pakai. Dalam kaitannya dengan perawatan
peralatan laboratorium, perawatan dimaksudkan sebagai usaha preventif atau
pencegahan agar peralatan tidak rusak atau tetap terjaga dalam kondisi baik,
siap beroperasi. Disamping itu perawatan juga dimaksudkan sebagai upaya untuk
menyetel atau memperbaiki kembali peralatan laboratorium yang sudah terlanjur
rusak atau kurang layak sehingga siap digunakan untuk kegiatan praktikum
(Permanasari, 2006).
2.
Jenis
Perawatan
Pada
umumnya perawatan di bagi atas dua bagian, yaitu perawatan terencana dan
perawatan tak terencana. Perawatan terencana (planned maintenance)
didefinisikan sebagai proses perawatan yang diatur dan diorganisasikan untuk
mengantisipasi perubahan yang terjadi terhadap peralatan di waktu yang akan
datang. Di dalam perawatan terencana, terdapat unsur pengendalian dan unsur
pencatatan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan sebelumnya. Perawatan
terencana adalah sistem pengorganisasian perawatan atau program perawatan yang
dikelola dengan cara yang efektif. Perawatan terencana merupakan bagian dari
sistem manajemen perawatan yang terdiri atas perawatan preventif (preventive
maintenance), perawatan prediktif (predictive maintenance), dan
perawatan korektif (corrective maintenance) (Permanasari, 2006).
3.
Perawatan
Terencana
Perawatan
terencana adalah jenis perawatan yang diprogramkan, diorganisir, dijadwalkan,
dianggarkan, dan dilaksanakan sesuai dengan rencana, serta dilakukan monitoring
dan evaluasi. Perawatan terencana dibedakan menjadi dua, yakni: perawatan
terencana yang bersifat pencegahan atau perawatan preventif, dan perawatan
terencana yang bersifat korektif.
- Perawatan Preventif
Perawatan
preventif adalah perawatan yang dilakukan pada selang waktu tertentu dan
pelaksanaannya dilakukan secara rutin dengan beberapa kriteria yang ditentukan
sebelumnya. Tujuannya untuk mencegah dan mengurangi kemungkinan suatu komponen
tidak memenuhi kondisi normal. Pekerjaan yang dilakukan dalam perawatan
preventif adalah mengecek, melihat, menyetel, mengkalibrasi, melumasi
(pengisian minyak atau air), atau pekerjaan lainnya yang bukan penggantian suku
cadang berat. Perawatan preventif membantu agar alat dapat bekerja dengan baik
sesuai dengan apa yang menjadi ketentuan pabrik pembuatannya.
Perawatan
preventif merupakan perawatan yang bersifat pencegahan, adalah sistem perawatan
peralatan laboratorium yang secara sadar dilakukan melalui tahapan perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan, serta monitoring dengan tujuan untuk mencegah
terjadinya gangguan atau kerusakan peralatan laboratorium (Permanasari, 2006).
Perawatan
preventif lebih dikenal dengan istilah servis, yaitu melakukan semua
pemeriksaan dan pengaturan yang sesuai dengan petunjuk, misalnya tentang
pelumasan untuk alat-alat dari logam contohnya engsel yang terdapat pada
mikroskop untuk menurunkan/menaikkan tubus mikroskop, pembersihan lensa-lensa
yang terdapat pada mikroskop, dan pekerjaan lainnya termasuk pemeriksaan
terhadap indikator kinerja setiap alat.
Semua
pekerjaan yang masuk dalam lingkup perawatan preventif, dilakukan secara rutin
dengan berdasarkan pada hasil kinerja alat yang diperoleh dari pekerjaan
perawatan prediktif atau adanya anjuran dari pabrik alat tersebut. Apabila
perawatan preventif dikelola dengan baik, maka akan dapat memberikan informasi
tentang kapan mesin atau alat akan ‘turun mesin’ dan harus diganti sebagian
besar komponennya.
- Perawatan korektif
Perawatan
korektif merupakan perawatan yang bersifat koreksi, yakni sistem perawatan
peralatan laboratorium yang secara sadar dilakukan melalui tahapan perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan, serta monitoring dengan tujuan untuk
mengembalikan peralatan laboratorium pada kondisi standar, sehingga dapat
berfungsi normal (Soemanto, 1990).
4.
Perawatan
Tidak Terencana
Perawatan
tidak terencana adalah jenis perawatan yang bersifat perbaikan terhadap
kerusakan yang tidak diperkirakan sebelumnya. Pekerjaan perawatan ini tidak
direncanakan, dan tidak dijadwalkan. Umumnya tingkat kerusakan yang terjadi
adalah pada tingkat kerusakan berat. Karena tidak direncanakan sebelumnya, maka
juga disebut perawatan darurat.
5.
Tujuan
Perawatan Laboratorium
Perawatan
peralatan laboratorium memiliki beberapa tujuan yang mencakup:
- Peralatan laboratorium selalu prima, dan siap pakai secara optimal.
Hal
ini untuk mendukung kegiatan kerja, sehingga diharapkan akan diperoleh hasil
yang optimal pula.
- Memperpanjang umur pemakaian peralatan laboratorium
Hal
ini sangat penting terutama jika dilihat dari aspek biaya, karena untuk membeli
satu peralatan akan jauh lebih mahal jika dibandingkan dengan merawat bagian
dari peralatan tersebut. Walaupun disadari bahwa kadang-kadang untuk jenis
barang tertentu, membeli dapat lebih murah jika alat yang akan dirawat sudah
sedemikian rusak.
- Menjamin keamanan, keselamatan dan kenyamanan orang atau mahasiswa/peneliti yang menggunakan peralatan tersebut.
- Menjamin kesiapan operasional peralatan yang diperlukan terutama dalam keadaan darurat, adanya unit cadangan, pemadam kebakaran, dan penyelamat.
- Menjamin kelancaran kegiatan pembelajaran
- Mengetahui kerusakan secara dini atau gejala kerusakan
- Menghindari terjadinya kerusakan secara mendadak
- Menghindari terjadinya kerusakan fatal
6.
Sistem
Perawatan Laboratorium
Dalam
perawatan Laboratorium, sebelum penyusunan jadwal dan rencana kebutuhan biaya
perawatan perlu dilihat unsur-unsur berikut ini:
a.
Obyek
Perawatan Laboratorium
Sebagai
obyek laboratorium yang perlu dilakukan perawatan diantaranya adalah:
1)
Ruang laboratorium, termasuk
kebersihan lantai, kelembaban, ventilasi, dan penerangan.
2)
Perabot atau meubeler laboratorium,
seperti lemari, meja percobaan, meja kerja, rak, dan kursi.
3)
Peralatan administrasi dan
dokumentasi laboratorium, seperti komputer, dan filenya, serta buku-buku
manual.
4)
Sumber jaringan listrik, stop
kontak, sekring, dan lampu.
5)
Peralatan praktikum dan perlengkapan
percobaan.
6)
Instrumen dan alat-alat ukur
7)
Spesimen dan bahan-bahan untuk
praktikum
b.
Sumber
Daya Sistem Perawatan Laboratorium
1).
Tenaga Laboran/Teknisi (man)
Tenaga
laboran/teknisi mempunyai tanggung jawab dalam merawat laboratorium yang
dikelolanya. Salah satu tugas seorang laboran/teknisi adalah melaksanakan
perawatan laboratorium yang meliputi pekerjaan; menjaga, menyimpan,
membersihkan, memelihara, memeriksa, menyetel kembali, bahkan bila perlu dan
dibutuhkan dapat melakukan penggantian dan perbaikan komponen peralatan
laboratorium yang rusak. Untuk peralatan khusus dengan tingkat kerusakan yang
sudah parah, dimana perbaikannya juga memerlukan kemampuan profesional yang
khusus, maka dapat memanfatkan tenaga teknisi ahli dari luar. Misalnya untuk
perbaikan peralatan ukur optik, peralatan ukur elektronik, yang konstruksinya
sangat rumit. Untuk pekerjaan perawatan yang ringan dan rutin dapat melibatkan
siswa. Misalnya dalam menjaga kebersihan ruang dan tempat praktik, menjaga
kebersihan peralatan, dan membantu dalam penyimpanan peralatan. Untuk keperluan
pencegahan terhadap kemungkinan kerusakan akibat kesalahan pemakaian sekaligus
sebagai upaya pembinaan tanggungjawab praktikan atau peneliti, diberlakukan
peraturan dan tata tertib penggunaan peralatan di laboratorium (Kertawidjaya,
1994).
2).
Biaya Perawatan
Perawatan
membutuhkan biaya, bahkan kadang-kadang biaya yang dibutuhkan untuk pekerjaan
perawatan sangat mahal. Biaya perawatan dibutuhkan untuk berbagai hal, antara
lain:
1)
Biaya pembelian bahan-bahan untuk
perawatan, seperti sabun, carbol, kain lap, perekat, cat, bahan pengawet,
pencegah jamur, dan sebagainya.
2)
Biaya pembelian suku cadang,
seperti: kran air, kabel, mur baut, lensa optik, mouse komputer, dan
sebagainya.
3)
Biaya pembelian peralatan perawatan,
seperti: sapu, sikat, sulak, kuas, solder, tang, obeng, gunting, dan
sebagainya.
4)
Upah tenaga perawatan jika perlu,
khususnya apabila pekerjaan perawatan terpaksa harus mengundang pihak luar,
misalnya ahli komputer.
Biaya
perawatan di atas perlu dihitung dan dimasukkan dalam usulan anggaran, sehingga
tersedia dana untuk perawatan laboratorium secara rutin.
3)
Bahan Perawatan (materials)
Yang
dimaksud dengan bahan perawatan adalah seluruh jenis bahan yang dibutuhkan
dalam melaksanakan pekerjaan perawatan peralatan laboratorium. Bahkan untuk
pekerjaan perawatan ini harus tersedia dengan jumlah yang memadai, karena bahan
ini merupakan salah satu sumber daya yang sangat mendesak atau penting untuk
perawatan semua peralatan laboratorium. Bahan yang dibutuhkan untuk pekerjaan
perawatan peralatan laboratorium, antara lain:
1)
Bahan untuk pekerjaan kebersihan,
seperti: sabun, carbol, kain lap, thinner, bahan pembersih alat-alat
laboratorium, tempat sampah, kantong plastik, dan bahan pembersih lainnya.
2)
Bahan untuk pemeliharaan, seperti:
bahan pengawet, minyak pelumas, bahan pelapis, bahan pelindung, pembungkus,
pupuk tanaman dan makanan hewan, pembasmi serangga, dan sebagainya.
3)
Suku cadang, seperti: kran air,
kabel, mur baut, mouse komputer, dan sebagainya.
4)
Peralatan Perawatan (machines)
Tersedianya
alat-alat perawatan merupakan sumber daya yang sangat dibutuhkan untuk
melakukan pekerjaan perawatan laboratorium. Apabila laboratorium memiliki
peralatan perawatan lengkap akan sangat mendukung terlaksananya program
perawatan peralatan laboratorium. Peralatan untuk pekerjaan perawatan, tergantung
dari jenis sarana atau fasilitas yang dirawat serta jenis kegiatan
perawatannya.
Peralatan
perawatan laboratorium antara lain meliputi: peralatan untuk:
1)
Peralatan penyimpanan, misalnya lemari, rak dan laci
2)
Peralatan pemeliharaan, misalnya alat pelumas, dan alat pelapis
3)
Peralatan pemeriksaan, misalnya instrumen pengukuran
4)
Peralatan penyetelan/pengoperasian kembali
5)
Peralatan perbaikan
Peralatan
perawatan yang sifatnya umum, sederhana, dan secara rutin sering dibutuhkan
untuk melakukan pekerjaan perawatan peralatan sebaiknya dimiliki oleh setiap
laboratorium.
5)
Cara Perawatan (methodes)
Cara
atau metode untuk melakukan pekerjaan perawatan peralatan laboratorium yang
dapat dilakukan antara lain dengan cara:
1)
Melakukan pencegahan, misalnya
dengan memberi peringatan melalui gambar atau tulisan, peraturan, tata tertib
bagi pengguna laboratorium, dan memberi bahan pengawet.
2)
Menyimpan, misalnya menyimpan
peralatan laboratorium agar terhindar dari kerusakan.
3)
Membersihkan, agar peralatan laboratorium
selalu bersih dari kotoran yang dapat merusak, misalnya debu dan uap air yang
dapat menyebabkan terjadinya korosi.
4)
Memelihara, misalnya dengan melumasi
peralatan mekanis, dan memberi makan hewan percobaan.
5)
Memeriksa atau mengecek kondisi
peralatan laboratorium untuk mengetahui adanya gejala kerusakan.
6)
Menyetel kembali atau tune-up,
kalibrasi alat agar fasilitas atau peralatan dalam kondisi normal atau standar.
7)
Memperbaiki kerusakan ringan yang
terjadi pada peralatan laboratorium pada batas tingkat kerusakan tertentu yang
masih mungkin dapat diperbaiki sendiri, sehingga siap dipakai untuk praktikum
siswa.
8)
Mengganti komponen-komponen
peralatan laboratorium yang sudah rusak.
6).
Waktu Perawatan (minutes)
Waktu
untuk perawatan peralatan laboratorium dapat dilihat dari tersedianya
kesempatan atau waktu bagi pihak yang dilibatkan dalam kegiatan perawatan dan
pemanfaatan kesempatan tersebut secara efektif dan efisien untuk melaksanakan
kegiatan perawatan. Dari sisi obyek yang dirawat, jadwal pelaksanaan pekerjaan
perawatan laboratorium dapat ditetapkan berdasarkan pada:
- Berdasarkan pengalaman lalu dalam suatu jenis pekerjaan perawatan alat yang sama. Diperoleh pengalaman mengenai selang waktu atau frekuensi untuk melakukan perawatan seminimal mungkin dan seekonomis mungkin tanpa menimbulkan resiko kerusakan alat tersebut. Bagi laboran/teknisi yang telah berpengalaman dalam melakukan tugas perawatan peralatan laboratorium akan banyak memiliki informasi untuk membantu dalam menyusun jadwal perawatan.
- Berdasarkan sifat operasi atau beban pemakaian atau penggunaan peralatan laboratorium. Untuk obyek atau alat yang sering digunakan pada kegiatan praktikum dan pemakainya banyak orang, maka obyek atau alat tersebut akan cepat kotor atau rusak. Untuk menjaga agar tetap bersih dan menghindari kerusakan, mestinya jadwal perawatannya harus dibuat tinggi frekuensinya yang berarti obyek atau alat tersebut harus sering dilakukan perawatan.
- Berdasarkan rekomendasi dari pabrik pembuat peralatan yang dimiliki laboratorium. Peralatan laboratorium yang baru dibeli dari pabrik biasanya dilengkapi dengan buku manual yang memuat petunjuk operasi dan cara serta jadwal perawatan alat tersebut. Informasi tersebut dapat dipakai sebagai rujukan dalam menyusun jadwal perawatan (Soemanto, 1990).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar