ALIRAN – ALIRAN
PENDIDIKAN
Dosen Pengampu :
Fibrika Rahmat Basuki, S.Pd.,M.Pd
Disusun oleh :
Kelompok 6
1. Melisa
Murzanita ( A1C317037)
2. Suci
Lailatul Hasanah ( A1C317033)
3. Syindi
Agnia ( A1C317039)
4. Weni
Sukarni ( A1C317035)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN
ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan
Yang Maha ESA karena berkat rahmat dan karunia-Nya kami dapat meyelesaikan
makalah ini dengan Tema “Aliran – aliran Pendidikan”.
Seperti yang telah kita ketahui bahwa
persoalan pendidikan merupakan proses yang kompleks karena membutuhkan jalinan
teoritis sebagai dasar dalam mengambil
keputusan kependidikan serta pemahaman beragam gejala faktual dan aktual yang
melibatkan pembicaraan berbagai unsur yang terkait langsung di dalam proses
pendidikan. Banyak unsur yang terkait dalam pendidikan seperti pendidik,
peserta didik dan aliran – aliran pendidikan.
Dan kami menyampaikan rasa terima kasih
kepada pihak-pihak yang telah membantu untuk menyelesaikan makalah ini
khususnya Dosen Pengantar Kependidikan yang telah memberikan motivasi dan
pengetahuannya dan pihak perpustakaan FKIP yang telah memfasilitasi sumber
referensi kepada kami.
Kami menyadari bahwa sepenuhnya makalah
ini masih kurang dari kesempurnaan baik materi maupun penulisan.Untuk itu, kami
mohon kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan makalah
ini.Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan akhir
kata kami ucapkan terima kasih.
Mendalo, Oktober 2017
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
judul...................................................................................i
Kata
Pengantar..................................................................................ii
Daftar
Isi...........................................................................................iii
BAB
I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG..............................................................1
1.2 RUMUSAN
MASALAH...........................................................2
1.3 TUJUAN.....................................................................................2
BAB
II PEMBAHASAN
2.1.
PENGERTIAN ALIRAN-ALIRAN
PENDIDIKAN...............3
2.2.
MACAM-MACAM ALIRAN-ALIRAN PENDIDIKAN.........3
2.3
PENERAPAN ALIRAN - ALIRAN PENDIDIKAN DALAM
KEHIDUPAN.............................................................................7
BAB
III PENUTUP
3.1 KESIMPULAN.........................................................................10
3.2 SARAN......................................................................................10
DAFTAR
PUSTAKA.......................................................................11
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR
BELAKANG
Hampir setiap orang
pernah mengalami pendidikan, tetapi tidak setiap orang mengerti makna kata
pendidikan, pendidik, mendidik. Untuk memahami pendidikan, ada dua istilah yang
dapat mengarahkan pada pemahaman hakikat pendidikan, yakni kata paedogogie dan
paedagogiek. Paedogogie bermakna pendidikan, sedangkan paedagogiek berarti ilmu
pendidikan.Oleh karena itu tidaklah mengherankan apabila pedagogik(pedagogics)
atau ilmu mendidik adalah ilmu atau teori yang sistematis tentang pendidikan
yang sebenarnya bagi anak atau untuk anak sampai ia mencapai kedewasaan.
Pendidikan dimulai
dikeluarga atas anak (infant) yang belum mandiri, kemudian diperluas dilingkungan
tetangga atau komunitas sekitar (millieu), lembaga prasekolah, persekolahan,
formal, dan lain-lain tempat anak-anak mulai dari kelompok kecil sampai relatif
besar (lingkup makro) dengan pendidikan dimulai dari guru/ rombongan/kelas yang
mendidik secara mikro dan menjadi pengganti orang tua.
Pendidikan pada sesi
berikutnya mengemukakan sebagai gejala perilaku dan upaya manusia untuk
memenuhi kebutuhan dasar primer bertahan hidup (survival), bagian untuk
meningkatkan kehidupan agar lebih bermakna atau bernilai. Gejala pendidikan
timbul ketika sekumpulan individu ingin memenuhi kebutuhan makna (meaning) yang
lebih tinggi atau abstrak seperti pengetahuan, nilai keadilan, kemakmuran, dan
keterampilan agar terbebas dari kondisi kekurangan seperti kemiskinan, penyakit,
atau kurangnya kemampuan berinteraksi dengan alam sekitar.
Gagasan dan pelaksanaan
pendidikan selalu dinamis sesuai dengan dinamika manusia dan masyarakat nya.
Sejak dulu, kini, maupun dimasadepan pendidikan itu selalu
mengalamiperkembangan seiring denganperkembangan sosial budaya dan perkembangan
IPTEK. Pemikiran-pemikiran yang membawa pembaruan pendidikan itu disebut
aliran-aliran pendidikan. Seperti dalam bidang lainnya, pemikiran-pemikiran
dalam pendidikan itu berlangsung sepertisuatu diskusi berkepanjangan yakni
pemikiran-pemikiran terdahulu selalu ditanggapi dengan pro dan kontra oleh
pemikir-pemikir berikutnya, dan karena dialog tersebutakan melahirkan lagi
pemikiran-pemikiran baru, dan demikian seterusnya. Agar diskusi berkepanjangan
itu dapat diikuti dan dipahami, maka berbagai aspek dari aliran-aliran itu
harus dipahami terlebih dahulu. Oleh karena itu setiap calon tenaga
kependidikan, utamanya calon pakar kependidikan, harus memahamiberbagai
aliran-aliran itu agar dapat menangkap makna setiap gerak dinamika
pemikiran-pemikiran dalam pendidikan itu.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Apa
saja macam – macam dari aliran – aliran pendidikan?
2. Bagaimana
penerapan aliran – lairan pendidikan dalam kehidupan?
1.3
TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian aliran-aliran
pendidikan.
2. Untuk mengetahui macam-macam
aliran-aliran pendidikan dan memahami
aliran-aliran tersebut.
3. Untuk mengetahui penerapan
aliran-aliran pendidikan dalam kehidupan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.
PENGERTIAN ALIRAN-ALIRAN PENDIDIKAN
Gagasan dan pelaksanaan pendidikan
selalu dinamis sesuai dengan dinamika manusia dan masyarakat nya. Sejak dulu,
kini, maupun dimasadepan pendidikan itu selalu mengalamiperkembangan seiring
denganperkembangan sosial budaya dan perkembangan IPTEK. Pemikiran-pemikiaran
yang membawa pembaruan pendidikan itu disebut aliran-aliran pendidikan.
2.2.
MACAM-MACAM ALIRAN-ALIRAN PENDIDIKAN
1.
Aliran empirisme
Aliran empirisme bertolak dari lockean
tradition yang mementingkan stimulasi eksternal dalam perkembangan manusia, dan
menyatakan bahwa perkembangan anak tergantung kepada lingkungan, sedangkan
pembawaan tidak dipentingkan. Pengalaman yang diperoleh anak dalam kehidupan
sehari-hari didapat dari dunia sekitarnya yang berupa stimulan-stimulan. Stimulasi
ini berasal dari alam bebas ataupun diciptakan oleh orang dewasa dalam bentuk
program pendidikan.
Tokoh utama aliran ini adalah filsuf
inggris bernama john locke (1704-1932) yang mengembangkan paham rasionalisme
pada abad ke-18. Teori ini mengatakan bahwa anak yang lahir ke dunia dapat
diumpamakan seperti kertas putih yang kosong yang belum ditulisi, teori ini dikenal
dengan istilah “tabularasa” ( a blank sheet of paper). Teori ini mengatakan
bahwa manusia yang lahir adalah anak yang suci seperti meja lilin. Dengan
demikian, menurut aliran inianak-anak yang lahir ke dunia tidak mempunyai bakat
dan pembawaan apa-apa, sebagai kertas putih yang polos. Oleh karena itu,
anak-anak dapat dibentuk sesuai dengan keinginan orang dewasa yang memberikan
warna pendidikannya.
Menurut pandangan empirisme (biasa pula
disebut emvironmetalisme) pendidik memegang peranan yang sangat penting
sebabpendidik dapat menyediakan lingkungan pendidikan kepada anak dan akan
diterima oleh anak sebagai pengalaman-pengalaman. Pengalaman-pengalaman itu
tentunya yang sesuai dengan tujuan pendidikan.
Aliran empirisme dipandang berat sebelah
sebab hanya mementingkan peranan pengalaman yang diperoleh dari lingkungan.
Sedangkan kemampuan dasar yang dibawa anak sejak lahir dianggap tidak menentukan,
menurut kenyataan dalam kehidupan sehari-hari terdapat anak yang berhasil
karena berbakat, meskipun lingkungan sekitarnya tidak mendukung. Keberhasilan
ini disebabkan oleh adanya kemampuan yang berasal dari dalam diri yang berupa
kecerdasan atau kemauan keras, anak berusaha mendapatkan lingkungan yang dapat
mengembangkan bakat atau kemampuan yang telah ada dalam dirinya.
2.
Aliran Nativisme
Aliran nativisme bertolak dari
leibnitzian tradition yang menekankan kemampuan dalam diri anak, sehingga faktor
lingkungan, termasuk faktor pendidikan, kurang berpengaruh terhadap
perkembangan anak. Hasil perkembangan tersebut ditentukan oleh pembawaan yang
sudah diperoleh sejak kelahiran. Lingkungan kurang berpengaruh terhadap
pendidikan dan perkembangan anak.
Paham ini menentang paham empirime yang
dikemukakan john locke. Nativs(dari bahas latin) memiliki arti terlahir.
Menurut paham ini, dengan tokohnya seorang filsuf jerman
schopenhauer(1788-1860), dikatakan bahwa anak-anak yang lahir kedunia sudah
memiliki pembawaan atau bakatnya yang akan berkembang menurut arahnya
masing-masing. Pembawaan tersebut ada yang baik dan ada pula yang buruk. Oleh
karena itu, menurut paham ini perkembangan anak tergantung dari pembawaannya
sejak lahir. Berdasarkan aliran ini ,keberhasilan pendidikan anak ditentukan
oleh anak itu sendiri. Bagi nativisme, lingkungan sekitar tidak ada artinya
sebab lingkungan tidak akan berdaya dalam mempengaruhi perkembangan anak.
Meskipun dalam kenyataan sehari-hari,
sering ditemukan anak mirip orang tua nya (secara fisik) dan anak juga mewarisi
bakat-bakat yang ada pada orang tua nya. Tetapi pembawaan itu bukanlah
merupakan satu-satunya faktor yang menentukan perkembangan. Terdapat suatu
pokok pendapat aliran-aliran nativisme yang berpengaruh luas yakni bahwa dalam
diri individu terdapat suatu “inti” pribadi (G. Leibnitz: Monad) yang mendorong
manusia untuk mewujudkan diri, mendorong manusia dalam menentukan pilihan dan
kemauan sendiri, dan yang menempatkan manusia sebagai makhluk aktif yang mempunyai
kemauan bebas. Meskipun pandangan ini mengakui pentingnya belajar, namun pengalaman
dalam belajar itu ataupun dalam penerimaan dan persepsi seseorang banyak
ditentukan oleh kemampuan memberi makna kepada apa yang dialaminya itu. Dengan
kata lain, pengalaman belajar ditentukan oleh “internal frame of reference”
yang dimiliki.
3.
Aliran Naturalisme
Paham naturalisme dipelopori oleh
seorang filsuf prancis J.J Rousseaue yang muncul pada abad ke-18. Nature dalam
bahasa latin memiliki makna alam. bebeda dengan schopenhaeuer, Rousseaue
berpendapat setiap anak yang baru dilahirkan pada hakikatnya memiliki pembawaan
baik. Namun pembawaan baik yang terdapat pada setiap anak itu akan berubah
sebaliknya karena dipengaruhi oleh lingkungan. Lingkungan tersebut dapat
berupa, lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, atau lingkungan masyarakat
disekitar dimana anak tumbuh dan berkembang. Berdasarkan pendapatnya tersebut,
aliran ini dikenal juga dengan sebutan negativisme.
Selanjutnya Rousseaue mengatakan, anak
yang terlahir dalam keadaan baik tersebut biarkan berkembang secara alami. Ini
artinya bahwa perkembangan anak yang dipengaruhi oleh pendidikan apakah
pendidikan dirumah, disekolah, maupun dimasyarakat sebagai urun rembuk
orang-orang dewasa malah akan merusak pembawaan anak yang baik. Hal ini seperti
dikemukakan oleh J.J. Rousseuae , yaitu: “segala sesuatu adalah baik ketika ia
berbuat keluar dari alam, dan segala sesuatu menjadi jelek manakala ia sudah
berada ditangan manusia”.
J.J. rousseauae mengusulkan perlunya
permainan bebas kepada anak didik untuk mengembangkan pembawaannya,
kemampuan-kemampuannya, dan kecenderungan-kecenderungannya. Pendidikan,harus
dijauhkan dalam perkembangan anak karena hal itu berarti dapat menjauhkan anak
dari segala hal yang bersifat dibuat-buat (artificial) dan dapat membawa anak
kembali ke alam untuk mempertahankan segala yang baik. Seperti diketahui,
gagasan naturalisme yang menolak campur tangan pendidikan, sampai saat ini
tidak terbukti malahan sebaliknya: pendidikansemakin lama semakin diperlukan.
4.
Aliran Konvergensi
Perintis aliran ini adalah William Stern
( 1871 – 1939), seorang ahli pendidikan bangsa jerman yang berpendapat bahwa
seorang anak dilahirkan didunia sudah disertai pembawaan baik maupun pembawaan
buruk. Penganut aliran ini berpendapat bahwa dalam proses perkembangan anak,
baik faktor pembawaan maupun faktor lingkungan sama-sama mempunyai peranan yang
sangat penting. Bakat yang dibawa pada waktu lahir tidak akan berkembang dengan
baik tanpa adanya dukungan lingkungan yang sesuai untuk perkembangan bakat itu.
Sebaliknya lingkungan yang baik tidak dapat menghasilkan perkembangan anak yang
optimal jika memang pada diri anak tidak terdapat bakat yang diperlukan untuk
mengembangkan itu. Sebagai contoh, hakikat kemampuan anak pada manusia dengan
kata-kata adalah hasil konvergensi.
Pada anak manusia ada pembawaan umtuk
berbicara melalui situasi lingkungannya, anak belajar berbicara dalam bahasa
tertentu. Lingkungan pun mempengaruhi anak didik dalam mengembangkan pembawaan
bahasanya. Karena itu tiap anak manusia mula-mula menggunakan bahasa
lingkungannya misalnya bahasa jawa, sunda, inggris, dll. Kemampuan dua orang
anak untuk mempelajari bahasa mungkin tidak sama. Hal itu disebabkan oleh
adanya perbedaan kuantitas pembawaan dan perbedaan situasi lingkungan biarpun
lingkungan kedua orang anak tersebut menggunakan bahasa yang sama.
William stern berpendapat bahwa hasil
pendidikan itu tergantung dari pembawaan dan lingkungan, seakan-akan dua garis
yang menuju satu titik pertemuan. Karena itu teori william stern disebut teori
konvergensi. Jadi menurut teori konvergensi
1. Pendidikan
mungkin untuk dilaksanakan.
2. Pendidikan
diartikan sebagai pertolongan yang diberikan lingkungan kepada anak didik untuk
mengembangkan potensi yang baik dan mencegah berkembangnya potensi yang kurang
baik.
3. Yang
membatasi hasil pendidikan adalah pembawaan dan lingkungan.
Aliran konvergensi pada umumnya diterima
secara luas sebagai pandangan yang tepat dalam memahami tumbuh kembang manusia.
Meskipun demikian terdapat variasi pendapat tentang faktor-faktor yang paling
penting dalam menentukan tumbuh kembang itu seperti telah dikemukakan bahwa
variasi-variasi itu tercermin antara lain dalam perbedaan pandangan tentang
strategi yang tepat untuk memahami perilaku manusia, seperti strategi
disposisional atau konstitusional, strategi phenomenologis atau humnanistik,
strategi behavioral, strategi psikodinamik, psikoanalitik demikian pula halnya
dalam belajar mengajar, variasi pendapat itu telah menyebabkan munculnya
berbagai teori belajar atau teori mengajar.
Sebagai contoh, dikenal berbagai
pendapat model-model belajar seperti rumpun model behafioral(seperti model
belajar tuntas, model belajar kontrol diri sendiri, model belajar simulasi, dan
model belajar asertif), rumpun model pemprosesan informasi(model belajar
inkuiri, model persentase kerangka dasar, dan model pengembangan berfikir, dari
sisi-sisi lain variasi pendapat itu juga melahirkan berbagai pendapat atau
gagasan tentang belajar mengajar seperti peran guru sebagai fasilisator atau
informator, teknik penilaian pencapaian siswa dengan tes objektif atau essay,
perumusan pengajaran yang sangat behavioral penekanan dalam teknologi
pengajaran dan sebagainya. Konvergensi artinya titik pertemuan.
2.3
PENERAPAN ALIRAN - ALIRAN PENDIDIKAN DALAM KEHIDUPAN
1.
Aliran Empirisme
Aliran empirisme dipandang berat sebelah
sebab hanya mementingkan peranan pengalaman yang diperoleh dari lingkungan. Sedangkan
kemampuan dasar yang dibawa anak sejak lahir dianggap tidak menentukan, menurut
kenyataan dalam kehidupan sehari-hari terdapat anak yang berhasil karena
berbakat, meskipun lingkungan sekitarnya tidak mendukung. Kelemahan aliran ini
adalah hanya mementingkan pengalaman sedangkan kemampuan dasar yang dibawa anak
sejak lahir dikesampingkan. Aliran ini berpendapat bahwa perkembangan manusia
itu ditentukan oleh faktor lingkungan atau pendidikan dan pengalaman. Aliran
empirisme bertolak dari tradisi lokal yang mementingkan stimulasi eksternal
dalam perkembangan manusia dan
menyatakan bahwa perkembangan anak tergantung kepada lingkungan.
2
Aliran Naturalisme
Dalam
aliran naturalisme memiliki tiga prisip tentang proses pembelajaran
diantaranya:
a) Anak
didik belajar melalui pengalamannya sendiri.
b) Pendidik
hanya menyediakan lingkungan belajar yang menyenangkan.
c) Program
pendidikan disekolah disesuaikan dengan minat dan bakat dengan menyediakan
lingkungan belajar yang berorientasi kepada pola belajar anak didik.
Dimensi
utama dan pertama dari pemikiran aliran naturalisme dibidang pendidikan adalah
pentingnya pendidikan itu sesuai dengan perkembangan alam.
3
Aliran Nativisme
Apa-apa yang bisa diketahui manusia
hanyalah yang dipersepsi dengan panca indra lain dari pada itu hanyalah ide.
Semua yang harus dilakukan manusia harus bisa diangkat , menjadi sebuah
peraturan umum. Contoh: orang sebaiknya jangan mencuri sebabapabila hal ini
diangkat menjadi peraturan umum maka apabila semua orang mencuri masyarakat
tidak akan jalan. Yang bisa diharapakan manusia ditentukan oleh akal budinya.
Inilah yang memutuskan pengharapan harapan manusia.
4
Aliran Konvergensi
Bakat yang dibawa pada waktu lahir tidak
akan berkembang dengan baik
tanpa adanya dukungan
lingkungan yang sesuai dengan perkembangan bakat itu. Sebagai contoh: hakikat
kemampuan anak manusia berbahasa dengan kata-kata. Berdasarkan aliran aliran
tersebut ada dua faktor yang mempegaruhi tinggi rendahnya mutu hasil
perkembangan siswa yaitu:
a. fakor
internal
yaitu faktor yang
ada dalam diri siswa itu sendiri
b. faktor
eksternal
yaitu hal-hal yang ada
diluar diri siswa meliputi lingkungan dan pengalaman berinteraksi siswa dengan
lingkungannya
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Pemikiran-pemikiran
yang membawa pembaruan pendidikan itu disebut aliran-aliran pendidikan.Aliran Empirisme
menyatakan bahwa perkembangan anak tergantung kepada lingkungan, sedangkan
pembawaan tidak dipentingkan, aliran Nativisme menyatakan bahwa anak-anak yang
lahir kedunia sudah memiliki pembawaan atau bakatnya yang akan berkembang
menurut arahnya masing-masing, aliran Naturalisme menyatakan bahwa setiap anak
yang baru dilahirkan pada hakikatnya memiliki pembawaan baik dan aliran, dan
aliran Konvergensi menyatakan bahwa dalam proses perkembangan anak, baik faktor
pembawaan maupun faktor lingkungan sama-sama mempunyai peranan yang sangat
penting. Jadi, berdasarkan pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa penerapan
aliran saat ini yang dianut oleh masyarakat adalah aliran Konvergensi, karena
merupakan aliran yang menggabungkan antara aliran Nativisme dan Empirisme dan
merupakan aliran yang sempurna. Aliran ini juga dianut oleh mayoritas masyarakat indonesia.
3.2 SARAN
Dalam
proses belajar dan mengajar pendidik harus memilih aliran
yang sesuai dengan karakter siswanya agar kesuksesan dapat tercapai dengan baik
dan terbentuk hubungan yang interaktif antara pendidik dan peserta didik.
DAFTAR
PUSTAKA
Rasyidin, Waini.
2007. Ilmu dan Aplikasi Pendidikan.
Bandung:
Pedagogiana
Press
Sukardjo dan
Komarudin. 2013.Landasan Pendidikan.
Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada
Tirtarahardja
dan Sulo. 2008.Pengantar Pendidikan.
Jakarta: PT
RINEKA CIPTA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar