HAKEKAT STRATEGI BELAJAR MENGAJAR
A.
Pengertian
Strategi Belajar – Mengajar
Menurut Syarif B.,
dkk (2006) strategi secara umum mempunyai pengertian suatu garis-garis besar haluan
untuk bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah ditentukan. Dihubungkan
dengan belajar mengajar, strategi bisa diartikan sebagai pola-pola umum
kegiatan guru anak didik dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar untuk
mencapai tujuan yang telah digariskan. Dengan strategi tersebut menurut Mansyur (1998), guru
mempunyai alternatif pilihan yang mungkin dapat ditempuh agar kegiatan belajar
mengajar itu berlangsung secara teratur, sistematis, terarah, lancar dan
efektif. Menurut Newman dan Logan dalam Mansyur (1998),
Strategi dasar belajar mengajar meliputi empat hal dasar yang dalam konteks
pendidikan dapat dirumuskan dan diartikan sebagai berikut :
1. Mengidentifikasi dan menetapkan
spesifikasi dan kualifikasi perubahan tingkah laku dan kepribadian siswa
peserta didik sebagaimana yang diharapkan.
2. Memilih sistem pendekatan belajar
mengajar berdasarkan aspirasi dan pandangan hidup masyarakat.
3. Memilih dan menetapkan prosedur,
metode, dan teknik belajar-mengajar yang paling tepat, efektif sehingga dapat
dijadikan pegangan guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar.
4. Menetapkan norma-norma dan batas
minimal keberhasilan atau kriteria dan standar keberhasilan sehingga dijadikan
oleh guru dalam melakukan evaluasi hasil kegiatan belajar mengajar, yang
selanjutnya akan dijadikan umpan-balik bagi penyempurnaan system instruksional
yang bersangkutan secara keseluruhan.
Dari
apa yang telah dijabarkan diatas, tergambar ada empat masalah pokok yang sangat
penting yang dapat dan harus dijadikan pedoman dalam pelaksanaan kegiatan
belajar mengajar agar berhasil sesuai dengan yang diharapkan.
B. Hakikat Belajar-Mengajar
Belajar menurut Syaiful Bahri Djamarah
dan Aswan
Zain (2002)
adalah proses perubahan perilaku berkat pengalaman dan latihan. Ini maknanya, tujuan
kegiatan adalah perubahan tingkah laku, baik yang menyangkut pengetahuan, keterampilan maupun sikap; bahkan
meliputi segenap aspek organisasi atau pribadi. Kegiatan belajar mengajar
seperti mengorganisasi pengalaman belajar, mengolah kegiatan belajar mengajar,
menilai proses dan hasil belajar, kesemuanya termasuk dalam cakupan tanggung
jawab guru. Jadi hakikat belajar adalah Perubahan.
Pembelajaran
adalah suatu aktivitas atau proses mengajar dan belajar. Aktivitas ini
merupakan proses dua arah, antara pihak guru dan peserta didik. Dalam UU No.20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan “Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan
sumber belajar pada suatu lingkungan belajar”.
Adapun
kegunaan ataupun tujuan dari belajar menurut Robert M Gagne dalam
Abu Ahmadi dan Joko Tri Prasetya (2005) dapat disimpulkan bahwa dengan
strategi belajar maka diharapkan akan ada hasil berupa :
1. Berkembangnya kemampuan intelektual
siswa : Kemampuan yang memperlihatkan tingkat intelektualitas siswa di mata
pihak lain
2. Berkembangnya kemampuan kognitif
siswa : Kemampuan tentang mengatur ‘cara belajar dan berpikir seseorang.
3. Bertambahnya kemampuan informasi
verbal : Kemampuan menyerap pengetahuan dan arti informasi
4. Meningkatnya keterampilan motorik :
Kemampuan yang erat kaitannya dengan keterampilan fisik.
5. Berkembangnya sikap dan nilai ke
arah yang lebih baik : Kemampuan yang erat kaitannya dengan arah dan intensitas
emosional yang dimiliki seseorang.
Tanpa
adanya proses yang namanya belajar, apa yang menjadi tujuan dan kegunaan dari
hasil belajar itu tidak dapat berjalan secara efisien dan efektif, atau bahkan
belajar tidak menghasilkan perkembangan atau peningkatan apapun pada siswa.
Bahkan bila seorang pendidik salah menyusun strategi belajar, maka bukan tidak
mungkin dapat menurunkan kemampuan yang telah dimiliki sebelumnya.
C. Beberapa Istilah dalam Strategi
Pembelajaran
Beberapa
istilah yang hampir sama dengan strategi yaitu metode, pendekatan, teknik atau
taktik dalam pembelajaran.
1. Metode
Metode
merupakan upaya untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam
kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal. Metode
digunakan untuk merealisasikan strategi yang telah ditetapkan. Strategi
menunjuk pada sebuah perencanaan untuk mencapai sesuatu, sedangkan metode
adalah cara yang dapat digunakan untuk melaksanakan strategi. Dengan demikian
suatu strategi dapat dilaksanakan dengan berbagai metode.
2. Pendekatan (Approach)
Pendekatan
(approach) merupakan titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses
pembelajaran. Strategi dan metode pembelajaran yang digunakan dapat bersumber
atau tergantung dari pendekatan tertentu. Roy Killen (1998) misalnya, mencatat
ada dua pendekatan dalam pembelajaran, yaitu pendekatan yang berpusat pada guru
(teacher-centred approaches) dan pendekatan yang berpusat pada siswa (student-centred
approaches). Pendekatan yang berpusat pada guru menurunkan strategi
pembelajaran langsung (direct instruction), pembelajaran deduktif atau
pembelajaran ekspositori. Sedangkan, pendekatan pembelajaran yang berpusat pada
siswa menurunkan strategi pembelajaran discovery dan inkuiri serta
strategi pembelajaran induktif.
3. Teknik
Teknik
adalah cara yang dilakukan seseorang dalam rangka mengimplementasikan suatu
metode. Misalnya, cara yang harus dilakukan agar metode ceramah berjalan
efektif dan efisien. Dengan demikian, sebelum seseorang melakukan proses
ceramah sebaiknya memperhatikan kondisi dan situasi. Misalnya, berceramah pada
siang hari setelah makan siang dengan jumlah siswa yang banyak tentu saja akan
berbeda jika ceramah itu dilakukan pada pagi hari dengan jumlah siswa yang
terbatas.
4. Taktik
Taktik
adalah gaya seseorang dalam melaksanakan suatu teknik atau metode tertentu. Taktik
sifatnya lebih individual, walaupun dua orang sama-sama menggunakan metode ceramah
dalam situasi dan kondisi yang sama, sudah pasti mereka akan melakukannya
secara berbeda, misalnya dalam taktik menggunakan ilustrasi atau menggunakan
gaya bahasa agar materi yang disampaikan mudah dipahami.
Dari
penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa suatu strategi pembelajaran
sedangkan bagaimana menjalankan strategi itu dapat ditetapkan berbagai metode
pembelajaran. Dalam upaya menjalankan metode pembelajaran guru dapat menentukan
teknik yang dianggapnya relevan dengan metode, dan penggunaan teknik itu setiap
guru memiliki taktik yang mungkin berbeda antara guru yang satu dengan yang
lain.
D. Jenis- Jenis Strategi
Pembelajaran
Rowntree (1974) mengelompokkan strategi pembelajaran ke
dalam strategi penyampaian penemuan atau exposition-discovery
learning, dan strategi pembelajaran kelompok dan strategi pembelajaran
individual atau groups-individual
learning.
1. Strategi exposition, bahan pelajaran disajikan kepada siswa
dalam bentuk jadi dan siswa dituntut untuk menguasai bahan tersebut. Roy killen
menyebutkan dengan strategi pembelajaran langsung(direct instruction), sebab
dalam strategi ini, materi pelajaran disajikan begitu saja kepada siswa; siswa
tidak dituntut untuk mengolahnya. Kewajiban siswa adalah menguasai secara
penuh. Dengan demikian, dalam strategi ekspositori guru berfungsi sebagai
penyampai informasi.
a. Berbeda dengan strategi
discovery .Dalam strategi ini bahan pelajaran dicari dan ditemukan sendiri oleh
siswa melalui berbagai aktivitas, sehingga tugas guru lebih banyak sebagai
fasilitator dan pembimbing bagi siswanya.Karena sifatnya yang demikian strategi
ini sering juga dinamakan strategi pembelajaran tidak langsung.
2. Strategi pembelajran individual dilakukan oleh siswa
secara mandiri. Kecepatan, kelambatan dan keberhasilan pembelajaran siswa
sangat ditentukan oleh kemampuan individu siswa yang bersangkutan. Bahan
pelajaran serta bagaimana mempelajarinya didesain untuk belajae sendiri. Contoh
dari strategi pembelajaran ini adalah belajar melalui modul, atau belajar
bahasa melalui kaset audio.
3. Strategi pembelajaran kelompok. Sekelompok siswa
diajar oleh seorang atau beberapa orang guru. Bentuk belajar kelompok itu bisa
dalam pembelajaran kelompok besar atau pembelajaran klasikal; atau bisa juga
siswa belajar dalam kelompok-kelompok
kecil semacam buzz group. Strategi
kelompok tidak memperhatikan kecepatan belajar individual. Setiap individu
dianggap sama. Oleh karena itu, belajar dalam kelompok dapat terjadi siswa yang
memiliki kemampuan tinggi akan terhambat oleh siswa yang mempunyai kemampuan
biasa-biasa saja ; sebaliknya siswa yang memiliki kemampuan kurang akan merasa
tergusur oleh siswa yang mempunyai kemampuan tinggi.
Ditinjau dari cara penyajian dan cara pengolahannya,
strategi pembelajaran dapat dibedakan antara strategi pembelajaran deduktif dan
strategi pembelajaran induktif.
1. Stategi pembelajaran deduktif adalah strategi
pembelajaran yang dilakukan dengan mempelajari konsep-konsep terlebih dahulu
untuk kemudian dicari kesimpulan dan ilustrasi-ilustrasi ; atau bahan pelajaran
yang dipelajari dimulai dari hal-hal yang abstrak, kemudian secara
perlahan-lahan menuju hal yang konkret. Strategi ini disebut juga strategi pembelajaran
dari umum ke khusus.
2. Strategi pembelajaran induktif. Pada strategi ini
bahan yang dipelajari dimulai dari hal-hal yang konkret atau contoh-contoh yang
kemudian secara perlahan siswa dihadapkan pada materi yang kompleks dan sukar.
Strategi ini kerap dinamakan strategi pembelajaran dari khusus ke umum.
Berdasarkan direktorat tenaga kependidikan, paling
tidak ada 3 jenis strategi yang berkaitan dengan pembelajaran, yakni:
1. Strategi pengorganisasian pembelajaran.
Reigeluth,
Bunderson, dan Meril (1997) menyatakan strategi mengorganisasi isi pelajaran
disebut sebagai struktural strategi, yang mengacu pada cara untuk membuat
urutan dan mensintesis fakta, konsep, prosedur dan prinsip yang berkaitan.
Strategi
pengorganisasian, lebih lanjut dibedakan menjadi dua jenis, yaitu strategi
mikro dan strategi makro. Startegi mikro mengacu kepada metode untuk
pengorganisasian isi pembelajaran yang berkisar pada satu konsep, ataup rosedur
atau prinsip. Strategi makro mengacu kepada metode untuk mengorganisasiisi
pembelajaran yang melibatkan lebih dari satu konsep atau prosedur atau prinsip.
Strategi
makro berurusan dengan bagaimana memilih, menata urusan,membuat sintesis dan
rangkuman isi pembelajaran yang saling berkaitan. Pemilihan isi berdasarkan
tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, mengacu pada penentapan konsep apa yang
diperlukan untuk mencapai tujuan itu. Penataan urutan isi mengacu pada
keputusan untuk menata dengan urutan tertentu konsep yang akan diajarkan.
Pembuatan sintesis diantara konsep prosedur atau prinsip. Pembauatn rangkuman
mengacu kepada keputusan tentang bagaimana cara melakukan tinjauan ulang konsep
serta kaitan yang sudah diajarkan.
2. Strategi penyampaian pembelajaran
Strategi
penyapaian isi pembelajaran merupakan komponen variabel metode untuk
melaksanakan proses pembelajaran.
Fungsi strategi penyampaian pembelajaran
adalah:
1. Menyampaikan isi
pembelajaran kepada pebelajar
2. Menyediakan informasi
atau bahan-bahan yang diperlukan pebelajar untuk menampilkan unjuk kerja
3. Strategi pengelolaan pembelajaran
Strategi
pengelolaan pembelajaran merupakan komponen variabel metode yang berurusan
dengan bagaimana menata interaksi antara pebelajar dengan variabel metode
pembelajaran lainnya. Strategi ini berkaitan dengan pengambilan keputusan
tetang strategi penyampaian yang digunakan selama proses pembelajaran. Paling
tidak, ada 3 klasifikasi penting variabel strategi pengelolaan, yaitu
penjadwalan, pembuatan catatan kemajuan belajar siswa, dan motivasi.
TEORI-TEORI BELAJAR
Belajar
merupakan suatu proses usaha sadar yang dilakukan oleh individu untuk suatu
perubahan dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak memiliki sikap menjadi
bersikap benar, dari tidak terampil menjadi terampil melakukan sesuatu. Belajar
tidak hanya saja dilakukan dibangku Sekolah tetapi belajar dapat dilakukan
dimanapun dan kapapun, belajar tidak hanya memberi informasi atau menyampaikan
informasi tetapi dengan adanya belajar diharapkan individu tersebut memahami
informasi yang akan disampaikan begitu juga informasi yang diterimanya.
Aliran
teori-teori belajar yang dipakari oleh psikolog, antara lain :
- Teori Belajar Behavioristik : Yang berasal dari Behavior yang artinya tingkah laku. Semakin seseorang diberikan penguatan dalam belajar, ia akan semakin menunjukkan tingkah laku yang sesuai dengan informasi yang ia dapatkan. Bila teori behavioristik inidikaitkan dengan pembelajaran, tingkahlaku ini merupakan wujud capaian atau hasil belajar. Teori behavioristik mulanya, teori belajar psikologi yang muncul sejak 1940-an sampai sampai dengan awal 1950 dan John B. Watson dianggap sebagai pelapor.
- Teori Belajar Kognitif : Yang berarti berfikir, arti dari kognitif itu sendiriadalah tindakan mengenal atau memikirkan situasi dimana tingkah laku itu terjadi. Bila teori kognitif ini dikaitkan dengan pembelajaran, dengan kognitif semua melibatkan pikiran karena dengan belajar individu tersebut sengan memikirkan sesuatu untuk merubah tingkah laku yang terjadi, lebih menekankan pada perkembangan berfikir peserta didik. Adapun ciri-ciri pembelajaran kognitif, antara lain sebagai berikut : Dalam proses pembelajaran lebih menghendaki pada pengertian dari pada hafalan, hukuman dan ganjaran dan juga dalam pembelajaran lebih menggunakan insting untuk memecahkan masalah. Teori kognitif memiliki banyak kelompok aliran yang diplopori oleh para psikolog, diantaranya yaitu teori belajar Gestalt, teori belajar Cognitive Field dan teori belajar Cognitive Developmental. Pakar teori Kognitif ini lebih terkenal yaitu John Piaget dan Vigotsky.
- Teori Belajar Humanistik : Human yang berarti manusia, teori ini adalah suatu teori dalam pembelajaran yang mengedepankan bagaimana memanusiakan manusia. Dalam pembelajaran lebih mengutamakan pengembangan potensi diri peserta didik, dalam teori ini belajar dianggap berhasil jika peserta didik memahami lingkungannya dan dirinya sendiri. Teori belajar ini berusaha memahami perilaku belajar dari sudut pandang pelakunya, bukan dari sudut pandang pengamatnya. Tokoh-tokoh Teori Belajar Humanistik antara lain : Abraham maslow, Arthur Combs, Carl Ransom Rogers.
- Teori Belajar Kontruktivistik : Kontruktif yang berarti bersifat membangun. Dalam pembelajaran pada dasarnya pengetahuan atau informasi dibangun oleh peserta didik sedikit demi sedikit, yang hasilnya akan diperoleh informasi secara utuh atau penuh. Pengetahuan memberi makna melalui pengalaman-pengalaman yang nyata dan hanya bisa didaptkan dengan belajar. Dengan teori konstruktivisme siswa dapat berfikir untuk menyelesaikan masalah, mencari ide dan membuat keputusan.
- Teori Belajar Gestalt : Teori belajar gestalt merupakan teori belajar kognitif yang dikemukakan dan dikembangkan oleh Max Wertheimer, seorang psikolog Jerman. Tokoh lainnya yang berperan penting dalam teori ini Max Wertheimer, mengemukakan lima hukum dari hasil penelitian yang dilakukannya. Kelima hukum tersebut dapat diimplementasikan dalam kegiatan belajar mengajar, khususnya untuk pendidikan anak usia dini, antara lain : Pengalaman, Pembelajaran yang bermakna, Perilaku, Prinsip dan Transfer dalam belajar.
Kesimpulan
Dari uraian yang telah dijabarkan dalam BAB II maka dapat
ditarik kesimpulan strategi diartikan
sebagai pola-pola umum kegiatan guru anak didik dalam perwujudan kegiatan
belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah digariskan. Istilah yang hampir sama dengan
strategi yaitu metode, pendekatan, teknik atau taktik dalam pembelajaran. Jadi strategi
belajar mengajar adalah pola yang dilakukan seorang guru dan siswanya dalam
menjalankan kegiatan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Hakikat
belajar mengajar adalah proses perubahan tingkah laku, peningkatan keterampilan
yang dimiliki siswa serta kemampuan pengetahuan siswa menjadi lebih.
Pembelajaran
adalah suatu aktivitas atau proses mengajar dan belajar. Aktivitas ini
merupakan proses dua arah, antara pihak guru dan peserta didik. Ada 3 jenis strategi
yang berkaitan dengan pembelajaran, berdasarkan direktorat tenaga kependidikan,
yakni: Strategi
pengorganisasian pembelajaran. Strategi penyampaian
pembelajaran. Strategi pengelolaan pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu dan Joko Tri Prasetya. Strategi
Belajar Mengajar. Bandung: Setia. 2006
Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan
Zain. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta,. 2002.
Mansyur, H. Strategi Belajar Mengajar.
Modul Perkuliahan Kerjasama Ditjen Pembinaan Kelembagaan Agama Islam Dan
Universitas Terbuka (UT). 1998.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar