Selasa, 27 November 2018

PERAWATAN LABORATORIUM


RESUME PENGELOLAAN
LABORATORIUM FISIKA









Dosen Pengampu :
Neneng Lestari, S.Pd, M.Pd

Disusun oleh : Melisa Murzanita
NIM    : A1C317037










PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2018



PERAWATAN LABORATORIUM

1.      Pengertian Perawatan
Perawatan/pemeliharaan adalah suatu bentuk tindakan yang dilakukan dengan sadar untuk menjaga agar suatu alat selalu dalam keadaan siap pakai, atau tindakan melakukan perbaikan sampai pada kondisi alat dapat berfungsi kembali. Perawatan adalah kegiatan yang dilakukan untuk meningkatkan, mempertahankan, dan mengembalikan peralatan dalam kondisi yang baik dan siap pakai. Dalam kaitannya dengan perawatan peralatan laboratorium, perawatan dimaksudkan sebagai usaha preventif atau pencegahan agar peralatan tidak rusak atau tetap terjaga dalam kondisi baik, siap beroperasi. Disamping itu perawatan juga dimaksudkan sebagai upaya untuk menyetel atau memperbaiki kembali peralatan laboratorium yang sudah terlanjur rusak atau kurang layak sehingga siap digunakan untuk kegiatan praktikum (Permanasari, 2006).
2.      Jenis Perawatan
Pada umumnya perawatan di bagi atas dua bagian, yaitu perawatan terencana dan perawatan tak terencana. Perawatan terencana (planned maintenance) didefinisikan sebagai proses perawatan yang diatur dan diorganisasikan untuk mengantisipasi perubahan yang terjadi terhadap peralatan di waktu yang akan datang. Di dalam perawatan terencana, terdapat unsur pengendalian dan unsur pencatatan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan sebelumnya. Perawatan terencana adalah sistem pengorganisasian perawatan atau program perawatan yang dikelola dengan cara yang efektif. Perawatan terencana merupakan bagian dari sistem manajemen perawatan yang terdiri atas perawatan preventif (preventive maintenance), perawatan prediktif (predictive maintenance), dan perawatan korektif (corrective maintenance) (Permanasari, 2006).
3.      Perawatan Terencana
Perawatan terencana adalah jenis perawatan yang diprogramkan, diorganisir, dijadwalkan, dianggarkan, dan dilaksanakan sesuai dengan rencana, serta dilakukan monitoring dan evaluasi. Perawatan terencana dibedakan menjadi dua, yakni: perawatan terencana yang bersifat pencegahan atau perawatan preventif, dan perawatan terencana yang bersifat korektif.
  • Perawatan Preventif
Perawatan preventif adalah perawatan yang  dilakukan pada selang waktu tertentu dan pelaksanaannya dilakukan secara rutin dengan beberapa kriteria yang ditentukan sebelumnya. Tujuannya untuk mencegah dan mengurangi kemungkinan suatu komponen tidak memenuhi kondisi normal. Pekerjaan yang dilakukan dalam perawatan preventif adalah mengecek, melihat, menyetel, mengkalibrasi, melumasi (pengisian minyak atau air), atau pekerjaan lainnya yang bukan penggantian suku cadang berat. Perawatan preventif membantu agar alat dapat bekerja dengan baik sesuai dengan apa yang menjadi ketentuan pabrik pembuatannya.
Perawatan preventif merupakan perawatan yang bersifat pencegahan, adalah sistem perawatan peralatan laboratorium yang secara sadar dilakukan melalui tahapan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, serta monitoring dengan tujuan untuk mencegah terjadinya gangguan atau kerusakan peralatan laboratorium (Permanasari, 2006).
Perawatan preventif lebih dikenal dengan istilah servis, yaitu melakukan semua pemeriksaan dan pengaturan yang sesuai dengan petunjuk, misalnya tentang pelumasan untuk alat-alat dari logam contohnya engsel yang terdapat pada mikroskop untuk menurunkan/menaikkan tubus mikroskop, pembersihan lensa-lensa yang terdapat pada mikroskop, dan pekerjaan lainnya termasuk pemeriksaan terhadap indikator kinerja setiap alat.
Semua pekerjaan yang masuk dalam lingkup perawatan preventif, dilakukan secara rutin dengan berdasarkan pada hasil kinerja alat yang diperoleh dari pekerjaan perawatan prediktif atau adanya anjuran dari pabrik alat tersebut. Apabila perawatan preventif dikelola dengan baik, maka akan dapat memberikan informasi tentang kapan mesin atau alat akan ‘turun mesin’ dan harus diganti sebagian besar komponennya.
  • Perawatan korektif
Perawatan korektif merupakan perawatan yang bersifat koreksi, yakni sistem perawatan peralatan laboratorium yang secara sadar dilakukan melalui tahapan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, serta monitoring dengan tujuan untuk mengembalikan peralatan laboratorium pada kondisi standar, sehingga dapat berfungsi normal (Soemanto, 1990).
4.      Perawatan Tidak Terencana
Perawatan tidak terencana adalah jenis perawatan yang bersifat perbaikan terhadap kerusakan yang tidak diperkirakan sebelumnya. Pekerjaan perawatan ini tidak direncanakan, dan tidak dijadwalkan. Umumnya tingkat kerusakan yang terjadi adalah pada tingkat kerusakan berat. Karena tidak direncanakan sebelumnya, maka juga disebut perawatan darurat.
5.      Tujuan Perawatan Laboratorium
Perawatan peralatan laboratorium memiliki beberapa tujuan yang mencakup:
  • Peralatan laboratorium selalu prima, dan siap pakai secara optimal.
Hal ini untuk mendukung kegiatan kerja, sehingga diharapkan akan diperoleh hasil yang optimal pula.
  • Memperpanjang umur pemakaian peralatan laboratorium
Hal ini sangat penting terutama jika dilihat dari aspek biaya, karena untuk membeli satu peralatan akan jauh lebih mahal jika dibandingkan dengan merawat bagian dari peralatan tersebut. Walaupun disadari bahwa kadang-kadang untuk jenis barang tertentu, membeli dapat lebih murah jika alat yang akan dirawat sudah sedemikian rusak.
  • Menjamin keamanan, keselamatan dan kenyamanan orang atau mahasiswa/peneliti yang menggunakan peralatan tersebut.
  • Menjamin kesiapan operasional peralatan yang diperlukan terutama dalam keadaan darurat, adanya unit cadangan, pemadam kebakaran, dan penyelamat.
  • Menjamin kelancaran kegiatan pembelajaran
  • Mengetahui kerusakan secara dini atau gejala kerusakan
  • Menghindari terjadinya kerusakan secara mendadak
  • Menghindari terjadinya kerusakan fatal
6.      Sistem Perawatan Laboratorium
Dalam perawatan Laboratorium, sebelum penyusunan jadwal dan rencana kebutuhan biaya perawatan perlu dilihat unsur-unsur berikut ini:
a.      Obyek Perawatan Laboratorium
Sebagai obyek laboratorium yang perlu dilakukan perawatan diantaranya adalah:
1)      Ruang laboratorium, termasuk kebersihan lantai, kelembaban, ventilasi, dan penerangan.
2)      Perabot atau meubeler laboratorium, seperti lemari, meja percobaan, meja kerja, rak, dan kursi.
3)      Peralatan administrasi dan dokumentasi laboratorium, seperti komputer, dan filenya, serta buku-buku manual.
4)      Sumber jaringan listrik, stop kontak, sekring, dan lampu.
5)      Peralatan praktikum dan perlengkapan percobaan.
6)      Instrumen dan alat-alat ukur
7)      Spesimen dan bahan-bahan untuk praktikum

b.      Sumber Daya Sistem Perawatan Laboratorium
1).      Tenaga Laboran/Teknisi (man)
Tenaga laboran/teknisi mempunyai tanggung jawab dalam merawat laboratorium yang dikelolanya. Salah satu tugas seorang laboran/teknisi adalah melaksanakan perawatan laboratorium yang meliputi pekerjaan; menjaga, menyimpan, membersihkan, memelihara, memeriksa, menyetel kembali, bahkan bila perlu dan dibutuhkan dapat melakukan penggantian dan perbaikan komponen peralatan laboratorium yang rusak. Untuk peralatan khusus dengan tingkat kerusakan yang sudah parah, dimana perbaikannya juga memerlukan kemampuan profesional yang khusus, maka dapat memanfatkan tenaga teknisi ahli dari luar. Misalnya untuk perbaikan peralatan ukur optik, peralatan ukur elektronik, yang konstruksinya sangat rumit. Untuk pekerjaan perawatan yang ringan dan rutin dapat melibatkan siswa. Misalnya dalam menjaga kebersihan ruang dan tempat praktik, menjaga kebersihan peralatan, dan membantu dalam penyimpanan peralatan. Untuk keperluan pencegahan terhadap kemungkinan kerusakan akibat kesalahan pemakaian sekaligus sebagai upaya pembinaan tanggungjawab praktikan atau peneliti, diberlakukan peraturan dan tata tertib penggunaan peralatan di laboratorium (Kertawidjaya, 1994).
2).      Biaya Perawatan
Perawatan membutuhkan biaya, bahkan kadang-kadang biaya yang dibutuhkan untuk pekerjaan perawatan sangat mahal. Biaya perawatan dibutuhkan untuk berbagai hal, antara lain:
1)      Biaya pembelian bahan-bahan untuk perawatan, seperti sabun, carbol, kain lap, perekat, cat, bahan pengawet, pencegah jamur, dan sebagainya.
2)      Biaya pembelian suku cadang, seperti: kran air, kabel, mur baut, lensa optik, mouse komputer, dan sebagainya.
3)      Biaya pembelian peralatan perawatan, seperti: sapu, sikat, sulak, kuas, solder, tang, obeng, gunting, dan sebagainya.
4)      Upah tenaga perawatan jika perlu, khususnya apabila pekerjaan perawatan terpaksa harus mengundang pihak luar, misalnya ahli komputer.
Biaya perawatan di atas perlu dihitung dan dimasukkan dalam usulan anggaran, sehingga tersedia dana untuk perawatan laboratorium secara rutin.
3)       Bahan Perawatan (materials)
Yang dimaksud dengan bahan perawatan adalah seluruh jenis bahan yang dibutuhkan dalam melaksanakan pekerjaan perawatan peralatan laboratorium. Bahkan untuk pekerjaan perawatan ini harus tersedia dengan jumlah yang memadai, karena bahan ini merupakan salah satu sumber daya yang sangat mendesak atau penting untuk perawatan semua peralatan laboratorium. Bahan yang dibutuhkan untuk pekerjaan perawatan peralatan laboratorium, antara lain:
1)      Bahan untuk pekerjaan kebersihan, seperti: sabun, carbol, kain lap, thinner, bahan pembersih alat-alat laboratorium, tempat sampah, kantong plastik, dan bahan pembersih lainnya.
2)      Bahan untuk pemeliharaan, seperti: bahan pengawet, minyak pelumas, bahan pelapis, bahan pelindung, pembungkus, pupuk tanaman dan makanan hewan, pembasmi serangga, dan sebagainya.
3)      Suku cadang, seperti: kran air, kabel, mur baut, mouse komputer, dan sebagainya.

4)       Peralatan Perawatan (machines)
Tersedianya alat-alat perawatan merupakan sumber daya yang sangat dibutuhkan untuk melakukan pekerjaan perawatan laboratorium. Apabila laboratorium memiliki peralatan perawatan lengkap akan sangat mendukung terlaksananya program perawatan peralatan laboratorium. Peralatan untuk pekerjaan perawatan, tergantung dari jenis sarana atau fasilitas yang dirawat serta jenis kegiatan perawatannya.
Peralatan perawatan laboratorium antara lain meliputi: peralatan untuk:
1) Peralatan penyimpanan, misalnya lemari, rak dan laci
2) Peralatan pemeliharaan, misalnya alat pelumas, dan alat pelapis
3) Peralatan pemeriksaan, misalnya instrumen pengukuran
4) Peralatan penyetelan/pengoperasian kembali
5) Peralatan perbaikan
Peralatan perawatan yang sifatnya umum, sederhana, dan secara rutin sering dibutuhkan untuk melakukan pekerjaan perawatan peralatan sebaiknya dimiliki oleh setiap laboratorium.
5)       Cara Perawatan (methodes)
Cara atau metode untuk melakukan pekerjaan perawatan peralatan laboratorium yang dapat dilakukan antara lain dengan cara:
1)      Melakukan pencegahan, misalnya dengan memberi peringatan melalui gambar atau tulisan, peraturan, tata tertib bagi pengguna laboratorium, dan memberi bahan pengawet.
2)      Menyimpan, misalnya menyimpan peralatan laboratorium agar terhindar dari kerusakan.
3)      Membersihkan, agar peralatan laboratorium selalu bersih dari kotoran yang dapat merusak, misalnya debu dan uap air yang dapat menyebabkan terjadinya korosi.
4)      Memelihara, misalnya dengan melumasi peralatan mekanis, dan memberi makan hewan percobaan.
5)      Memeriksa atau mengecek kondisi peralatan laboratorium untuk mengetahui adanya gejala kerusakan.
6)      Menyetel kembali atau tune-up, kalibrasi alat agar fasilitas atau peralatan dalam kondisi normal atau standar.
7)      Memperbaiki kerusakan ringan yang terjadi pada peralatan laboratorium pada batas tingkat kerusakan tertentu yang masih mungkin dapat diperbaiki sendiri, sehingga siap dipakai untuk praktikum siswa.
8)      Mengganti komponen-komponen peralatan laboratorium yang sudah rusak.
6).      Waktu Perawatan (minutes)
Waktu untuk perawatan peralatan laboratorium dapat dilihat dari tersedianya kesempatan atau waktu bagi pihak yang dilibatkan dalam kegiatan perawatan dan pemanfaatan kesempatan tersebut secara efektif dan efisien untuk melaksanakan kegiatan perawatan. Dari sisi obyek yang dirawat, jadwal pelaksanaan pekerjaan perawatan laboratorium dapat ditetapkan berdasarkan pada:
  • Berdasarkan pengalaman lalu dalam suatu jenis pekerjaan perawatan alat yang sama. Diperoleh pengalaman mengenai selang waktu atau frekuensi untuk melakukan perawatan seminimal mungkin dan seekonomis mungkin tanpa menimbulkan resiko kerusakan alat tersebut. Bagi laboran/teknisi yang telah berpengalaman dalam melakukan tugas perawatan peralatan laboratorium akan banyak memiliki informasi untuk membantu dalam menyusun jadwal perawatan.
  • Berdasarkan sifat operasi atau beban pemakaian atau penggunaan peralatan laboratorium. Untuk obyek atau alat yang sering digunakan pada kegiatan praktikum dan pemakainya banyak orang, maka obyek atau alat tersebut akan cepat kotor atau rusak. Untuk menjaga agar tetap bersih dan menghindari kerusakan, mestinya jadwal perawatannya harus dibuat tinggi frekuensinya yang berarti obyek atau alat tersebut harus sering dilakukan perawatan.
  • Berdasarkan rekomendasi dari pabrik pembuat peralatan yang dimiliki laboratorium. Peralatan laboratorium yang baru dibeli dari pabrik biasanya dilengkapi dengan buku manual yang memuat petunjuk operasi dan cara serta jadwal perawatan alat tersebut. Informasi tersebut dapat dipakai sebagai rujukan dalam menyusun jadwal perawatan (Soemanto, 1990).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Makalah Global Warming (Pemanasan Global)

Makalah Global Warming (Pemanasan Global) BAB 1 Pendahuluan A.      Latar Belakang Makalah Dalam beberapa tahun terakhir, isu pe...