MAKALAH ILMU SOSIAL DAN BUDAYA DASAR
MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK
KEBUDAYAAN DAN MANUSIA
SEBAGAI MAKHLUK PERADABAN
DOSEN
PENGAMPU:
Dr.Drs.Firman,M.Si.
KELOMPOK 1 :
- Indah
Dwi Astuti (A1C317037)
- Jun
Charles Purba (A1C317031)
- Melisa
Murzanita (A1C317037)
- Edwin
Kurniawan (A1C317051)
- Dinda
Aura Natasya (A1C317077)
PRODI PEDIDIKAN
FISIKA
JURUSAN
PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
JAMBI
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan
kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah mengijinkan dan memberi nikmat kemudahan
kepada kami dalam menyusun dan menulis makalah Ilmu Sosial Budaya Dasar yang
berjudul Manusia
Sebagai Makhluk
Kebudayaan Dan Manusia
Sebagai Makhluk Peradaban.
Hal yang paling mendasar yang mendorong kami menyusun
makalah ini adalah tugas dari mata kuliah Ilmu Sosial Budaya Dasar (ISBD),
untuk mencapai nilai yang memenuhi syarat perkuliahan.
Pada kesempatan ini kami semua mengucapkan banyak
terimakasih yang tak terhingga atas bimbingan dosen dan semua pihak sehingga
makalah ini dapat kami selesaikan dengan baik
Andai ada kekurangan dalam makalah ini kami mohon maaf yang
sebesar-besarnya.
Jambi, 22 Februari 2018
Penulis
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR…………………………………………………..…………i
DAFTAR
ISI……………………….……………………………………………...ii
BAB
I PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang………………………………………………………………...1
1.2 Rumusan
Masalah……………………………………………………………..2
1.3 Tujuan
Penulisan………………………………………………………………2
BAB
II PEMBAHASAN
2.1 Manusia Sebagai
Makhluk
Kebudayaan
2.1.1
Pengertian Budaya.………………………………………………………….3
2.1.2
Perwujudan Kebudayaan……………………………….……………………4
2.1.3
Substansi Budaya……………………………………………………………5
2.1.4
Sifat Budaya Dan Sistem Budaya…………………………………………...7
2.1.5 Pencipta
Dan Pengguna Kebudayaan………………………………………9
2.1.6 Perkembangan
Dan Perubahan Budaya…………………………………...11
2.2
Manusia Sebagai Makhluk Peradaban
2.2.1 Hakikat
Peradaban Manusia………………………………………………..13
2.2.2 Manusia Sebagai Makhluk Beradab Dan Masyarakat Adab…….…………15
2.2.3 Evolusi Budaya Dan Wujud Peradaban Dalam Kehidupan
Sosial Budaya…………………………………………………………..………….17
2.2.4 Dinamika peradaban global…………………………………….…………..20
2.2.5 Permasalahan peradaban pada kehidupan manusia…………….…………..24
BAB III PENUTUP
1.1 Kesimpulan…………………………………………………………………..25
DAFTAR
PUSTAKA……………………………………………………………26
I. PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Eksistensi
manusia di dunia ditandai dengan upaya tiada henti-hentinya untuk menjadi
manusia. Upaya ini berlangsung dalam dunia ciptaanya sendiri,yang berbeda
dengan dunia alamiah, yakni kebudayaan.
Kebudayaan
menempati posisi sentral dalam seluruh tatanan hidup manusia.Tak ada manusia
yang dapat hidup diluar ruang lingkup kebudayaan.Kebudayaanlah yang member
nilai dan amkna pada hidup manusia.Seluruh bangunan hidup manusia dsn
masyarakat berdiri diatas landasan kebudayaan.Karena itu penting sekali artinya
bagi kita untuk memahami hakikat kebudayaan.
Kebudayaan
adalah suatu fenomena universal.Setiap masyarakat bangsa di dunia memiliki
kebudayaan, meskipun bentuk dan coraknya berbeda-beda dari masyarakat bangsa
yang satu ke masyarakat bangsa lainnya.Makhluk budaya merupakan suatu fakta
historis yang tak terbantahkan oleh siapa pun.Sebagai culture being.Manusia adalah pencipta kebudayaan.Dan sebagai
ciptaan manusia, kebudayaan adalah ekspresi eksistensi manusia di dunia.Pada kebudayaan,
manusia menampakkan jejak-jejaknya dalam panggung sejarah.
Manusia dan
kebudayaan memang saling mengadaikan.Adanya manusia mengandaikan adanya
kebudayaan.Begitu pula sebaliknya, adanya kebudayaan mengandaikan adanya
manusia. Tanpa manusia tak akan ada kebudayaan. Tanpa kebudayaan, manusia tak
dapat melangsungkan hidupnya secara manusiawi.Tanpa kebudayaan, manusia tetap
terjerat dalam determinisme absulot dan primer, dan terkurung dalam “kerajaan”
hewan.Tanpa kebudayaan, hidup dan perilaku manusia tak berbeda dengan hidup dan
perilaku hewan.
B. Rumusan Masalah
Dari
latar belakang di atas kita dapat mengambil rumusan masalah, antara lain:
1.
Apa
pengertian dari budaya?
2.
Bagaimanakah
wujud dan Substansi dari kebudayaan?
3.
Bagaimanakahsifat
dan sistem kebudayaan?
4.
Siapakah pencipta dan pengguna
kebudayaan?
5.
Bagaimanakah
perkembangan dan perubahan budaya?
6.
Bagaimanakah
hakikat manusia sebagai makhluk peradaban?
7.
Apakah maksud dari manusia sebagai
makhluk beradab dan masyarakat adab?
8.
Bagaimana
terjadinya evolusi budaya dan peradaban dalam
kehidupan social budaya?
9.
Bagaimanakah dinamika peradaban dan
permasalahan peradaban dalam kehidupan manusia?
10. Apa
sajakah teori globalisasi
dan respon masyarakat?
C. TUJUAN PENULISAN
Adapun
tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu :
1.
Untuk
menjelaskan
pengertian dari budaya
2.
Untuk
menjelaskan
perwujudan dan substansi dari kebudayaan
3.
Untuk
menjelaskan
sifat dan sistem kebudayaan
4.
Untuk
menjelaskan
pencipta dan pengguna dari kebudayaan
5.
Untuk
menjelaskan
perkembangan dan perubahan budaya
6.
Untuk
menjelaskan
hakikat manusia sebagai makhluk peradaban
7.
Untuk
menjelaskan
manusia sebagai makhluk beradab dan masyarakat adab
8.
Untuk
menjelaskan
evolusi budaya dan peradaban dalam kehidupan social budaya
9.
Untuk
menjelaskan
dinamika peradaban dan permasalahan peradaban dalam kehidupan manusia
10. Untuk
menjelaskan teori globalisasi
dan respon masyarakat
D.
Metode Penulisan
Adapun metode dari pembuatan makalah ini adalah
metode pustaka atau studi pustaka, yaitu sumber data didapatkan dari buku-buku dan internet sesuai
dengan permasalahan yang dibahas dalam makalah.
II.
PEMBAHASAN
A.
Manusia Sebagai
Makhluk Kebudayaan
a. Pengertian Budaya
Budaya
adalah bentuk jamak dari kata “budi” dan “daya” yang berarti cinta, karsa dan
rasa. Kata “budaya” sebenarnya berasal dari kata bahasa Sanskerta, budhayah, yaitu bentuk jamak kata budhii yang berarti budi dan akal. Dalam
bahasa inggris, kata budaya berasal dari kata culture. Dalam bahasa
Belanda diistilahkan dengan kata culture.
Dalam bahasa Latin, berasal dari kata colera. Colera berarti mengolah, dan mengerjakan, menyuburkan, dan
mengembangkan tanah (bertani).
Kemudian
pengertian ini berkembang dalam arti culture,
yaitu sebagai segala daya dan aktivitas manusia untuk mengolah dan mengubah
alam. Pengertian budaya atau kebudayaan menurut beberapa ahli, sebagai berikut
:
1) E.B.
Tylor (1832-1917), budaya adalah suatu keseluruhan kompleks yang meliputi
pengetahuan, kepercayaan, kesenian,moral, keilmuan, hukum, adat istiadat, dan
kemampuan yang lain, serta kebiasaan yang didapat oleh manusia sebagi anggota
masyarakat.
2) R.Linton
(1893-1953), kebudayaan dapat dipandang sebagai konfigurasi tingkah laku yang
dipelajari dan hasil tingkah laku yang dipelajari, dimana unsur pembentukannya
didukung dan diteruskan oleh anggota masyarakat lainnya.
3) Koentjaraningrat
(1923-1999), kebudayaan adalah keseluruhan system gagasan, milik diri manusia
dengan belajar.
4) Selo
Soemardjan (1915-2003) dan Soelaeman Soemardi kebudayaan adalah semua hasil
karya, rasa, dan cipta masyarakat.
5) Herkovits
(1985-1963), kebudayaan adalah bagian dari lingkungan hidup yang diciptakan
oleh manusia.
Dengan demikian, kebudayaan atau budaya menyangkut keseluruhan aspek kehidupan
manusia baik material maupun nonmaterial. Sebagian besar ahli yang memgartikan
kebudayaan seperti ini kemungkinan besar sangat dipengaruhi oleh pandangan evolusionisme, yaitu suatu teori yang
mengatakan bahwa kebudayaan itu akan berkembang dari tahapan yang sederhana
menuju tahapan yang lebih kompleks.
b.
Perwujudan Kebudayaan
Beberapa ilmuwan seperti Talcott Parson
(sosiolog) dan al Kroeber (Antropolog) mengajurkan untuk membedakan wujud
kebudayaan secara tajam sebagai suatu system.Dimana wujud kebudayaan itu adalah
sebagai suatu rangkaian tindakan dan aktivitas manusia yang berpola. Demikian
pula J.J. Honigmann dalam bukunya The
World of Man (1959) membagi budaya dalam tiga wujud, yaitu : (1) ideas (2) activities, and (3) artifact.
Sejalan dengan pikiran para ahli tersebut, Koentjaraningrat mengemukakan bahwa
kebudayan itu dibagi atau digolongkan dalam tiga wujud, yaitu :
1) Wujud sebagai suatu kompleks dari
ide-ide, gagasan, nilai-nilai,norma-norma, dan peraturan.
Wujud tersebut
menunjukkan wujud ide dari kebudayaan, sifatnya abstrak, tak dapat diraba,
dipegang, ataupun difoto, dan tempatnya ada di alam pikiran warga masyarakat
dimana kebudayaan yang bersangkutan itu hidup. Kebudayaan ideal ini disebut
pula tata kelakuan, hal ini menunjukkan bahwa buday ideal mempunyai fungsi
mengatur, mengendalikan, dan member arah kepada tindakan, kelakuan dan
perbuatan manusia dalam masyarakat sebagai sopan santun .
Kesimpulannya, budaya
ideal ini adalah merupakan perwujudan dan kebudayaan yang bersifat abstrak.
2) Wujud kebudayaan sebagai suatu
kompleks aktivitas serta tindakan berpola manusia dalam masyarakat.
Wujud tersebut
dinamakan system social, kerena menyangkut tindakan dan kelakuan berpola dari
manusia itu sendiri.Wujud ini bisa diobservasi, difoto, dan didokumentasikan
karena dalam system social ini terdapat aktivitas-aktivitas manusia yang
berinteraksi dan berhubungan serta bergaul satu dengan lainnya dalam
masyarakat.
Kesimpulannya, sistem
sosial ini merupakan perwujudan kebudayaan yang bersifat konkret, dalam bentuk
perilaku dan bahasa.
3) Wujud kebudayaan sebagai benda-benda
hasil karaya manusia.
Wujud yang terakhir ini
disebut pula kebudayaan fisik. Dimana wujud budaya ini hamper seluruhnya
merupakan hasil fisik (aktivitas perbuatan, dan karya semua manusia dalam
masyarakat). Sifatnya paling konkret dan berupa benda-benda atau hal-hal yang
dapat diraba, dilihat, dan difoto yang berwujud besar ataupun kecil.
Contohnya : Candi
Borobudur (besar), kain batik, dan kancing baju (kecil), teknik bangunan,
misalnya, cara pembuatan tembok dengan fondasi rumah yang berbeda bergantung
pada kondisi.
Kesimpulannya, kebudayaan fisik ini
merupakan perwujudan kebudayaan yang bersifat konkret, dalam bentuk
materi/artefak.
c.
Substansi Budaya
Substansi (isi) utama kebudayaan
merupakan wujud abstrak dari segala mavam ide dan gagasan manusia yang
bermunculan di dalam masyarakat yang member jiwa kepada masyarakat itu sendiri,
baik dalam bentuk maupun berupa sistem pengetahuan, nilai, pandangan hidup,
kepercayaan, persepsi, dan etos kebudayaan.
1. Sistem
pengetahuan
Sistem pengetahuan yang dimiliki manusia sebagai
makhluk sosial merupakan suatu akumulasi dari perjalanan hidupnya dalam hal
berusaha memahami :
a) Alam
sekitar;
b) Alam
flora di daerah tempat tinggal;
c) Alam
fauna di daerah tempat tinggal ;
d) Zat-zat
bahan mentah, dan benda-benda dalam lingkungannya ;
e) Tubuh
manusia ;
f) Sifat-sifat
dan tingkah laku sesama manusia ; dan
g) Ruang
dan waktu.
Untuk memperoleh pengetahuan tersebut di
atas manusia, maka melakukan tiga cara, sebagai berikut :
a) Melalui
pengalaman dalam kehidupan sosial. Pengetahuan melalui pengalaman langsung ini
akan membentuk kerangka pikir invidu untuk bersikap dan bertindak sesuai dengan
aturan yang dijadikan pedomannya.
b) Melalui
pengalaman yang diperoleh baik pendidikan formal/resmi (di sekolah) maupun
pendidikan nonformal (tidak resmi), seperti kursus-kursu, penataran-penataran,
dan ceramah.
c) Melalui
petunjuk-petunjuk yang bersifat simbolis yang sering disebut sebagai komunis
simbolis.
2. Nilai
Nilai adalah sesuatu yang baik yang selalu
diinginkan, di cita-citakan dan dianggap penting oeleh seluruh manusia sebagai
anggota masyarakat. Oelh karena itu, sesutau dikatkan memiliki nilai apabila
berguna dan berharga (nilai kebenaran), indah (nilai estetika), baik
(nilai-moral atau etis), dan religius ( nilai agama).
3. Pandangn
hidup
Pandangan hidup merupakan pedoman bagi suatu bangsa
atau masyarakat dalam menjawab atau mengatasi berbagai masalah yang
dihadapinya.Di dalamnya terkandung konsep nilai kehidupan yang dicita-citakan
oleh suatu masyarakat.Oleh karena itu, pandangan hidup merupakan nilai-nilai
yang dianut oleh suatu masyarakat dengan dipilih secara selektif oleh individu,
kelompok, atau bangsa.
4. Kepercayaan
Kepercayaan mengandung arti yang lebih luas daripada
agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
Pada
dasarnya, manusianyang memiliki naluri untuk menghambakan diri kepada yang
Mahatinggi, yaitu dimensi lain di luar diri dan lingkungannya, yang dianggap
mampu mengendalikan hidup manusia. Dorongan ini sebagai akibat atau refleksi
ketidakmampuan manusia dalam menghadapi tantangan-tantangan hidup, dan hanya
Mahatinggi saja yang mampu memberikan kekuatan dalam mencari jalan keluar dari
permasalahan hidup dan kehidupan.
5. Persepsi
Persepsi atau sudut pandang ialah sustau titik
pemikiran yang tersusun dari seperangkat kata-kata yang digunakan untuk
memahami kejadian atau gejala dalam kehidupan.
Persepsi
terdiri atas : 1. Persepsi sensoris, yaitu
persepsi yang terjadi tanpa menggunakan salah satu indra manusia; 2. Persepsi telepati, yaitu kemampuan
pengetahuan kegiatan mental individu lain; 3. Persepsi clairvoyance, yaitu kemampuan melihat peristiwa atau
kejadian di tempat lain, jauh dari tempat orang yang bersangkutan.
6. Etos
kebudayaan
Etos atau jiwa kebudayaan (dalam antropolog) berasal
dari bahasa Inggris berarti watak khas. Etos sering tampak pada gaya perilaku
warga misalnya, kegemaran-kegemaran warga masyarakatnya, serta berbagai benda
budaya hasil karya mereka, dilihat dari luar oleh orang asing. Contohnya,
kebudayaan Batak dilihat oleh orang Jawa, sebagai orang yang agresif, kasar,
kurang sopan, tegas, konsekuan, dab berbicara apa adanya. Sebaliknya kebudayaan
Jawa dilihat oleh orang Batak, memancarkan keselarasan, kesuraman, ketenangan
yang berlebihan, lamban, tingkah laku yang sukar ditebak, gagasan yang
berbelit-belit, feudal, serta deskriminasi terhadap tingkatan sosial.
d.
Sifat Budaya Dan Sistem Budaya
Sifat budaya buakan diartikan secara
spesifik, melainkan bersifat universal. Di mana sifat-sifat budaya itu akan
memiliki ciri-ciri yang sama bagi semua kebudayaan manusia tanpa membedakan
factor ras, lingkungan alam, atau pendidikan, yaitu sifat hakiki yang berlaku
umum bagi semua budaya dimana pun.
Sifat hakiki dari kebudayan tersebut
sebagai berikut :
1. Budaya
terwujud dan tersalurkan dari perilaku manusia.
2. Budaya
telah dad terlebih dahulu daripda lahirnya suatu generasi tertentu tidak akan
mati dengan habisnya usia generasi yang bersangkutan.
3. Budaya
diperlukan oleh manusia dan diwujudkan dalam tingkah lakinya.
4. Budaya
mencakup aturan-aturan yang berisikan kewajiban-kewajiban, tindakan-tindakan
yang diterima dan ditolak, tindakan-tindakan yang dilarang, dan
tindakan-tindakan yang diizinkan.
Sedangkan
sistem budaya merupakan komponen dari kebudayaan yang bersifat abstrak dan
terdiri atas pikiran-pikiran, gagasan, konsep, serta keyakinan dengan demikian
sistem kebudayaan merupakan bagian dari kebudayaan yang dalam bahasa Indonesia
lebih lazim disebut sebagai adat istiadat.
Dalam
sistem budaya ini terbentuk unsur-unsur
yang paling berkaitan satu dengan yang lainnya, sehingga tercipta tata kelakuan
manusia yang terwujud dalam unsur kebudayaan sebagai satu kesatuan.
Unsur
pokok kebudayaan (Bronislaw Malinowski, 1884-1942) sebagai berikut:
1. Sistem
norma yang kemungkinan kerja sama antara para anggota masyarakat di dalam upaya
mengatasi alam sekelilingnya,
2. Organisani
ekonomi.
3. Alat-alat
dan lembaga pendidikan.
4. Organisasi
kekuatan.
Melville
J. Herkovits (1895-1963) menyembut unsur pokok kebudayaan adalah :
1. Alat-alat
teknologi.
2. Sistem
ekonomi.
3. Keluarga.
4. Kekuasaan politik.
Sistem
kebudayaan suatu daerah akan menghasilkan jenis-jenis kebudayaan yang berbeda.
Jenis kebudayaan ini dapat dikelompokkan sebagai berikut :
1. Kebudayaan
meteriel
Kebudayaan meteriel
antara lain hasil cipta, karsa, yang berwujud benda, barang alat pengolahan
alam, seperti gedung, pabrik, jalan, dan rumah.
2. Kebudayaan
nonmaterial
Merupakan hasil cipta,
dan karsa yang berwujud kebiasaan, adat istiadat, ilmu pengetahuan, dsb.
Kebudayaan nonmaterial sebagai berikut :
·
Volkwaysn
(
norma kelaziman);
·
Mores
(norma
kesusilaan);
·
Norma hukum ; dan
·
Mode
(fashion).
Kebudayaan
dapat dilihat dari dimensi wujudnya sebagai berikut :
1. Sistem
budaya
Kompleks
dari ide-ide, gagasan, nilai-nilai, peraturan, dan sebagainya.
2. Sistem
sosial
Merupakan
kompleks dari aktivitas serta berpola dari manusai dalam organisasi masyarakat.
3. Sistem
kebendaan
Wujud
kebudayaan fisik atau alat-alat yang diciptakan manusia untuk kemudahan
hidupnya.
e. Pencipta Dan Pengguna Kebudayaan
Tercipta
atau terwujudnya suatu kebudayaan adalah sebagai hasil integrasi antara manusia
dengan segala alam raya ini.Dengan sumber-sumber kemampuan daya manusia
tersebut, maka nyatalah bahwa manusia diciptakan kebudayaan.Ada hubungan
dialektika antara manusia dan kebudayaan.Kebudayaan adalah produk manusia,
namun manusia itu sendiri adalah produk kebudayaan. Dengan kata lain,
kebudayaan ada karena ada manusia penciptaanya dan manusia dapat hidup di
tengah kebudayaan yang diciptakannya. Kebudayaan akan terus hidup manakala ada
manusia sebagai pendukungnya.
Dialektika
fundamental ini terdiri atas tiga tahap : (1) tahap eksternalisasi; (2) tahap objektivitas;
dan (3) tahap internalisasi.
Tahap
eksternalisasi adalah proses pencurahan diri manusia secara terus-menerus ke
dalam dunia melalui aktivitas fisik dan mental. Tahap objektivitas adalah tahap
aktivitas manusia mengahasilkan suatu realita objektif, yang berada di luar
diri manusia.Tahap internalisasi adalah tahap di mana realitas objektif hasil
ciptaan manusia disergap oleh manusia kembali.Jadi, ada hubungan berkelanjutan
antara realitas internal dengan realitas eksternal (Yusdi Ahmad, Makalah, 2006:
5).
Hasil
karya manusia menimbulkan teknologi yang mempunyai kegunaan utama dalam
melindungi manusia terhadap lingkungan alamnya, sehingga kebudayaan memiliki
peran sebagai berikut :
1. Suatu
hubungan pedoman antarmanusia atau kelompoknya.
2. Wadah
untuk menyalurkan perasaan-perasaan dan kemampuan-kemampuan lainnya.
3. Sebagai
pembimbing kehidupan dan penghidupan manusia.
4. Pembeda
manusia dan binatang.
5. Petunjuk-petunjuk
tentang bagaimana manusia harus bertindak dan berperilaku di dalam pergaulan.
6. Pengaturan
agar manusia dapat mengerti bagaimana seharusnya bertindak, berbuat, menentukan
sikapnya jika berhubungan dengan orang lain.
7. Sebagai
dasar modal pembangunan.
Manusia
merupakan makhluk yang berbudaya, melalui akalnya manusia dapat mngembangkan
kebudayaan.Begitu pula manusia hidup dan tergantung pada kebudayaan sebagai
hasil ciptanya.Kebudayaan juga memberikan aturan bagi manusia dalam mengolah
limgkungan dengan teknologi hasil ciptaannya.
Kebudayaan
mempunyai fungsi yang besar bagi manusia dan masyarakat, berbagai macam
kekuatan harus dihadapi manusia dan masyarakat seperti kekuatan alam dan
kekuatan lain. Selain itu, manusia dan masyarakat memerlukan kepuasan baik
secara spiritual maupun material.
Dalam
tindakan untuk melindungi diri dari lingkungan alam, pada taraf permulaan
manusia bersikap menyerah dan semata-mata bertindak didalam batas-bats untuk
melindungi dirinya.Keadaan yang berbeda pada masyarakat yang telah kompleks, di
mana taraf kebudayaannya lebih tinggi.Hasil karya tersebut yaitu teknologi yang
memberikan kemungkinan yang luas untuk memanfaatkan hasil alam bahkan menguasai
alam.
f. Perkembangan Dan Perubahan Budaya
1. Perkembangan
budaya
Sebagaimana diketahui bahwa kebudayaan
adalah hasil cipta, karsa, dan rasa manusia karena kebudayaan mengalami
perubahan dan perkembangannya sejalan dengan perkembangan manusia itu.
Perkembangan tersebut dimaksudkan untuk kepentingan manusia sendiri karena
kebudayaan diciptakan oleh dan utmutk manusia.
Perkembangan kebudayaan terhadap
dinamika kehidupan seseorang bersifat kompleks dan memiliki eksistensi dan
berkesinambungan dan juga menjadi warisan sosial.Seseorang mampu memengaruhi
kebudayaan dan memberikan peluang untuk terjadinya perubahan kebudayaan.
Kebudayaan yang dimiliki suatu kelompok
sosial tidak akan terhindar dari pengaruh kebudayaan kelompok-kelompok lain
dengan adanya kontak-kontak antarkelompok atau melalui proses difusi. Suatu
kelompok sosial akan mengadopsi suatu kebudayaan tertentu bilamana kebudayaan
tersebut berguna utnutk mengatasi atau memenuhi tuntutan yang dihadapinya.
Pengapdopsian suatu kebudayaan tidak
terlepas dari pengaruh faktor-faktor lingkungan fisik.Misalnya iklim, topografi
sumber daya alam dan sejenisnya.Kebudayaan dari suatu kelompok sosial tidak
secara komplet ditentukan oleh lingkungan fisik saja, namun lingkungan tersebut
sekadar memberikan peluang untuk terbentuknya sebuah kebudayaan.Dari waktu ke
waktu, kebudayaan berkembang seiring dengan majunya teknologi (dalam hal ini
adalah sistem telekomunikasi) yang sangat berperan dalam kehidupan setiap
manusia.
Perkembangan zaman mendorong terjadinya
perubahan-perubahan segala bidang, termasuk dalam hal kebudayaan. Mau tidak mau
kebudayaan yang dianut suatu kelompok sosial akan bergeser. Cepat atau lambat
pergeseran ini akanmenimbulkan konflik antara kelompok-kelompok yang
menghendaki perubahan dengan kelompok-kelompok yang tidak menghendaki
perubahan.
Hal yang terpenting dalam proses
perkembangan kebudayaan adalah dengan adanya kontrol atau kendali terhadap
perilaku regular (yang tampak) yang ditampilkan oleh para penganut kebudayaan.
Karena tidak jarang perilaku yang ditampilkan sangat bertolak belakang dengan
budaya yang dianut di dalam kelompok sosialnya.Yang diperlukan dsni adalah
kontrol sosial yang ada di masyarakat, yang menjadi suatu “cambuk” bagi
komunitas yang menganut kebudayaan tersebut.Sehingga mereka dapat
memilah-milah, mana kebudayaan yang sesuai dan mana yang tidak sesuai.
2. Perubahan
budaya
Sebagaimana
diketahui bahwa kebudayaan mengalami perkembangan secara dinamis seiring dengan
perkembangan manusia itu sendiri, dan tidak ada kebudayaan yang bersifat
statis. Dengan demikian, kebudayaan akan mengalami perubahan. Ada lima faktor
yang menjadi penyebab perubahan kebudayaan, yaitu :
a. Perubahan
lingkungan
b. Perubahan
yang disebabkan adanya kontak dengan suatu kelompok lain.
c. Perubahan
karena adanya penemuan (discovery)
d. Perubahan
yang terjadi karena suatu masyarakat atau bangsa mengadopsi beberapa elemen
kebudayaan material yang telah dikembangkan oleh bangsa lain di tempat lain.
e. Perubahan
yang terjadi karena suatu bangsa memodifikasi cara hidupnya dengan mengadopsi
suatu pengetahuan atau kepercayaan baru, atau karena perubahan dalam pandangan
hidup dan konsepsinya tentang realitas.
Namun
perubahan kebudayaan sebagai hasil cipta, karsa, dan rasa manusia adalah tentu
saja perubahan yang member nilai manfaat bagi manusia dan kemanusiaan.
Sebaliknya, yang akan memusnahkan manusia sebagai pencipta kebudayaan tersebut.
B.
Manusia Sebagai Makhluk Peradaban
a.
hakikat Peradaban Manusia
Istilah
peradaban dalam bahasa inggris disebut civilization.Istilah peradaban sering
dipakai untuk menunjukkan pendapatan dan penilaian kita terhadap perkembangan
kebudayaan.Peradan berasal dari kata ‘adab’ yang berarti kesopanan, kehormatan,
budi bahasa, dan etika.Manusia beradab dapat diartikan sebagai manusia yang
memiliki akhlak mulia, yang memiliki kesopanan, dan kehalusan budi
pekerti.Sebaliknya, manusia yang tidak memiliki akhlak mulia atau yang tidak
memiliki kesopanan dan tidak halus budi pekerti nya adalah manusia ynag
biasanya disebut biadab.
Norma sering
menjadi suatu yang penting untuk dapat dijadikan sebagai tolak ukur manusia
yang beradab.Manusia adalah makhluk yang beradab sebab di anugrahi harkat,
martabat, serta potensi kemanusiaan yang tinggi.Hal ini sesuai dengan realitas
bahwa manusia memerlukan kesopanan, akhlak, dan kehalusan budi pekerti dalam
melakukan kontak sosial dengan masyarakat luas.
Menurut Muhammad
Syukri A.N. dkk. (2015), adab erat hubungannya dengan beberapa hal dibawah ini:
1. Moral,
yaitu nilai-nilai dalam masyarakat yang erat hubungannya dengan kesusilaan.
2. Norma,
yaitu aturan, ukuran, atau pedoman yang digunakan dalam menentukan sesuatu yang
baik atau salah.
3. Etika,
yaitu nilai-nilai dan norma moral tentang apa yang baik dan buruk yang menjadi
pegangan dalam mengatur tingkah laku manusia.
4. Estetika,
yaitu hubungan dengan segala sesuatu yang mencakup dalam keindahan, kesatuan,
keselarasan, dan kebalikan.
Berangkat
dari pemahaman adab diatas maka dapat disimpulkan bahwa masyarakat yang beradab
dapat diartikan sebagai masyarakat yang mempunyai sopan santun dan kebaikan
budi pekerti.
Terdapat
beberapa pendapat ahli yang mengemukakan tentang pengertian atau definisi
peradaban, diantara sebagai berikut:
1. Samuel
Huntington (2001) mendefinisikan peradaban sebagai pengelompokan social
tertinggi dalam sebuah masyarakat identitas budaya yang dimiliki masyarakat sehingga
membedakan nya dengan kelompok lainnya.
2. Fairchild
(1977) menyatakan peradaban adalah perkembangan kebudayaan yang telah mencapai
tingkat tertentu yang diperoleh manusia pendukungnya.
3. Kontjaraningrat
(1999) menyatakan peradaban untuk menyebut bagia dari unsur kebudayaan yang
halus, maju dan indah seperti misalnya kesenian, ilmu pengetahuan, adab sopan
santun pergaulan, kepandaian menulis, organiasi kenegaraan, kebudayaan yang
mempunyai system teknologi, serta masyarakat kota yang maju dan kompleks.
4. Darmono
(1979) menyatakan bahwa adab berarti akhlak atau kesopanan dan kehalusanbudi
pekerti.
Berdasarkan
pengertian di atas maka istilah peradaban dapat dipakai untuk menyatakan
hasil-hasil kebudayaan seperti kesenian, ilmu pengetahuan dan teknologi, adat sopan
santun, serta pergaulan.Salah satu ciri orang yang beadab yaitu mampu
mengendalikan dirinya, baik menyangkut sopan santun, budi bahasa, dan kbudayaan
suatu bangsa.Peradaban juga sering menunjuk pada kemajuan ekonomi, teknologi,
dan politik.
b.
Manusia Sebagai Makhluk Beradab Dan Masyarakat Adab
Manusia
merupakan makhluk yang beradab sehingga manusia mampu menciptakan
peradaban.Peradaban yang dihasilkan manusia sebagai produk yang bernilai
tinggi, halus, indah, dan maju menunjukkan bahwa manusia adalah makhluk yang
memiliki kecerdasan yang tidak dimiliki oleh makhluk lainnya.
1. Manusia
Sebagai Makhluk Beradab
Manusia
sebagai makhluk beradab memiliki pengertian bahwa pribadi manusia itu memiliki
potensi untuk berlaku sopan, berakhlak, dan berbudi pekerti luhur.Manusia yang
beradab mampu menyeimbangkan antara cipta, rasa, dan karsa untuk berbuat suatu
kebaikan.Sebaliknya manusia yang tidak beradab adalah orang yang perilakunya
tidak sopan, tidak berakhlak, dan tidak memiliki budi pekerti luhur.
Manusia
yang tidak beradab tidak mampu menyeimbangkan antara cipta, rasa, karsa, dan
cenderung mengabaikan norma yang berlaku ditengah-tengah masyarakat. Oleh
karena itu, manusia yang beradab adalah manusia yang tidak mengabaikan tanggung
jawab untuk berbuat suatu kebaikan.
Mengingat
akan hal tersebut maka manusia untuk menjadi makhluk yang beradab diharapkan
manusia senantiasa harus menjunjung tinggi aturan-aturan, norma-norma,
adat-istiadat, nasihat, atau nilai-nilai kehidupan yang ada di masyarakat yang
di wujudkan dengan menaati berbagai pranata social sehingga dalam kehidupan
masyarakat itu akan tercipta ketenangan, kenyamanan, dan kedamaian. Di sinilah
sesungguhnya makna hakiki sebagai manusia yang beradab.Manusia sebagai makhluk
beradab juga memiliki pengertian bahwa pribadi manusia itu memiliki potensi
untuk berlaku sopan, berakhlak, dan berbudi pekerti luhur.
Berdasarkan
uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa manusia sebagai makhluk beradab
pasti memiliki keinginan untuk membentuk manusia beradab, atau disebut
masyarakat madani, masyarakat sipil (civil society), maupun masyarakat yang
beradab. Anggota masyarakat yang beradab adalah individu yang menaati seluruh
aturan atau norma yang ada sehingga tercipta sebuah masyarakat yang adil,
makmur, tentram, dan teratur.
2. Masyarakat
Sebagai Masyarakat Adab
Masyarakat
beradab merupakan keinginan yang tulus dari diri manusia sebagai makhluk
beradab. Masyarakat adab tidak akan mungkin tercipta tanpa didukung oleh
keinginan manusia beradab untuk membentuknya. Demikian pula masyarakat adab
tidak akan mungkin ada jika manusianya tidak beradab.
Konsep masyarakat adab
dalam pengertian yang lain adalah suatu kombinasi yang ideal antara kepentingan
pribadi dan kepentingan umum.
Di Indonesia
masyarakat adab biasa disebut masyarakat madani. Menurut KBBI (2008),
masyarakat madani adalah masyarakat yang menjunjung tinggi norma, nilai-nilai,
dan hokum yang didukung oleh penguasa teknologi yang beradab, iman, dan ilmu.
Sementara menurut para ahli pengertian masyarakat madani adalah sebagai
berikut.
a. Syamsudin
Haris (1997)
Masyarakat
madani adalah suatu lingkup interaksi yang tersusun dari lingkungan masyarakat
paling akrab sebagai keluarga, asosiasi, sukarela, gerakan kemasyarakatan, dan
berbagai bentuk lingkungan komunikasi antar warga masyarakat.
b. Ernest
Gellner (2000)
Civil
soecity atau masyarakat madani merujuk pada masyarakat yang terdiri atas
berbagai institusi nonpemerintah yang otonom dan cukup kuat untuk mengimbangi
Negara.
c. Zbigniew
Rau (2000)
Masyarakat
madani adalah sebuah ruang dalam masyarakat yang bebas dari pengaruh keluarga
dan kekuasaan Negara, yang diekspresikan dalam gambarang cirri-cirinya yakni
individualis, pasar, dan pluralism.
d. Nurcholis
Madjid (1999)
Masyarakat
madani adalah masyarakat yang merujuk pada masyarakat islam yang pernah
dibangun Nabi Muhammad SAW di madinah, sebagai masyarakat kota atau masyarkat
berperadaban dengan cirri antara lain: egaliter (kesederajatan), menghargai
prestasi, keterbukaan, toleransi, dan musyawarah.
e. M.
Ryaas Rasyid (1998)
Masyarakat
madani merupakan suatu gagasan masyarakat yang mandiri yang dikonsepsikan
sebagai jaringan-jaringan yang produktif dari kelompok-kelompok social yang
mandiri, perkumpulan-perkumpulan, serta lembaga-lembaga yang saling berhadapan
dengan Negara.
Berdasarkan
berbagai definisi diatas maka dapat dikatakan bahwa dalam sebuah masyrakat
madani, masyarakat tidak hanya dituntut untuk taat hukum, patuh pada aturan dan
norma, saling menghargai antar manusia, terbuka, namun juga harus dilandasi
dengan iman yang akan membentuk pribadi yang baik, religious, dan menghargai
ilmu pengetahuan untuk kebaikan bersama.
c. Evolusi Budaya Dan Wujud Peradaban Dalam
Kehidupan Sosial Budaya
Kehidupan social
budaya di tengah-tengah masyarakat biasanya selalu menghadirkan evolusi budaya.
Melalui prosesnya, evolusi budaya akan menghasilkan berbagai wujud peradaban di
masyarakat, berikut penjelasannya lebih lanjut.
1. Evolusi
Budaya
Evolusi
budaya merupakan suatu proses evolusi atau proses perubahan budaya yang terjadi
hingga saat ini. Kita bisa mengamati bagaimana fakta akan evolusi tersebut
dalam banyak hal, seperti dalam bahasa, gaya hidup, hingga ke dinamika dalam
system ekonomi. Evolusi budaya juga dapat dikatakan sebagai gejala umum yang
terjadi sepanjang masa dalam setiap masyarakat.Perubahan itu terjadi sesuai
dengan hakikat dan sifat dasar manusia yang selalu ingin mengadakan perubahan.
Selain
itu, evolusi budaya juga dapat timbul akibat timbulnya perubahan alam,
lingkungan masyarakat, penemuan baru, dan kontak dengan kebudayaan lain. Contoh
evolusi budaya sebagai akibat perubahan alam adalah berakhirnya zaman es yang
berujung pada ditemukannnya system pertanian, dan kemudian memancing
inovasi-inovasi baru lainnya dalam kebudayaan.
Adapun
teori tentang evolusi budaya yang diungkapkan L.H.Morgan (1818-1881) adalah
seorang perintis antropologi di Amerika terdahulu.Ia mengungkapkan bahwa
evolusi kebudayaan secara universal melalui delapan tahap berikut.
a. Zaman
liar tua. Zaman sejak manusia ada sampai menemukan api kemudian manusia menemukan
keahlian meramu dan mencari akar-akar tumbuhan liar untuk hidup
b. Zaman
liar madya. Zaman dimana manusia menemukan senjata busur dan panah. Pada zaman
ini manusia mulai mengubah mata pencahariannya dari meramu menjadi pencari ikan
c. Zaman
liar muda. Pada zaman manusia menemukan senjata busur dan panah sampai memiliki
kepandaian untuk membuat alat-alat dari tembikar, namun kehidupannya masih
berburu
d. Zaman
barbar tua. Zaman sejak manusia memiliki kepandaian untuk membuat tembikar
sampai manusia berternak dan bercocok tanam
e. Zaman
barbar madya. Zaman sejak manusia berternak dan bercocok tanam sampai menemukan
kepandaian membuat alat-alat atau benda-benda dari logam
f. Zaman
barbar muda. Zaman sejak manusia memiliki kepandaian membuat alat-alat dari
logam sampai manusia mengenal tulisan
g. Zaman
peradaban purba. Zaman yang menghasilkan beberapa peradaban klasik zaman batu
dan logam
h. Zaman
masa kini. Zaman peradaban klasik sampai sekarang
Berdasarkan
uraian di atas dapat dikatakan bahwa evolusi juga sering dimaksudkan sebagai perubahan karakter adaptif pada
populasi dari masa ke masa. Masa dalam kehidupan manusia mengalami evolusi dua
periode berikut:
a. Masa
Prasejarah
Masa
prasejarah atau nirleka (nir artinya “tidak ada” dan leka artinya “tulisan”)
adalah istilah yang yang digunakan untuk merujuk kepada zaman ketika catatn
sejarah yang tertulis belum tersedia.Zaman prasejarah dapat dikatakan bermula
pada saat terbentuknya alam semesta, namun umumnya digunakan untuk mengacu
kepada masa dimana terdapat kehidupan di muka bumi saat manusia mulai
hidup.Data tentang masa prasejarah diambil dari sisa-sisa (fosil) dan
bukti-bukti yang digali dan diinterprestasikan.
b. Masa
Sejarah
Masa
sejarah bermula ketika adanya catatan tertulis untuk dijadikan bahan rujukan,
penciptaan tulisan ini merupakan suatu penemuan yang hebat untuk mencapai
perkembangan kemajuan peradaban seperti sekarang.
Berdasrakan
pembagian periode masa di atas dapat disimpulkan bahwa perbedaan anatara masa
prasejarah dab sejarah adalah masa prasejarah manusia belum menganal tulisan,
sementara di periode sejarah manusia sudah mengenal tulisan.
Ada
hal yang sangat luar biasamwalaupun pada masa prasejarah umumnya manusia belum
mengnal tulisan, namun manusia sudah menciptakan kebudayaan.Tebukti pada masa
prasejarah telah ditemukan beberapa hasil budaya manusia yang levolusioner
seperti berikut ini.
a. Penemuan
Roda
Pada
awalnya “roda” digunakan untuk mengangkat barang berat di atas batang
pohon.Batang kayu inilah yang disebut “roda”. “roda” tersebut belum berbentuk
bukat seperti sekarang, namun hanya berupa batangan-batangan kayu yang disusun
melintang dari depan ke belakang untuk memudahkan kerja guna memindahkan barang
yang berat.
b. Bahasa
Bahasa
merupakan suara yang diterima sebagai cara untuk menyampaikan pikiran seseorang
kepada orang lain. Hadirnya bahasa maka kehidupan social dan peradaban pun
terlahir.Masa prasejarah kemudian berakhir dan beralih kemasa sejarah dengan
ditemukannya tulisan.
2. Wujud
Peradaban Dalam Kehidupan Social Budaya
Peradaban
merupakan tahap dari evolusi budaya yang telah berjalan bertahap dan
berkesinambungan, memperlihatkan wujud dan karakter yang khas pada tahap
tersebut, yang dicirikan oleh kualitas tertentu dari unsure budaya yang
menonjol, meliputi tingkat ilmu pengetahuan, ide/gagasan, seni, teknologi,
system pemerintahan, hingga spiritualitas yang tinggi.
Perlu
kita ketahui bahwa peradaban tidak hanya berwujud bangunan sebagai hasil
teknologi fisik, tetapi juga dalam bidang social budaya.Wujud peradaban dalam
kehidupan social budaya dapat dilihat dari system kekuasaan, sisitem
kepercayaan, tulisan, perhubungan, hingga organisasi social yang dibentuk
masyarakatnya.Contohnya adalah Indonesia.
Salah
satu peradaban yang dihasilkannya adalah budaya tulisan di Indonesia berupa
prasasti.Huruf yang dipakai dalam prasasti yang ditemukan sejak tahin 400 M
adalah Pallawa dan bahasa Sanskerta.
Peradaban
bangsa Indonesia semakin berkembang dengan masuknya pengaruh budaya Islam dan
masuknya peradaban bangsa Barat Eropa, yang membawa kemajuan dalam berbagai bidang.
Contoh pengaruh Islam terhadap peradaban bangsa Indonesia adalah budaya
bersalaman setiap bertemu dengan sesame umat Islam, serta gaya asitektur masjid
di Indonesia yang mengadopsi asitektur masjid di Timur Tengah. Contoh pengaruh
peradaban bangsa Barat peradaban bangsa Indonesia adalah bangsa Indonesia
mengenal dan mulai menggunakan senjata api, kompas, dan teknologi lainnya.
Realitas
wujud peradaban dalam kehidupan social budaya tersebut, semakin memperjelas
bahwa konsep peradaban tidak lain adalah usaha manusia dalam masyarakat yang
telah mencapai tahan perkembangan kebudayaan tertentu. Selain itu, masyarakat
tersebut telah mencapai tingkat peradaban tinggi yang bercirikan penguasaan
ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan lain-lain.
d. Dinamika
Peradaban Global
Toffler dalam bukunya
yang berjudul Future Shock: The
third wave (Budi Juliardi(2014)) mengatakan bahwa dinamika peradaban manusia
hingga saat ini telah mengalami tiga gelombang berikut.
1.
Gelombang
I, Peradaban pertanian (800 SM- 1500 M)
Gelombang
perubahan dari meramu menjadi budaya cocok tanam yang di kenal dengan “revolusi
hijau”.kehidupan manusia yang semula nomaden menjadi menetap.pada masa ini
terjadi penemuan,perkembangan,dan penerapan teknologi pertanian.
2.
Gelombang
II,peradaban teknologi industri (1500m-1970m)
Peradaban
industri muncul akibat penemuan dan ciptaan manusia dalam bidang
industri,khususnya setelah terjadi revolusi di ingris dan prancis.pada masa ini
terjadi perubahan dengan di temukannya berbagai alat berteknologi.seperti pada
tahun 1979 james watt menciptakan mesin uap dan thomas alpha edison menciptakan
lampu pijar.
3.
Gelombang
III,peradaban informasi (1970m-sekarang)
Perkembangan
iptek sangat berperngaru pada perkembangan dalam bidang elektronik.perkembangan
mikrocip membawa kemajuan pada teknologi dunia.kehidupan budaya mmanusia
memasuki era revolusi,komunikasi dan informasi melahirkan masyarakat dunia yang
di sebut “the global village”
Saat
ini manusia berada pada era peradaban informasi (glombang III) di era peradaban
global hubumgan antar manusia tidak terbatas pada suatu wilayah negara saja
tetapi antar negara. Naisbitt dalam bukunya megatrends (2000) menyatakan bahwa
globalisasi memunculkan perubahan-perubahan yang di alami oleh negara - negara
dunia. Perubahan –perubahan tersebut antara lain sbb :
1.
Perubahan
dari masyarakat industri menuju informasi
2.
Perubahan
dari teknologi yang mengandalkan tenaga manusia menuju mesin.
3.
Perubahan
dari ekonomi nasional menuju ekonomi dunia.
4.
Perubahan
dari sistem pemerintahan sentralisasi ke desentralisasi
5.
Perubahan
demokrasi perwakilan ke partisipatori
6.
Perubahan
dari sistem heirarki ke jaringan kerja
7.
Perubahan
dari satu dua pilihan menjadi macam – macam pilihan.
e. Permasalahan
Peradaban Pada Kehidupan Manusia
1.
Pradaban
global menciptakan globalisasi
Globalisasi berasal dari kata inggris “global” yang
berarti bersifat semesta atau dunia . Globalisasi adalah suatu fenomena khusus
dalam beradaban manusia yang bergerak terus dalam masyarakat global itu.
Kehadiran IPTEK mempercepat akselerasi proses globalisasi ini. Globalisasi
merupakan suatu zaman atau kondisi yang tidak bisa di hindari oleh siapapun
yang tinggal dimuka bumi ini. Sebagian ilmuan juga ada yang menggunakan istilah
“universalisasi” yang memiliki pengertian hampir sama dengan globalisasi, dan
adanya ketergantungan antara satu negara dengan negara lainnya.
Globalisasi
tidak dapat dipisahkan dari kemajuan di bidang IPTEK dan transportasi. Melalui
alat alat transportasi, manusia bisa bebas bergerak dari suatu negara ke negara
lain dalam waktu yang relatif singkat. Hal ini akan mengakibatkan terjadinya
interaksi sosial dan budaya di antara warga suatu negara dengan warga negara
lain. Produk produk dengan cepat juga dapat masuk dan krluar dari suatu negara
ke negara lain . sedangkan dengan teknologi komunikasi dan informasi seseorang
dapat berkomunikasi degna warna negara lain melalui telpon misalnya , danbahkan
bisa melakukan transaksi dagang via e-mail tanpa harus bertemu secara langsung.
Meskipin
belum ada defenisi pasti yang disepakati tentang globalisasi, kata ini sering
kita pahami sebagai proses yang mengarah pada terjadinya integrasi (penyatuan)
sistem ekonomi, budaya, politik, dan sosial dunia yang melampaui batas batas
kewilayahan. Globalisasi juga di tandai dengan adanya pertukaran dalam
kehidupan dunia internasional yang mencakup ide ide atau gagasan, pengetahuan,
produk barang dan jasa, serta tenaga kerja.
Selain
hal di atas, gobalisasi juga di tandai oleh perubahan dalam konsep tentang
ruang dan waktu yang disebabkan oleh perkembangan teknologi komunikasi dan
transportasi, adanya saling ketergantungan antarnegara dan bangsa sebagai
akibat dari pertumbuhan peradaban dunia, meningkatnya interaksi kebudayaan
melalui perkembangan media massa, baik cetak maupun elektronik yang membawa
gagasan dan gaya hidup baru , dan munculnya masalah masalah global seperti
lingkungan hidup, krisis ekonomi multinasional , dan inflasi regional .
Realitas
tersebut setidaknya menunjukkan bahwa perdabakn global telah menciptakan era
globalisasi dengan segala konsekuensinya seperti yang kita terima sekarang ini.
Semoga dengan hadirnya peradaban global tak bisa terelakkan untuk sekarang dan
akan datang bangsa indenesia dapat tetap memproteksi diri dan bangsa ini dengan
menguatkan nilai nilai identitas nasional demi menjadi bangsa yang profesional,
ermoral, berkarakter.
2.
Bentuk
dan pengaruh globalisasi
Globalisasi
telah menghasilkan perubahan yang medasar dalam kehidupan manusia. Perubahan
tersebut bisa mengandung sisi sisi positif maupun sisi negatif. Hampir seluruh
sektor kehidupan tersentuh oleh pengaruh globalisasi , baik langsung mauoun
tidak langsung. Dalam konteks ini , kita akan melihat perkembangan globalisasi
dalam politik, ekonomi, dan kebudayaan
a.
Globalisasi
politik
Dewasa
ini peristiwa politik di suatu negara akan dengan mudah disebarkan ke negara
negara lain. Persebaran demokrasi dan paham liberalisme dalam kehidupan politik
berlangung sangat cepat sejalan dengan kecepatan proses globalisasi.
Globalisasi
juga ditandai dengan peran media massa yang sangat besar, seperti tv, media
cetak maupun internet. Pengaruh globalisasi dalam kehidupan politik mencakup
persebaran gagasan politik yang semakin cepat, mendorong partisipasi yang
semakin meluas, serta nilai nilai demokratis termasuk didalamnya HAM.
b.
Globalisasi
perekonomian
Pengaruh
gelobalisasi sangattampak dalam bidang ekonomi dan perdagangan. Hal ini terjadi
karena pelaku paling penting dalam era globalisasi adalah dunia usaha dan
industri. Secara positif globalisasi akan meningkatkan persaingan. Tetapi
pengaruh negatif bisa terjadi di globalisasi dalam bidang ekonomi hanya
menguntungkan pelaku bisnis besar.
Globalisasi
sekaligus mendorong globalisasi ekonomi dan kemenangan kapitalisme global yang
memberatkan pada peerekonomian negara berkembang. Negara maju tentu mendapatkan
keuntungan lebih besar dalam era globalisasi. Dalam hal ini negara indonesia
yang termasuk negara berkembang penghasilan akan berkurang, maka dari itu
pearlunya meningkatkan sumber daya manusia dalam arti yang seluass luasnya.
c.
Globalisasi
kebudayaan
Dampak
globalisasi sangat jelas tampak dan nyata. Budaya atau kebudayaan tidak sekedar
aspek aspek yang bersifat fisik, instrumental atau artifisial, tetapi
mencangkup nilai nilai atau norma norma. Masuk nya kebudayaan dari negara
negara maju mempengaruhi gaya hidup masyarakat. Hal ini tampak pada peningkatan
gaya hidup konsumtif dan hedonisme.
Globalisasi
kebudayaan dicirikan antara lain oleh berkembangnya pertukaran budaya secara
internasional, berkembang budaya dunia yang cendrung homogen, berkembangnya
mode yang berskala global, orang di berbagai negara menggunakan mode pakaian
yang sama. Hal ini menjadi penyebab dari kuatnya gagasan multikulturalisme yang
menghargai keanekaragaman kultural.
f. Teori
Globalisasi Dan Respon Masyarakat
Secara teoritis, dikalangan para ahli terdapat 3 posisi
yang berkaitan dengan isu gelobal, yaitu: kaum globalis baik positif maupun
pesimis, kaum tradisionalis, kaum transformasionalis. Kaum globalis positif
menganggap globalisasi adalah kenyataan yang tidak bisa di elakkan dan memiliki
berbagai akibat terhadap dinamika masyarakat dan kelembagaan di dunia ini.
Sementara globalis pesimis melihat dampak negatif dari globalisasi yang di
dominasi Amerika Serikat. Kaum tradisional menganggap globalisasi hanyalah
mitos. Sedangkan kaum transformasionalis lebih menekankan pada sikap
menghargai.
Perkembangan globalisasi dalam bidang kehidupan memicu
perdebatan dan berbagai respon di kalangan masyarakat pada umumnya. Di antara
mereka ada yang mendukung globalisasi, mereka meyakini bahwa globalisasi akan
membawa akibat positif bagi dunia kehidupan masyarakat dunia yang lebih
sejahtera dan makmur. Hal ini dapat meningkatkan efisiensi dalam produksi dan
pemasaran produk yang di hasilkan. Selain itu juga ada yang tidak suka
globalisasi. Gerakan ini menentang dominasi negara maju khususnya Amerika
Serikat dalam menentukan regulasi perdagangan dunia.
Globalisasi dalam konteks islam membawa tantangan
tantangan yang menuntut pikiran dan kerja keras. Sebagai bagian dari warga
dunia, umat islam tidak menghindari arus globalisasi dan berbagai akibat yang
di timbulkan baik dalam bidang polotik, ekonomi, terlebih budaya.
III.
PENUTUP
A. Kesimpulan
budaya adalah suatu keseluruhan kompleks yang meliputi
pengetahuan, kepercayaan, kesenian,moral, keilmuan, hukum, adat istiadat, dan
kemampuan yang lain, serta kebiasaan yang didapat oleh manusia sebagi anggota
masyarakat. Wujud dari kebudayaanyaitu ideas
activities, dan artifact (ide-ide, tindakan, dan hasil karya cipta manusia).
Sedangkan Substansi dari sebuah kebudayaan yaitu berupa Sistem pengetahuan,
pandangan hidup, nilai, kepercayaan, persepsi, dan etos kebudayaan.
Sifat hakiki dari sebuah kebudayaan yaitu
tersalurkan dari perilaku manusia, ada terlebih dahulu daripada lahirnya suatu
generasi, diperlukan manusia dan diwujudkan dalam tingkah laku, dan budaya
mencakup aturan-aturan yang berisikan kewajiban manusia sebagai
masyarakat.Sistem dari kebudayaan yaitu terdiri atas pikiran-pikiran atau gagasan.Kebudayaan
diciptakan oleh manusia dan digunakan manusia itu sendiri dalam kehidupan
bermasyarakat.
Perkembangan kebudayaan terhadap dinamika kehidupan
seseorang bersifat kompleks dan memiliki eksistensi dan berkesinambungan dan
juga menjadi warisan sosial.Sebuah kebudayaan pasti mengalami perubahan kebudayaan
mengalami perubahan secara dinamis seiring dengan perkembangan manusia itu
sendiri, dan tidak ada kebudayaan yang bersifat statis.
Manusia beradab dapat diartikan sebagai manusia yang
memiliki akhlak mulia, yang memiliki kesopanan, dan kehalusan budi
pekerti.Sebaliknya, manusia yang tidak memiliki akhlak mulia atau yang tidak
memiliki kesopanan dan tidak halus budi pekerti nya adalah manusia ynag
biasanya disebut biadab.evolusi budaya juga dapat timbul akibat timbulnya
perubahan alam, lingkungan masyarakat, penemuan baru, dan kontak dengan
kebudayaan lain. Contoh evolusi budaya sebagai akibat perubahan alam adalah berakhirnya zaman.
Saat ini manusia
berada pada era peradaban informasi (glombang III) di era peradaban global
hubumgan antar manusia tidak terbatas pada suatu wilayah negara saja tetapi
antar negara. Permasalahan
Peradaban Pada Kehidupan Manusia yaitu globalisasi
politik, globalisasi perekonomian, globalisasi kebudayaan.
Secara teoritis, dikalangan
para ahli terdapat 3 posisi yang berkaitan dengan isu gelobal, yaitu: kaum
globalis baik positif maupun pesimis, kaum tradisionalis, kaum
transformasionalis. Kaum globalis positif menganggap globalisasi adalah
kenyataan yang tidak bisa di elakkan dan memiliki berbagai akibat terhadap
dinamika masyarakat dan kelembagaan di dunia ini. Sementara globalis pesimis
melihat dampak negatif dari globalisasi yang di dominasi Amerika Serikat. Kaum
tradisional menganggap globalisasi hanyalah mitos. Sedangkan kaum
transformasionalis lebih menekankan pada sikap menghargai.
DAFTAR PUSTAKA
Setiadi M. Elli dkk. 2013. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar.
Jakarta: Pranadamedia Grup.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar