Rabu, 14 Maret 2018

Aliran-Aliran Pendidikan


ALIRAN – ALIRAN PENDIDIKAN


Dosen Pengampu : Fibrika Rahmat Basuki, S.Pd.,M.Pd

Disusun oleh :
Kelompok 6

1.    Melisa Murzanita ( A1C317037)
2.    Suci Lailatul Hasanah ( A1C317033)
3.    Syindi Agnia ( A1C317039)
4.    Weni Sukarni ( A1C317035)







PROGRAM STUDI  PENDIDIKAN FISIKA
JURUSAN  PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha ESA karena berkat rahmat dan karunia-Nya kami dapat meyelesaikan makalah ini dengan Tema “Aliran – aliran Pendidikan”.
Seperti yang telah kita ketahui bahwa persoalan pendidikan merupakan proses yang kompleks karena membutuhkan jalinan teoritis sebagai dasar  dalam mengambil keputusan kependidikan serta pemahaman beragam gejala faktual dan aktual yang melibatkan pembicaraan berbagai unsur yang terkait langsung di dalam proses pendidikan. Banyak unsur yang terkait dalam pendidikan seperti pendidik, peserta didik dan aliran – aliran pendidikan.
Dan kami menyampaikan rasa terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu untuk menyelesaikan makalah ini khususnya Dosen Pengantar Kependidikan yang telah memberikan motivasi dan pengetahuannya dan pihak perpustakaan FKIP yang telah memfasilitasi sumber referensi kepada kami.
Kami menyadari bahwa sepenuhnya makalah ini masih kurang dari kesempurnaan baik materi maupun penulisan.Untuk itu, kami mohon kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan makalah ini.Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan akhir kata kami ucapkan terima kasih.

Mendalo, Oktober 2017


    Penulis








DAFTAR ISI
Halaman judul...................................................................................i
Kata Pengantar..................................................................................ii
Daftar Isi...........................................................................................iii
BAB I  PENDAHULUAN
1.1   LATAR BELAKANG..............................................................1
1.2  RUMUSAN MASALAH...........................................................2
1.3  TUJUAN.....................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
2.1. PENGERTIAN ALIRAN-ALIRAN  PENDIDIKAN...............3
2.2. MACAM-MACAM ALIRAN-ALIRAN PENDIDIKAN.........3
2.3 PENERAPAN ALIRAN - ALIRAN PENDIDIKAN DALAM 
      KEHIDUPAN.............................................................................7
BAB III PENUTUP
3.1  KESIMPULAN.........................................................................10
3.2  SARAN......................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................11









BAB I
PENDAHULUAN
1.1  LATAR BELAKANG
Hampir setiap orang pernah mengalami pendidikan, tetapi tidak setiap orang mengerti makna kata pendidikan, pendidik, mendidik. Untuk memahami pendidikan, ada dua istilah yang dapat mengarahkan pada pemahaman hakikat pendidikan, yakni kata paedogogie dan paedagogiek. Paedogogie bermakna pendidikan, sedangkan paedagogiek berarti ilmu pendidikan.Oleh karena itu tidaklah mengherankan apabila pedagogik(pedagogics) atau ilmu mendidik adalah ilmu atau teori yang sistematis tentang pendidikan yang sebenarnya bagi anak atau untuk anak sampai ia mencapai kedewasaan. 
Pendidikan dimulai dikeluarga atas anak (infant) yang belum mandiri, kemudian diperluas dilingkungan tetangga atau komunitas sekitar (millieu), lembaga prasekolah, persekolahan, formal, dan lain-lain tempat anak-anak mulai dari kelompok kecil sampai relatif besar (lingkup makro) dengan pendidikan dimulai dari guru/ rombongan/kelas yang mendidik secara mikro dan menjadi pengganti orang tua.
Pendidikan pada sesi berikutnya mengemukakan sebagai gejala perilaku dan upaya manusia untuk memenuhi kebutuhan dasar primer bertahan hidup (survival), bagian untuk meningkatkan kehidupan agar lebih bermakna atau bernilai. Gejala pendidikan timbul ketika sekumpulan individu ingin memenuhi kebutuhan makna (meaning) yang lebih tinggi atau abstrak seperti pengetahuan, nilai keadilan, kemakmuran, dan keterampilan agar terbebas dari kondisi kekurangan seperti kemiskinan, penyakit, atau kurangnya kemampuan berinteraksi dengan alam sekitar.
Gagasan dan pelaksanaan pendidikan selalu dinamis sesuai dengan dinamika manusia dan masyarakat nya. Sejak dulu, kini, maupun dimasadepan pendidikan itu selalu mengalamiperkembangan seiring denganperkembangan sosial budaya dan perkembangan IPTEK. Pemikiran-pemikiran yang membawa pembaruan pendidikan itu disebut aliran-aliran pendidikan. Seperti dalam bidang lainnya, pemikiran-pemikiran dalam pendidikan itu berlangsung sepertisuatu diskusi berkepanjangan yakni pemikiran-pemikiran terdahulu selalu ditanggapi dengan pro dan kontra oleh pemikir-pemikir berikutnya, dan karena dialog tersebutakan melahirkan lagi pemikiran-pemikiran baru, dan demikian seterusnya. Agar diskusi berkepanjangan itu dapat diikuti dan dipahami, maka berbagai aspek dari aliran-aliran itu harus dipahami terlebih dahulu. Oleh karena itu setiap calon tenaga kependidikan, utamanya calon pakar kependidikan, harus memahamiberbagai aliran-aliran itu agar dapat menangkap makna setiap gerak dinamika pemikiran-pemikiran dalam pendidikan itu.

1.2  RUMUSAN MASALAH
1.      Apa saja macam – macam dari aliran – aliran pendidikan?
2.      Bagaimana penerapan aliran – lairan pendidikan dalam kehidupan?


1.3 TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian aliran-aliran pendidikan.
2. Untuk mengetahui macam-macam aliran-aliran pendidikan dan memahami 
aliran-aliran tersebut.
3. Untuk mengetahui penerapan aliran-aliran pendidikan dalam kehidupan.












BAB II
PEMBAHASAN
2.1. PENGERTIAN ALIRAN-ALIRAN  PENDIDIKAN
Gagasan dan pelaksanaan pendidikan selalu dinamis sesuai dengan dinamika manusia dan masyarakat nya. Sejak dulu, kini, maupun dimasadepan pendidikan itu selalu mengalamiperkembangan seiring denganperkembangan sosial budaya dan perkembangan IPTEK. Pemikiran-pemikiaran yang membawa pembaruan pendidikan itu disebut aliran-aliran pendidikan.

2.2. MACAM-MACAM ALIRAN-ALIRAN PENDIDIKAN

1. Aliran empirisme
Aliran empirisme bertolak dari lockean tradition yang mementingkan stimulasi eksternal dalam perkembangan manusia, dan menyatakan bahwa perkembangan anak tergantung kepada lingkungan, sedangkan pembawaan tidak dipentingkan. Pengalaman yang diperoleh anak dalam kehidupan sehari-hari didapat dari dunia sekitarnya yang berupa stimulan-stimulan. Stimulasi ini berasal dari alam bebas ataupun diciptakan oleh orang dewasa dalam bentuk program pendidikan.
Tokoh utama aliran ini adalah filsuf inggris bernama john locke (1704-1932) yang mengembangkan paham rasionalisme pada abad ke-18. Teori ini mengatakan bahwa anak yang lahir ke dunia dapat diumpamakan seperti kertas putih yang kosong yang belum ditulisi, teori ini dikenal dengan istilah “tabularasa” ( a blank sheet of paper). Teori ini mengatakan bahwa manusia yang lahir adalah anak yang suci seperti meja lilin. Dengan demikian, menurut aliran inianak-anak yang lahir ke dunia tidak mempunyai bakat dan pembawaan apa-apa, sebagai kertas putih yang polos. Oleh karena itu, anak-anak dapat dibentuk sesuai dengan keinginan orang dewasa yang memberikan warna pendidikannya.
Menurut pandangan empirisme (biasa pula disebut emvironmetalisme) pendidik memegang peranan yang sangat penting sebabpendidik dapat menyediakan lingkungan pendidikan kepada anak dan akan diterima oleh anak sebagai pengalaman-pengalaman. Pengalaman-pengalaman itu tentunya yang sesuai dengan tujuan pendidikan.
Aliran empirisme dipandang berat sebelah sebab hanya mementingkan peranan pengalaman yang diperoleh dari lingkungan. Sedangkan kemampuan dasar yang dibawa anak sejak lahir dianggap tidak menentukan, menurut kenyataan dalam kehidupan sehari-hari terdapat anak yang berhasil karena berbakat, meskipun lingkungan sekitarnya tidak mendukung. Keberhasilan ini disebabkan oleh adanya kemampuan yang berasal dari dalam diri yang berupa kecerdasan atau kemauan keras, anak berusaha mendapatkan lingkungan yang dapat mengembangkan bakat atau kemampuan yang telah ada dalam dirinya.

2. Aliran Nativisme
Aliran nativisme bertolak dari leibnitzian tradition yang menekankan kemampuan dalam diri anak, sehingga faktor lingkungan, termasuk faktor pendidikan, kurang berpengaruh terhadap perkembangan anak. Hasil perkembangan tersebut ditentukan oleh pembawaan yang sudah diperoleh sejak kelahiran. Lingkungan kurang berpengaruh terhadap pendidikan dan perkembangan anak.
Paham ini menentang paham empirime yang dikemukakan john locke. Nativs(dari bahas latin) memiliki arti terlahir. Menurut paham ini, dengan tokohnya seorang filsuf jerman schopenhauer(1788-1860), dikatakan bahwa anak-anak yang lahir kedunia sudah memiliki pembawaan atau bakatnya yang akan berkembang menurut arahnya masing-masing. Pembawaan tersebut ada yang baik dan ada pula yang buruk. Oleh karena itu, menurut paham ini perkembangan anak tergantung dari pembawaannya sejak lahir. Berdasarkan aliran ini ,keberhasilan pendidikan anak ditentukan oleh anak itu sendiri. Bagi nativisme, lingkungan sekitar tidak ada artinya sebab lingkungan tidak akan berdaya dalam mempengaruhi perkembangan anak.
Meskipun dalam kenyataan sehari-hari, sering ditemukan anak mirip orang tua nya (secara fisik) dan anak juga mewarisi bakat-bakat yang ada pada orang tua nya. Tetapi pembawaan itu bukanlah merupakan satu-satunya faktor yang menentukan perkembangan. Terdapat suatu pokok pendapat aliran-aliran nativisme yang berpengaruh luas yakni bahwa dalam diri individu terdapat suatu “inti” pribadi (G. Leibnitz: Monad) yang mendorong manusia untuk mewujudkan diri, mendorong manusia dalam menentukan pilihan dan kemauan sendiri, dan yang menempatkan manusia sebagai makhluk aktif yang mempunyai kemauan bebas. Meskipun pandangan ini mengakui pentingnya belajar, namun pengalaman dalam belajar itu ataupun dalam penerimaan dan persepsi seseorang banyak ditentukan oleh kemampuan memberi makna kepada apa yang dialaminya itu. Dengan kata lain, pengalaman belajar ditentukan oleh “internal frame of reference” yang dimiliki.

3. Aliran Naturalisme
Paham naturalisme dipelopori oleh seorang filsuf prancis J.J Rousseaue yang muncul pada abad ke-18. Nature dalam bahasa latin memiliki makna alam. bebeda dengan schopenhaeuer, Rousseaue berpendapat setiap anak yang baru dilahirkan pada hakikatnya memiliki pembawaan baik. Namun pembawaan baik yang terdapat pada setiap anak itu akan berubah sebaliknya karena dipengaruhi oleh lingkungan. Lingkungan tersebut dapat berupa, lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, atau lingkungan masyarakat disekitar dimana anak tumbuh dan berkembang. Berdasarkan pendapatnya tersebut, aliran ini dikenal juga dengan sebutan negativisme.
Selanjutnya Rousseaue mengatakan, anak yang terlahir dalam keadaan baik tersebut biarkan berkembang secara alami. Ini artinya bahwa perkembangan anak yang dipengaruhi oleh pendidikan apakah pendidikan dirumah, disekolah, maupun dimasyarakat sebagai urun rembuk orang-orang dewasa malah akan merusak pembawaan anak yang baik. Hal ini seperti dikemukakan oleh J.J. Rousseuae , yaitu: “segala sesuatu adalah baik ketika ia berbuat keluar dari alam, dan segala sesuatu menjadi jelek manakala ia sudah berada ditangan manusia”.
J.J. rousseauae mengusulkan perlunya permainan bebas kepada anak didik untuk mengembangkan pembawaannya, kemampuan-kemampuannya, dan kecenderungan-kecenderungannya. Pendidikan,harus dijauhkan dalam perkembangan anak karena hal itu berarti dapat menjauhkan anak dari segala hal yang bersifat dibuat-buat (artificial) dan dapat membawa anak kembali ke alam untuk mempertahankan segala yang baik. Seperti diketahui, gagasan naturalisme yang menolak campur tangan pendidikan, sampai saat ini tidak terbukti malahan sebaliknya: pendidikansemakin lama semakin diperlukan.

4. Aliran Konvergensi
Perintis aliran ini adalah William Stern ( 1871 – 1939), seorang ahli pendidikan bangsa jerman yang berpendapat bahwa seorang anak dilahirkan didunia sudah disertai pembawaan baik maupun pembawaan buruk. Penganut aliran ini berpendapat bahwa dalam proses perkembangan anak, baik faktor pembawaan maupun faktor lingkungan sama-sama mempunyai peranan yang sangat penting. Bakat yang dibawa pada waktu lahir tidak akan berkembang dengan baik tanpa adanya dukungan lingkungan yang sesuai untuk perkembangan bakat itu. Sebaliknya lingkungan yang baik tidak dapat menghasilkan perkembangan anak yang optimal jika memang pada diri anak tidak terdapat bakat yang diperlukan untuk mengembangkan itu. Sebagai contoh, hakikat kemampuan anak pada manusia dengan kata-kata adalah hasil konvergensi.
Pada anak manusia ada pembawaan umtuk berbicara melalui situasi lingkungannya, anak belajar berbicara dalam bahasa tertentu. Lingkungan pun mempengaruhi anak didik dalam mengembangkan pembawaan bahasanya. Karena itu tiap anak manusia mula-mula menggunakan bahasa lingkungannya misalnya bahasa jawa, sunda, inggris, dll. Kemampuan dua orang anak untuk mempelajari bahasa mungkin tidak sama. Hal itu disebabkan oleh adanya perbedaan kuantitas pembawaan dan perbedaan situasi lingkungan biarpun lingkungan kedua orang anak tersebut menggunakan bahasa yang sama.
William stern berpendapat bahwa hasil pendidikan itu tergantung dari pembawaan dan lingkungan, seakan-akan dua garis yang menuju satu titik pertemuan. Karena itu teori william stern disebut teori konvergensi. Jadi menurut teori konvergensi
1.      Pendidikan mungkin untuk dilaksanakan.
2.      Pendidikan diartikan sebagai pertolongan yang diberikan lingkungan kepada anak didik untuk mengembangkan potensi yang baik dan mencegah berkembangnya potensi yang kurang baik.
3.      Yang membatasi hasil pendidikan adalah pembawaan dan lingkungan.

Aliran konvergensi pada umumnya diterima secara luas sebagai pandangan yang tepat dalam memahami tumbuh kembang manusia. Meskipun demikian terdapat variasi pendapat tentang faktor-faktor yang paling penting dalam menentukan tumbuh kembang itu seperti telah dikemukakan bahwa variasi-variasi itu tercermin antara lain dalam perbedaan pandangan tentang strategi yang tepat untuk memahami perilaku manusia, seperti strategi disposisional atau konstitusional, strategi phenomenologis atau humnanistik, strategi behavioral, strategi psikodinamik, psikoanalitik demikian pula halnya dalam belajar mengajar, variasi pendapat itu telah menyebabkan munculnya berbagai teori belajar atau teori mengajar.
Sebagai contoh, dikenal berbagai pendapat model-model belajar seperti rumpun model behafioral(seperti model belajar tuntas, model belajar kontrol diri sendiri, model belajar simulasi, dan model belajar asertif), rumpun model pemprosesan informasi(model belajar inkuiri, model persentase kerangka dasar, dan model pengembangan berfikir, dari sisi-sisi lain variasi pendapat itu juga melahirkan berbagai pendapat atau gagasan tentang belajar mengajar seperti peran guru sebagai fasilisator atau informator, teknik penilaian pencapaian siswa dengan tes objektif atau essay, perumusan pengajaran yang sangat behavioral penekanan dalam teknologi pengajaran dan sebagainya. Konvergensi artinya titik pertemuan.

2.3 PENERAPAN ALIRAN - ALIRAN PENDIDIKAN DALAM KEHIDUPAN

1. Aliran Empirisme
Aliran empirisme dipandang berat sebelah sebab hanya mementingkan peranan pengalaman yang diperoleh dari lingkungan. Sedangkan kemampuan dasar yang dibawa anak sejak lahir dianggap tidak menentukan, menurut kenyataan dalam kehidupan sehari-hari terdapat anak yang berhasil karena berbakat, meskipun lingkungan sekitarnya tidak mendukung. Kelemahan aliran ini adalah hanya mementingkan pengalaman sedangkan kemampuan dasar yang dibawa anak sejak lahir dikesampingkan. Aliran ini berpendapat bahwa perkembangan manusia itu ditentukan oleh faktor lingkungan atau pendidikan dan pengalaman. Aliran empirisme bertolak dari tradisi lokal yang mementingkan stimulasi eksternal dalam perkembangan manusia dan  menyatakan bahwa perkembangan anak tergantung kepada lingkungan.

2        Aliran Naturalisme
Dalam aliran naturalisme memiliki tiga prisip tentang proses pembelajaran diantaranya:
a)      Anak didik belajar melalui pengalamannya sendiri.
b)      Pendidik hanya menyediakan lingkungan belajar yang menyenangkan.
c)      Program pendidikan disekolah disesuaikan dengan minat dan bakat dengan menyediakan lingkungan belajar yang berorientasi kepada pola belajar anak didik.
Dimensi utama dan pertama dari pemikiran aliran naturalisme dibidang pendidikan adalah pentingnya pendidikan itu sesuai dengan perkembangan alam.

3        Aliran Nativisme
Apa-apa yang bisa diketahui manusia hanyalah yang dipersepsi dengan panca indra lain dari pada itu hanyalah ide. Semua yang harus dilakukan manusia harus bisa diangkat , menjadi sebuah peraturan umum. Contoh: orang sebaiknya jangan mencuri sebabapabila hal ini diangkat menjadi peraturan umum maka apabila semua orang mencuri masyarakat tidak akan jalan. Yang bisa diharapakan manusia ditentukan oleh akal budinya. Inilah yang memutuskan pengharapan harapan manusia.

4        Aliran Konvergensi
Bakat yang dibawa pada waktu lahir tidak akan berkembang dengan baik
tanpa adanya dukungan lingkungan yang sesuai dengan perkembangan bakat itu. Sebagai contoh: hakikat kemampuan anak manusia berbahasa dengan kata-kata. Berdasarkan aliran aliran tersebut ada dua faktor yang mempegaruhi tinggi rendahnya mutu hasil perkembangan siswa yaitu:
a.       fakor internal
yaitu faktor yang ada dalam diri siswa itu sendiri
b.      faktor eksternal
yaitu hal-hal yang ada diluar diri siswa meliputi lingkungan dan pengalaman berinteraksi siswa dengan lingkungannya




























BAB III
PENUTUP
3.1  KESIMPULAN
Pemikiran-pemikiran yang membawa pembaruan pendidikan itu disebut aliran-aliran pendidikan.Aliran Empirisme menyatakan bahwa perkembangan anak tergantung kepada lingkungan, sedangkan pembawaan tidak dipentingkan, aliran Nativisme menyatakan bahwa anak-anak yang lahir kedunia sudah memiliki pembawaan atau bakatnya yang akan berkembang menurut arahnya masing-masing, aliran Naturalisme menyatakan bahwa setiap anak yang baru dilahirkan pada hakikatnya memiliki pembawaan baik dan aliran, dan aliran Konvergensi menyatakan bahwa dalam proses perkembangan anak, baik faktor pembawaan maupun faktor lingkungan sama-sama mempunyai peranan yang sangat penting. Jadi, berdasarkan pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa penerapan aliran saat ini yang dianut oleh masyarakat adalah aliran Konvergensi, karena merupakan aliran yang menggabungkan antara aliran Nativisme dan Empirisme dan merupakan aliran yang sempurna. Aliran ini juga dianut  oleh mayoritas masyarakat indonesia.

3.2  SARAN
Dalam proses belajar dan mengajar pendidik harus memilih aliran yang sesuai dengan karakter siswanya agar kesuksesan dapat tercapai dengan baik dan terbentuk hubungan yang interaktif antara pendidik dan peserta didik.









DAFTAR PUSTAKA
Rasyidin, Waini. 2007. Ilmu dan Aplikasi Pendidikan. Bandung:
Pedagogiana Press
Sukardjo dan Komarudin. 2013.Landasan Pendidikan. Jakarta: PT Raja
            Grafindo Persada
Tirtarahardja dan Sulo. 2008.Pengantar Pendidikan. Jakarta: PT
            RINEKA CIPTA




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Makalah Global Warming (Pemanasan Global)

Makalah Global Warming (Pemanasan Global) BAB 1 Pendahuluan A.      Latar Belakang Makalah Dalam beberapa tahun terakhir, isu pe...