Jumat, 21 September 2018

Pendekatan dalam Pembelajaran


A.    PENDEKATAN KONTEKSTUAL
Trianto (2008:20) mengatakan bahwa: “pembelajaran kontekstual adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari, dengan melibatkan tujuh komponen utama pembelajaran pembelajaran kontekstual yaitu: kontruktivisme (Constrtuctivisme), menemukan (Inquiry), bertanya (Questioning), masyarakat belajar (Learning Community), pemodelan (Modeling), refleksi (Reflection), dan penilaian sebenarnya (Authentic Assessment)”, (Blanchard, 2001) mengatakan bahwa : “pendekatan kontekstual merupakan suatu konsepsi yang membantu guru menghubungkan konten materi ajar dengan situasi-situasi dunia nyata dan memotivasi siswa untuk membuat hubungan antara pengetahuan dan penerapannya ke dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Dengan konsep itu, pembelajaran lebih bermakna bagi siswa. Proses pembelajaran berlangsung alamiah dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dan mengalami sendiri, bukan transfer pengetahuan dari guru ke siswa”. Dari pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa CTL (Contextual Teaching and Learning) adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari. Pengetahuan dan keterampilan siswa diperoleh dari usaha siswa untuk mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan baru ketika ia belajar pada prinsip CTL (Contextual Teaching and Learning) merupakan kegiatan “siswa menemukan sendiri".

Tujuh komponen utama pembelajaran yang mendasari penerapan pembelajaran kontekstual di kelas yaitu:
a.       Konstruktivisme (Constructivism), merupakan landasan berpikir (filosofi) pendekatan kontekstual, yaitu bahwa pengetahuan yang dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, yang hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas. Pengetahuan bukanlah seperangkat fakta-fakta, konsep, atau kaidah yang siap untuk diambil dan diingat. Manusia harus mengkontruksi pengetahuan itu dan memberi makna melalui pengalaman nyata. Siswa perlu dibiasakan untuk memecahkan masalah, menemukan sesuatu yang berguna bagi dirinya, dan mengkontruksi pengetahuan di benak mereka sendiri.
b.      Menemukan (Inquiry), merupakan bagian inti dari kegiatan pembelajaran berbasis kontekstual. Pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa diharapkan bukan hasil mengingat seperangkat fakta-fakta, tetapi hasil dari menemukan sendiri. Guru harus selalu merancang kegiatan yang merujuk pada kegiatan menemukan, apapun materi yang diajarkan hasil menemukan sendiri.
c.       Bertanya (Questioning), merupakan strategi utama yang berbasis kontekstual. Bertanya dalam pembelajaran dipandang sebagai kegiatan guru untuk mendorong, membimbing, dan menilai kemampuan berpikir siswa. Bagi siswa, kegiatan bertanya merupakan bagian penting dalam melaksanakan pembelajaran yang berbasis inkuiri, yaitu menggali informasi, mengkonfirmasikan apa yang sudah diketahui, dan mengarahkan perhatian pada aspek yang belum diketahuinya.
d.      Masyarakat belajar (Learning community), konsep ini menyarankan agar hasil pembelajaran diperoleh dari hasil kerjasama dengan orang lain. Dalam kelas CTL, guru disarankan selalu melaksanakan pembelajaran dalam kelompok-kelompok belajar. Siswa dibagi ke dalam kelompok-kelompok yang anggotanya heterogen.
e.       Pemodelan (Modeling), maksudnya dalam sebuah pembelajaran keterampilan atau pengetahuan tertentu, ada model yang bisa ditiru. Dalam pembelajaran kontekstual, guru bukan satu-satunya model. Pemodelan dapat dirancang dengan melibatkan siswa. Siswa dapat ditunjuk untuk memodelkan sesuatu berdasarkan pengalaman yang diketahuinya.
f.       Refleksi (Reflection), adalah cara berpikir tentang apa yang baru dipelajari atau berpikir ke belakang tentang apa-apa yang sudah kita lakukan di masa yang lalu. Refleksi merupakan respon terhadap kejadian, aktivitas, atau penegetahuan yang baru diterima.
g.      Penilaian sebenarnya (Authentic Assessment), merupakan proses pengumpulan berbagai data yang bisa memberikan gambaran perkembangan belajar siswa. Gambaran perkembangan belajar siswa perlu diketahui oleh guru agar bisa memastikan bahwa siswa mengalami proses pembelajaran dengan benar. Penilaian sebenarnya (Authentic Assessment) dilaksanakan selama dan sesudah kegiatan pembelajaran.

B.     PENDEKATAN SAINTIFIK
1.      Pengertian Pendekatan Saintifik
Pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengkonstruk konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati (untuk mengidentifikasi atau menemukan masalah), merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengkomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang “ditemukan” (Kurinasih, 2014:29) . Pendekatan saintifik dimaksudkan memberikan pemahaman kepada peserta didik dalam mengenal, memahami berbagai materi menggunakan pendekatan ilmiah, bahwa informasi bisa berasal dari mana saja, kapan saja, tidak bergantung pada infromasi searah guru. Oleh karena itu kondisi pembelajaran yang diharapkan tercipta diarahkan untuk mendorong peserta didik dalam mencari tahu dari berbagai sumber melalui observasi dan bukan hanya diberi tahu.
2.      Karakteristik Pendekatan Saintifik
Dalam Kurinasih (2014)  disebut pembelajaran dengan pendekatan saintifik memilik karakteristik sebagai berikut.
  1. berpusat pada siswa;
  2. melibatkan keterampilan proses sains dalam mengkonstruksi konsep, hukum, dan prinsip;
  3. melibatkan proses-prose kognitif yang potensial dalam merangsang perkembangan intelek, khususnya keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa;
  4. dapat mengembangkan karakter siswa.
3.      Tujuan Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik
Tujuan pembelajaran dengan pendekatan saintifik didsarkan pada keunggulan pendekatan tersebut. Beberapa tujuan pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah sebagai berikut.
  1. Untuk meningkatkan kemampuan intelek, khususnya kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa;
  2. Untuk membentuk kemampuan siswa dalam menyelesaikan suatu masalah secara sistematik;
  3. Terciptanya kondisi pembelajaran dimana siswa merasa bahwa belajar itu merupakan suatu kebutuhan;
  4. Diperolehnya hasil belajar yang tinggi;
  5. Untuk melatih siswa dalam mengkomunikasikan ide-ide khususnya dalam menulis artikel ilmiah;
  6. Untuk mengembangkan karakter siswa.
4.      Prinsip-Prinsip Pendekatan Saintifik
Beberapa prinsip pendekatan saintifik dalam kegiatan pembelajaran adalah sebagai berikut.
  1. Pembelajaran berpusat pada siswa;
  2. Pembelajaran membentuk student”s self concept;
  3. Pembelajaran terhindar dari verbalisme;
  4. Pembelajaran memberikan kesempatan pada siswa untuk mengasimilasi dan mengakomodasikan konsep, hukum, dan prisip;
  5. Pembelajaran mendorong terjadinya peningkatan kemampuan berpikir siswa;
  6. Pembelajaran meningkatkan motivasi belajar siswa dan motivasi mengajar guru;
  7. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk melatih kemampuan dalam komunikasi;
  8. Adanya proses validasi terhadap konsep, hukum, dan prinsip yang dikonstruksi siswa dalam struktur kognItifnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Makalah Global Warming (Pemanasan Global)

Makalah Global Warming (Pemanasan Global) BAB 1 Pendahuluan A.      Latar Belakang Makalah Dalam beberapa tahun terakhir, isu pe...